8 Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah
tangan keduanya. Q.s. al-Mâidah: 38
yang mengganti: aydiyahumâ tangan-tangan keduanya, dengan:
aymânahumâ bagian [tangan atau kaki] kanan keduanya.
8
Jadi penggantian, penambahan atau yang sejenis dari bacaan-bacaan
tersebut tidak layak disebut al-Quran, bahkan disebut hadits Nabawi juga tidak boleh, karena bacaan-bacaan tersebut telah dinisbatkan
kepada pembacanya. Maka, ia tidak lebih dari sekedar tafsir, atau pandangan bagi orang yang menetapkannya. Mengenai batasan
terakhir: dinilai beribadah ketika membacanya telah mengeluarkan hadits
Qudsi, meski ia dinisbatkan kepada Allah. Sebab, membacanya tidak bernilai ibadah, sebagaimana yang akan dijelaskan kemudian
.
2. Beda al-Quran dengan Hadits dan Hadits Qudsi
Pada dasarnya, al-Quran dan hadits, masing-masing merupakan wahyu dari Allah. Karena itu, masing-masing harus
diyakini bersumber dari Allah. Bedanya, al-Quran bersumber dari Allah, baik makna maupun lafadznya, namun tidak dengan hadits.
Hadits hanya maknanya yang bersumber dari Allah, sedangkan lafadznya bersumber dari Rasulullah saw. Meski demikian, seorang
Muslim wajib mengimani, bahwa al-Quran dan hadits, sama-sama merupakan wahyu dari Allah SWT.
]
ﻯَﻮَﻬْﻟﺍ ِﻦَﻋ ُﻖِﻄْﻨَﻳ ﺎَﻣَﻭ 3
ﻰَﺣﻮُﻳ ٌﻲْﺣَﻭ ﱠﻻِﺇ َﻮُﻫ ْﻥِﺇ 4
[ dan tiadalah yang diucapkannya itu Al Quran menurut kemauan
hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya.
Q.s. an-Najm: 3-4
2.1. Realitas Hadits dan Hadits Qudsi
8
AsSuyûthi, adDurr alMantsûr, Dâr alFikr, Beirut, t.t., juz II, hal. 523.
9 Sebagaimana yang didefinisikan oleh para ulama, bahwa apa
yang dinukil dari Nabi saw., baik dalam bentuk perkataan, perbuatan maupun pembenaran
taqrîr adalah hadits. Namun, hadits tersebut kadang dinisbatkan kepada Nabi, sehingga disebut
Hadits Nabawi, dan kadang dinisbatkan kepada dzat yang Qudus, sehingga disebut
Hadits Qudsi. Perkataan yang dikeluarkan dari Nabi saw. dianggap
sebagai hadits nabawi. Misalnya, sabda Nabi saw.
َﺭﺎﱠﻨﻟﺍ ِﺞِﻠَﻳ ﱠﻲَﻠَﻋ ْﺏِﺬْﻜَﻳ ْﻦَﻣ ُﻪﱠﻧِﺈَﻓ ﱠﻲَﻠَﻋ ﺍﻮُﺑِﺬْﻜَﺗ َﻻ
Janganlah kamu cuba mendustakanku, kerana sesungguhnya orang yang mendustakanku, akan dimasukkan ke dalam api Neraka.
