Disiplin Belajar Kajian Teoretik

ini dimaksudkan adalah seseorang siswa atau pelajar dapat memiliki sikap-sikap yang dapat mendukung atau membantu dalam usaha belajar misalnya membuat jadwal jam belajar, datang ke sekolah tepat waktu, menaati peraturan-peraturan yang ada di sekolah. Pelaksanaan pedoman-pedoman yang baik dalam usaha belajar dengan disertai disiplin akan membuat peserta didik mempunyai cara belajar yang baik. Siswa akan belajar setiap hari secara teratur hanya mungkin dijalankan apabila peserta didik mempunyai disiplin untuk menaati rencana kerja tertentu. Dalam sikap disiplin belajar dapat dilakukan dengan pengawasan diri dalam belajar. Hal ini supaya seorang siswa dapat benar-benar melakukan tindakan belajar tanpa ada pengaruh dari luar seperti guru, orang tua dan pihak lain. Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan oleh siswa adalah sebagai berikut mempersiapkan diri belajar untuk hari esok, memperhatikan pelajaran di kelas dan mencatat hal-hal yang belum dimengerti, mampu menyelesaikan tugas sekolah sendiri tanpa orang lain. Sikap disiplin yang dilakukan oleh siswa selain dapat memiliki kecakapan atau ketrampilan dalam mengenai cara belajar yang baik akan dapat melatih dalam proses ke arah pembentukan watak yang baik sehingga terbentuk pribadi yang luhur The Liang Gie, 1979:51. Siswa akan dapat melakukan kebiasaan-kebiasaan sehari-hari secara teratur dalam membagi waktu antara bermain, bekerja dan belajar. 16 Cara belajar yang baik adalah suatu kecakapan yang dapat dimiliki oleh setiap orang dengan cara latihan-latihan. Keteraturan dan kedisiplinan harus ditanam dan dikembangkan dengan penuh kemauan dan kesanggupan haruslah dapat dimiliki oleh seseorang. Dengan demikian unsur keteraturan dan disiplin belajar tidak akan menjadi beban yang berat selama seseorang siswa atau pelajar mengikuti proses belajar secara teratur dan berkelanjutan. c. Faktor yang mempengaruhi disiplin belajar Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi disiplin belajar antara lain: 1 Persiapan dan perencanaan untuk belajar. 2 Pemusatan perhatian dalam belajar. 3 Cita-cita yang diharapkan dari pelajar. 4 Tata tertib peraturan dalam belajar. 5 Kemauan dalam belajar.

3. Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar adalah keseluruhan keadaan yang meliputi siswa atau keadaan yang dengan kehadirannya memberi pengaruh pada perkembangan siswa. Dalam proses belajar akan ditentukan oleh lingkungan belajar yang ada baik itu di keluarga, di sekolah dan di masyarakat. Lingkungan belajar ada 3 menurut Roestiyah 1982:159-164 meliputi: 17 a. Lingkungan Keluarga Patterson dan Loeber 1984 seperti yang dikutip oleh Muhbbin Syah 1995:138 mengatakan bahwa lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa ialah orang tua dan keluarga itu sendiri. Sifar-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan dalam keluarga, letak rumah, semuanya dapat memberi dampak yang lebih baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai anak. Contoh pengelolaan keluarga yang keliru yang diterapkan oleh orang tua yaitu kelalaian orang tua dalam memonitor kegiatan anak dapat menimbulkan akibat buruk. Hal demikian dapat menimbulkan akibat anak tidak mau belajar dan dapat mengakibatkan anak berperilaku menyimpang. Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama-tama dikenalkan kepada anak, sehingga perkembangan seorang anak di dalam keluarga itu sangat ditentukan oleh situasi kondisi keluarga dan pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh orang tuanya. Adapun faktor-faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan anak dalam belajar dalam lingkungan keluarga menurut Abu Ahmat 1982:86-87 sebagai berikut : 1 Status sosial ekonomi keluarga Keadaan sosial ekonomi keluarga mempunyai peranan terhadap perkembangan anak-anak. Misalnya keluarga yang cukup akan sangat mudah dalam menunjang proses belajar karena anak tidak 18 mengalami kesulitan dalam keperluan sekolah dan anak tidak akan mengalami gangguan dalam mencukupi kebutuhan keluarga, sehingga anak akan mendapat perhatian yang lebih dalam belajar. 2 Faktor keutuhan keluarga Dalam keluarga yang utuh terdiri dari ayah, ibu dan anak yang lengkap, harmonis maka hubungan interaksi dalam keluarga akan mudah antara orang tua dan anak. Sehingga dalam belajar anak akan tidak mengalami gangguan yang berarti dan orang tua akan mendukung anaknya dalam belajar. 3 Sikap dan kebiasaan-kebiasaan orang tua Sikap orang tua yang mau memperhatikan anaknya dan membiasakan sikap-sikap yang dapat membantu anak dalam proses belajar seperti tidak bersikap otoriter dan tidak memaksa anaknya untuk mengikuti perintah-perintah orang tuanya, melakukan pengawasan terhadap anak dalam segala tindakan. Menurut Winkel 1989:108-109 keadaan sosial ekonomi menunjuk pada taraf kemampuan keuangan keluarga yang dapat bertaraf baik, cukup atau kurang. Dari keadaan inilah tergantung sampai berapa jauh keluarga dapat membekali siswa dengan perlengkapan material untuk belajar. Keadaan sosio-kultural menunjuk pada taraf kebudayaan yang dimiliki keluarga, yang dapat tinggi, tengah atau rendah. Dari keadaan ini tergantung kemampuan berbahasa dengan baik, pergaulan 19 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI antara oang tua dan anak serta pandangan keluarga mengenai pendidikan sekolah. Sikap siswa sendiri menentukan apakah kondisi intern akan menguntungkan belajar atau menghambatnya. Misalnya pada umumnya berlaku bahwa taraf kemampuan ekonomi keluarga yang tinggi akan menguntungkan bagi belajar anak, karena kebutuhan anak dalam menjaga kesehatan jasmani dan perlengkapan alat-alat belajar dapat dipenuhi. Sebaliknya siswa yang berasal dari keluarga yang berstatus ekonomi rendah itu akan mengalami kekurangan dalam perlengkapan alat-alat belajar sehingga akan sulit untuk belajar secara maksimal. Namun juga ada anak-anak yang ekonominya kurang dalan keluarga akan terpacu untuk belajar karena adanya keinginan maju. Namun pada dasarnya dalam lingkungan keluarga, baik itu dalam keluarga yang ekonomi baik dan buruk bukanlah hal yang pokok dalam mempengaruhi prestasi belajar anaknya. Disamping itu perhatian dari pihak-pihak keluarga yang terkait dalam mendorong belajar anak sangatlah penting, dan juga hubungan dalam keluarga yang harmonis dan adanya komunikasi antar keluarga tersebut berpengaruh dalam menunjang keberhasilan anak dalam belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar yang berpengaruh terhadap prestasi belajar dalam lingkungan keluarga menurut Roestiyah, 1982:159 adalah sebagai berikut: 20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antarpribadi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus tentang Komunikasi Antarpribadi Guru – Siswa terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 8 Medan)

8 70 93

Disiplin belajar siswa SMP YMJ Ciputat dan Hubungannya dengan prestasi belajar

1 6 82

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

Hubungan motivasi belajar, disiplin belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar siswa.

1 5 159

Pengaruh lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa : studi kasus SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta.

1 1 149

Hubungan lingkungan belajar di sekolah, keluarga, dan masyarakat dengan kedisiplinan siswa di sekolah : studi kasus pada siswa-siswi di SMK Sanjaya Pakem.

0 0 160

Hubungan antara motivasi belajar siswa dan lingkungan belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus SMK Kristen 2 Klaten.

0 0 2

Pengaruh lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa studi kasus SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta

0 2 147

Hubungan antara sikap disiplin belajar siswa dan lingkungan belajar siswa dengan prestasi belajar siswa : studi kasus pada siswa SMK Sanjaya Pakem - USD Repository

0 0 175

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA

0 0 160