Lingkungan Belajar Kajian Teoretik
antara oang tua dan anak serta pandangan keluarga mengenai pendidikan sekolah.
Sikap siswa sendiri menentukan apakah kondisi intern akan menguntungkan belajar atau menghambatnya. Misalnya pada umumnya
berlaku bahwa taraf kemampuan ekonomi keluarga yang tinggi akan menguntungkan bagi belajar anak, karena kebutuhan anak dalam
menjaga kesehatan jasmani dan perlengkapan alat-alat belajar dapat dipenuhi. Sebaliknya siswa yang berasal dari keluarga yang berstatus
ekonomi rendah itu akan mengalami kekurangan dalam perlengkapan alat-alat belajar sehingga akan sulit untuk belajar secara maksimal.
Namun juga ada anak-anak yang ekonominya kurang dalan keluarga akan terpacu untuk belajar karena adanya keinginan maju.
Namun pada dasarnya dalam lingkungan keluarga, baik itu dalam keluarga yang ekonomi baik dan buruk bukanlah hal yang pokok dalam
mempengaruhi prestasi belajar anaknya. Disamping itu perhatian dari pihak-pihak keluarga yang terkait dalam mendorong belajar anak
sangatlah penting, dan juga hubungan dalam keluarga yang harmonis dan adanya komunikasi antar keluarga tersebut berpengaruh dalam
menunjang keberhasilan anak dalam belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar yang
berpengaruh terhadap prestasi belajar dalam lingkungan keluarga menurut Roestiyah, 1982:159 adalah sebagai berikut:
20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 Cara mendidik
Orang tua yang memanjakan anaknya, maka setelah anak sekolah akan menjadi siswa yang kurang bertanggung jawab dan
takut menghadapi tantangan kesulitan. Orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap anaknya dalam
perkembangan belajar. Untuk itu perlu adanya dorongan dan semangat dari orang tua supaya anak dapat belajar dengan
semaksimal mungkin. 2 Suasana keluarga
Hubungan antara keluarga yang kurang harmonis menimbulkan suasana yang kaku, kurang komunikatif di dalam
keluarga. Hal ini menyebabkan anak kurang semangat dalam belajar. Untuk itu dalam keluarga yang menyenangkan, akrab,
dan penuh kasih sayang, anak akan termotivasi yang mendalam pada anak dalam hal belajar.
Situasi dan kondisi dalam keluarga akan sangat mempengaruhi kegiatan-kegiatan anak dalam belajar. Untuk itu
dalam kondisi yang ada dalam keluarga sebaiknya dapat menciptakan suasana yang tenang pada saat anak belajar di
rumah. 3 Pengertian orang tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. Apabila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas
21 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan dorongannya,
membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah, memberikan kasih sayang, selalu memperhatikan hasil-
hasil belajar di sekolah. Kalau perlu menghubungi gurunya untuk mengetahui perkembangan anaknya
4 Keadaaan sosial ekonomi keluarga
Anak belajar memerlukan sarana-sarana dalam menunjang belajar yang kadang-kadang harganya mahal. Bila keadaan
ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan hal ini menjadi penghambat anak dalam belajar. Namun, bila keadaan sosial
ekonomi keluarga terpenuhi, hal ini anak tidak akan mengalami kendala-kendala dalam belajar sehingga anak akan dapat belajar
dengan senang. Selain itu anak akan merasa senang mendapatkan uang saku dari orang tuanya sehingga anak dapat belajar lebih
semangat. 5
Latar belakang kebudayaan Hal ini dimaksudkan adalah tingkat pendidikan dan
kebiasaan di dalam keluarga akan mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Seorang anak yang orang tuanya memiliki
pendidikan yang tinggi biasanya anak akan lebih cenderung memiliki semangat belajar yang tinggi karena orang tua akan
22 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
selalu menekankan anaknya dapat sekolah sesuai keinginan orang tuanya.
b. Lingkungan Sekolah
Kemampuan belajar yang dimiliki manusia merupakan bekal yang membuka kesempatan luas untuk memperkaya diri dalam hal
pengetahuan dan berkebudayaan. Karena manusia mampu untuk belajar maka dia berkembang mulai dari saat lahir sampai mencapai umur tua.