9
Namun, jika perkataan tersebut dinisbatkan kepada Allah Azza wa Jalla, maka para ulama menyebutnya dengan istilah hadits
qudsi. Ini, misalnya, seperti sabda Nabi saw. sebagaimana yang
diriwayatkan dari Tuhannya, bahwa Dia berfirman:
َﻨ ْﻴَﺑ ُﻪ ُﺘْﻠَﻌَﺟَﻭ ﻲ ِﺴْﻔَﻧ ﻰ َﻠَﻋ َﻢ ْﻠﱡﻈﻟﺍ ُﺖ ْﻣﱠﺮَﺣ ﻲ ﱢﻧِﺇ ﻱِﺩﺎ َﺒِﻋ ﺎ َﻳ ْﻢُﻜ
ُﻪ ُﺘْﻳَﺪَﻫ ْﻦ َﻣ ﱠﻻِﺇ ﱞﻝﺎ َﺿ ْﻢ ُﻜﱡﻠُﻛ ﻱِﺩﺎ َﺒِﻋ ﺎ َﻳ ﺍﻮُﻤَﻟﺎ َﻈَﺗ َﻼ َﻓ ﺎ ًﻣﱠﺮَﺤُﻣ ُﻪ ُﺘْﻤَﻌْﻃَﺃ ْﻦ َﻣ ﱠﻻِﺇ ٌﻊِﺋﺎ َﺟ ْﻢ ُﻜﱡﻠُﻛ ﻱِﺩﺎ َﺒِﻋ ﺎ َﻳ ْﻢُﻛِﺪ ْﻫَﺃ ﻲِﻧﻭُﺪْﻬَﺘ ْﺳﺎَﻓ
ُﻪُﺗْﻮ َﺴَﻛ ْﻦ َﻣ ﱠﻻِﺇ ٍﺭﺎ َﻋ ْﻢ ُﻜﱡﻠُﻛ ﻱِﺩﺎَﺒِﻋ ﺎَﻳ ْﻢُﻜْﻤِﻌْﻃُﺃ ﻲِﻧﻮُﻤِﻌْﻄَﺘْﺳﺎَﻓ َﻓ
ِﺭﺎَﻬﱠﻨﻟﺍَﻭ ِﻞْﻴﱠﻠﻟﺎِﺑ َﻥﻮُﺌِﻄْﺨُﺗ ْﻢُﻜﱠﻧِﺇ ﻱِﺩﺎَﺒِﻋ ﺎَﻳ ْﻢُﻜُﺴْﻛَﺃ ﻲِﻧﻮُﺴْﻜَﺘْﺳﺎ ﻱِﺩﺎَﺒِﻋ ﺎَﻳ ْﻢُﻜَﻟ ْﺮِﻔْﻏَﺃ ﻲِﻧﻭُﺮِﻔْﻐَﺘْﺳﺎَﻓ ﺎًﻌﻴِﻤَﺟ َﺏﻮُﻧﱡﺬﻟﺍ ُﺮِﻔْﻏَﺃ ﺎَﻧَﺃَﻭ
ﻲ ِﻌْﻔَﻧ ﺍﻮ ُﻐُﻠْﺒَﺗ ْﻦ َﻟَﻭ ﻲِﻧﻭﱡﺮ ُﻀَﺘَﻓ ﻱﱢﺮ َﺿ ﺍﻮ ُﻐُﻠْﺒَﺗ ْﻦ َﻟ ْﻢ ُﻜﱠﻧِﺇ ﻲِﻧﻮُﻌَﻔْﻨَﺘَﻓ
Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezaliman terhadap diri-Ku, dan Aku juga menjadikannya haram di
antara kalian, maka janganlah kalian saling mezalimi. Wahai hamba-Ku, masing-masing kalian itu tersesat, kecuali orang yang aku
beri hidayah. Maka, mintalah hidayah kepada-Ku, pasti Aku akan
9
AlBukhari, Shah îh, Kitab alIlm, hadits no. 103.
10 memberikan hidayah kepada kalian. Wahai hamba-Ku, setiap kalian
lapar, kecuali orang yang Aku beri makan. Maka, mintalah makan kepada-Ku, pasti Aku akan memberi kalian makanan. Wahai
hamba-Ku, masing-masing kalian itu telanjang, kecuali orang yang Aku beri pakaian. Maka, mintalah kalian pakaian kepada-Ku,
pasti Aku akan memberi kalian pakaian. Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian masing-masing itu melakukan kesalahan di siang
dan malam hari, dan Aku akan mengampuni segala dosa, maka mintalah ampunan kepada-Ku, pasti Aku akan mengampuni kalian.
Wahai hamba-Ku, sesunggunya kalian tidak akan bisa menandingi bahaya yang Aku ciptakan, sehingga kalian bisa membahayakan-Ku,
dan kalian tidak akan bisa menandingi manfaat yang Aku ciptakan, sehingga kalian harus memanfaatkan-Ku.
10
Dengan menganalisis teks hadits qudsi dan hadits nabawi, dengan nampak adanya kesamaan gaya bahasa. Masing-masing juga
menggunakan lafadz dan redaksi Nabi saw. baik hadits nabawi maupun hadits qudsi, semunya levelnya sama, meski salah satunya
dinisbatkan kepada Allah. Karenanya, penisbatan ini tidak menjadikan hadits qudsi secara otomatis naik levelnya menyamai al-
Quran.
2.2. Perbedaan al-Quran dengan Hadits Qudsi