Berdasarkan kesadaran tentang peranan belajar dalam kehidupan anak didik, masyarakat telah mendirikan suatu lembaga yang mendampingi
anak dalam belajar dan menyalurkan pengalaman-pengalaman belajar sedemikian rupa, sehingga menghasilkan corak perkembangan yang
diharapkan. Lembaga tersebut disebut sekolah W.S Winkel, 2004:28- 29.
Pendidikan di sekolah sebagai dari pemenuhan akan pentingnya pendidikan, sekolah tidak hanya terdiri dari gedung saja melainkan juga
sarana dan prasarana lain yang menunjang pendidikan. Sekolah merupakan tempat anak didik belajar, mempelajari sejumlah materi
pelajaran. Oleh karena itu harus diciptakan lingkungan sekolah yang benar-benar dapat mendukung anak untuk belajar.
Faktor gedung sekolah dan letaknya turut menentukan tingkat keberhasilan siswa. Letak gedung sekolah yang dekat dengan jalan raya
ataupun dekat dengan tempat pariwisata misalnya dapat mengganggu 23
proses belajar siswa. Disamping itu juga dapat mempengaruhi tingkah laku siswa. Muhibbin Syah, 1995:138.
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang
siswa. Para guru selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam
hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa Muhibbin Syah
1995:138. Terutama dalam belajar di sekolah, peranan guru dalam cara
mengajarnya merupakan hal yang penting karena bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimilikinya dan
bagaimana cara mengajarkan pengetahuan atau pelajaran kepada para siswa ini dapat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa yang berpengaruh terhadap prestasi siswa menurut Roestiyah, 1982:159-162
adalah sebagai berikut: 1
Interaksi guru dan murid Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara
menyeluruh akan menyebabkan proses belajar mengajar di kelas kurang lancar. Hal ini juga siswa akan merasa jauh dengan gurunya
karena disebabkan komunikasi guru dengan muridnya kurang baik, 24
sehingga siswa akan kurang berpartisipasi secara aktif dalam belajarnya.
Untuk itu interaksi antara guru dan muridnya sangat penting agar dapat mudah untuk berkmunikasi. Seorang siswa tidak akan
ragu-ragu untuk bertanya pada guru apabila mengalami kesulitan. 2
Cara penyajian Guru yang lama biasanya mengajar dengan metode ceramah
saja, sehingga siswa akan mengalami bosan, kurang simpatik, pasif, kurang semangat. Untuk itu seorang guru harus memiliki alternatif-
alternatif yang lain yang dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan memotivasi siswa untuk memiliki semangat belajar
sebagai berikut: guru mampu menjelaskan berbagai informasi secara jelas, dan terang, mendorong siswa untuk berpartisipasi,
memonitoring dan mendatangi siswa, melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar-mengajar di kelas.
3 Hubungan antar murid
Hubungan antar murid sangat penting dalam mendukung kegiatan belajar mengajar di kelas. Untuk itu diperlukan suasana
kelas yang kondusif dari antara murid supaya dapat belajar bersama- sama dan dapat mewujudkan suasana yang tenang, tenteram dan
dapat hidup bergotong-royong dalam belajar bersama di kelas maupun di luar kelas sebagai contoh dengan membentuk kelompok
belajar. 25
4 Media pendidikan
Siswa sangat memerlukan alat-alat yang membantu memperlancar proses belajar mengajar di sekolah seperti buku-buku
yang ada di perpustakaan, laboratorium, OHP Overhead Projector dan sebagainya. Kebanyakan sekolah-sekolah yang kurang memiliki
media pendidikan menyebabkan kualitas sekolah juga kurang berkualitas.
5 Kurikulum
Kurikulum dalam arti luas adalah program pendidikan nasional, program kerja sekolah, silabi untuk masing-masing bidang studi,
petunjuk pelaksanaan pengajaran dan evaluasi belajar. Pengertian dalam arti yang lebih terbatas yaitu program kerja sekolah dan silabi
pengajaran untuk masing-masing bidang studi Winkel 1987:127- 128.
Sistem instruksional sekarang menghendaki proses belajar mengajar yang mementingkan kebutuhan anak oleh karena itu guru
perlu mendalami siswa dengan baik seperti membuat perancanaan yang detail agar dapat melayani atau mempersiapkan anak dalam
belajar secara menyeluruh. Selain itu kurikulum dapat mempersiapkan guru dalam mengajar secara matang.
6 Waktu sekolah
Dalam melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah dalam waktu yang efektif untuk belajar sebaiknya dimulai pada pagi hari,
26 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dimana pikiran anak masih segar dan kondisi anak masih baik. Selain itu anak diberi jam waktu untuk istirahat agar dapat
memulihkan pikiran dan tenaganya kembali. 7
Pelaksanaan disiplin Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin masih kurang
sehingga mempengaruhi anak dalam belajar. Sekolah kurang memilki rasa tanggung jawab terhadap tata tertib yang ada di
sekolah. Untuk itu pihak sekolah harus mengawasi pelaksanaan peraturan-peraturan sekolah agar ditaati oleh para siswa dan
memiliki rasa disiplin yang kuat. 8
Keadaan gedung Sebaiknya sekolah dalam pembangunan gedung harus memenuhi
syarat-syarat sekolah yang baik seperti luas kelas, kebersihan dan penerangan yang cukup agar dalam proses belajar mengajar di kelas
nyaman. 9
Metode belajar Banyak metode belajar yang digunakan di kelas dalam
menyampaikan materi pelajaran terhadap para siswa. Supaya mengena dalam proses belajar-mengajar, maka metode pembelajaran
perlu dipilih dengan tepat dan bervariasi. Tidak semua metode pembelajaran tepat untuk semua waktu, kondisi dan bidang. Untuk
itu dalam proses belajar belajar-mengajar dalam kelas, seorang guru harus dapat menggunakan metode belajar yang tepat dan bervariatif
27 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
supaya siswa dapat belajar dengan semangat dan tidak membosankan, siswa dapat berperan aktif dalam proses belajar di
kelas. Metode belajar yang lazim dipakai di sekolah sebagi berikut: metode ceramah, metode demontrasi, metode diskusi, metode
kelompok, metode studi kasus, metode permainan dan sebagainya Davies 1987:233-247.
10 Tugas rumah
Guru memberikan tugas di rumah kepada muridnya tujuannya adalah agar murid dapat belajar mandiri di rumah.
Proses belajar mengajar di sekolah juga tidak lepas cukup tidaknya alat-alat pelajaran yang tersedia di sekolah. Sekolah yang cukup
memiliki peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar yang kemudian ditambah dengan cara mengajar yang baik oleh guru-
gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu akan mempermudahkan dan mempercepat belajar anak Ngalim Purwanto,
1990:104. Hal lain yang mempengaruhi hasil belajar di sekolah adalah
lingkungan kelas yang di mana hubungan antar teman tercipta secara harmonis dan dapat mendukung proses belajar para siswa. Selain itu
dalam lingkungan kelas harus mampu memenuhi persyaratan kelas yang ideal seperti: kebersihan, ruangan yang luas dan nyaman, penerangan
yang cukup dan lain-lain. 28
c. Lingkungan Masyarakat
Siswa hidup di masyarakat, hal ini dikarenakan siswa merupakan bagian dari warga masyarakat sekitar tempat tinggal. Oleh karena itu
siswa menjalin hubungan dengan anggota masyarakat yanng lainnya. Hubungan tersebut terjadi dengan teman sebaya, orang yang lebih tua
maupun orang lebih muda. Menurut Roestiyah 1982:162. Anak perlu bergaul dengan anak lain untuk mengembangkan sosialisasinya. Tetapi
perlu dijaga jangan sampai mendapat teman yang bergaul yang buruk dalam bergaul di masyarakat. Perbuatan yang tidak baik mudah menular
pada orang lain, maka perlu dikontrol dengan siapa mereka bergaul. Siswa banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga.
Lingkungan keluarga itu sendiri merupakan bagian dari masyarakat. Komunikasi dengan anggota masyarakat lainnya dapat memberi
pengaruh yang baik atau pengaruh yang buruk bagi siswa. Pergaulan yang salah dapat mengakibatkan siswa lupa atas tanggung jawabnya
sendiri sebagai seorang pelajar. Hal demikian ditegaskan oleh Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru
1995:138 yang mengatakan bahwa kondisi masyarakat di lingkungan yang kumuh dan serba kekurangan dan terdapat anak-anak penganggur
dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Dalam kondisi masyarakat yang demikian jika anak tidak berhati-hati dalam pergaulannya anak
dapat melupakan tugas sebagai pelajar. 29
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa yang berpengaruh terhadap prestasi siswa menurut Roestiyah, 1982:159-162
adalah sebagai berikut: 1
Mass Media Banyak bacaan berupa buku-buku, novel, majalah yang
kurang dipertanggungjawabkan secara pendidikan kadang-kadang membuat anak asyik membaca buku bukan buku pelajaran
sehingga anak akan lupa tugas belajarnya. Selain itu semakin maraknya perkembangan teknologi yang semakin modern seperti
televisi, radio, internet yang kurang menguntungkan dalam dunia pendidikan membuat anak berkurang dalam belajar.
Selain itu adanya media massa juga dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang luas terhadap anak sebagai
pelajar, sehingga anak dapat mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2 Teman bergaul
Anak memang perlu bergaul dengan anak yang lain di lingkungan masyarakat sekitar untuk mengembangkan
sosialisasinya tetapi dalam pergaulannya perlu dijaga supaya dalam pergaulan dengan temannya dapat membatasi dan
mengontrol dengan siapa mereka bergaul sehingga tidak mengganggu kegiatan lain.
30 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 Kegiatan lain
Disamping belajar di rumah anak mempunyai kegiatan- kegiatan di luar sekolah seperti olah raga, bermain drama, kumpul
bersama teman-teman dan sebagainya. Hal itu perlu diawasi dan dibatasi agar jangan sampai anak melupakan kewajiban untuk
belajar. 4
Cara hidup lingkungan Cara hidup bertetangga di sekitar rumah dimana anak itu
tinggal, besar pengaruhnya pada pertumbuhan anak, misalnya di lingkungan sekitar memiliki jam belajar malam maka secara
otomatis anak tersebut akan dapat belajar sesuai jam belajar masyarakat. Selain itu suasana di lingkungan masyarakat dapat
mendukung anak rajin belajar maka anak tersebut memiliki kesadaran untuk belajar sendiri.
Sementara itu di masyarakat yang lingkungan anak-anaknya rajin belajar dapat menjadi daya dorong terhadap siswa yang lain untuk
belajar. Hal demikian ditegaskan oleh Roestiyah 1982:163 yang mengatakan bahwa di lingkungan yang anak-anakya rajin belajar,
kemungkinan besar anak akan terpengaruh untuk rajin belajar tanpa disuruh. Anak akan merasa malu jika mendapat prestasi rendah terhadap
teman-teman di sekitar mendapatkan prestasi yang tinggi yang kemudian dari pihak orang tua juga merasa malu dengan kemampuan
31 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
anaknya. Oleh karena itu anak akan berusaha untuk bersaing dengan belajar yang rajin agar tidak ketinggalan dengan teman-temannya.
Biasanya dalam lingkungan masyarakat yang aman damai dan tidak ada gangguan yang yang berarti dalam proses belajar di masyarakat
akan mendukung siswa untuk belajar secara optimal yang memperoleh prestasi belajar siswa tinggi pula. Sebagai contoh diberlakukannya jam
belajar masyarakat secara menyeluruh ke setiap masyarakat ini akan membuat para pelajar akan merasa memiliki kewajiban sebagai pelajar
untuk belajar sesuai dengan jam belajar malam di masyarakat. Hal ini akan mendorong agar selama jam belajar di masyarakat, para pelajar
tidak main-main dan tidak menyia-nyiakan waktu. Jam belajar masyarakat tersebut harus didukung penuh oleh setiap anggota
masyarakat, keluarga dan juga dari pihak para pelajar yang ada dalam masyarakat.