Gaya kepemimpinan Kepemimpinan 1. Arti Kepemimpinan

anggotanya dalam melaksanakan pekerjaannya atau menyelesaikan masalah yang dihadapi. Serta kemampuan kepemimpinan mengikutsertakan anggota organisasi sesuai posisi dan kewenangannya agar berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan yang relevan. e. Delegatif Fungsi delegatif mencerminkan pepimpin harus mampu membagi pekerjaan dan melimpahkan wewenang dan tanggung jawab pelaksanaannya, termasuk juga dalam mengambil keputusan sesuai batas kekuasaan dan jawabnya yang telah dilimpahkan itu.

2.2.3.4. Gaya kepemimpinan

Gaya adalah sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak gerik yang bagus, kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik. Dan Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, ketrampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika mencoba mempengaruhi bawahannya, dalam gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar yaitu mementingkan pelaksanaan tugas, yang mementingkan hubungan kerja sama, dan yang mementingkan hasil yang dapat dicapai, sehingga Gaya Kepemimpinan yang paling tepat adalah suatu gaya yang dapat memaksimumkan produktifitas, kepuasan kerja , penumbuhan, dan mudah menyesuaiakan dengan segala situasi Biatna Dulbert T. 2001; 3 Dalam jurnal BSN - 2008. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Berikut ini akan diketengahkan beberapa pengertian Gaya Kepemimpinan lainnya yang dikutip dari Hadari Nawawi 2006; h.115 dari beberpa ahli sebagai berikut; a. Gaya Kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang ditunjukan seseorang pada saat ia mencoba mempengaruhi orang lain. Agus Dharma 1984, h-37 b. Gaya Kepemimpinan adalah pola perilaku pada saat seseorang mencoba mempengaruhi orang lain dan mereka menerimanya. Paul Hersey dan Kenneth Blancard 1988, p-1 c. Gaya kepemimpinan adalah perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku para anggota organisasibawahan. Hadari Nawawi, 2006, h-115 d. Gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan oleh seorang pada saat orang tersebut mencoba untuk mempengaruhi orang lain M. Thoha, 1983; 51 Keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan tidak terlepas gaya atau perilaku pimpinan yang efektif dalam menjalankan roda organisasi tersebut. Menurut E. Jennings dan Robert T. Golembiewski 1992, p-9-11 mengemukakan bahwa ada 6 enam tipe atau gaya kepemimpinan antara lain ; a. Kepemimpinan Otokratis Otoriter b. Kepemimpinan Diktatoris c. Kepemimpinan Demokratis Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber d. Kepemimpinan Kharismatis e. Kepemimpinan Paternalistis f. Kepemimpinan Laissez-Faire Free-Rein Gaya kepemimpinan otokratis bersifat terpusat pada pepimpin sentralistik sebagai satu-satunya penentu, penguasa, dan pengendali anggota organisasi dan kegiatannya dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan ini dilaksanakan dengan kekuasaan berada pada satu orang atau sekelompok kecil, yang diantaranya mereka selalu ada seseorang yang menempatkan diri sebagai yang paling berkuasa. Menurut Hadari Nawawi 2006, h-122 bahwa dampak dari kepemimpinan gaya otokratis pada suatu organisasi meliputi ; a. Anggota organisasi cenderung pasif dan tidak ikut berpartisipasi b. Mematikan kreatifitas dan inisiatif anggota atau bawahannya c. Tidak membina dan mengembangkan potensi kepemimpinan anggotanya. d. Anggota cenderung bersikap berpura-pura dan terpaksa untuk; disiplin, rajin dalam bekerja dan patuh pada atasan e. Iklim kerja menjadi tegang, saling mencurigai dan saling tidak percaya diantara anggota organisasi. f. Munculnya kelompok penentang atas kepemimpinannya dalam organisasi. g. Motivasi dan gairah kerja jadi menurun. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Gaya kepemimpinan demokratis menempatkan manusia sebagai faktor terpenting dalam kepemimpinan yang dilakukan berdasarkan dan mengutamakan orientasi pada hubungan dengan anggota organisasi. Filsafat demokratis yang mendasari gaya kepemimpinan ini adalah pengakuan dan penerimaan bahwa manusia merupakan makluh yang mempunyai harkat dan martabat yang mulia dan hak asasi yang sama. Sehubungan dengan hal itu, Robert Tannembaun, Irving R Weschler dan Fred Massarik 1961, p-67 mengatakan persoalan bagaiaman pemimpin manajer modern menjadi demokratis terletak pada mempertahankan kewenangan dan menjaga kewibawaannya sebagai pemimpin dan mampu mengontrol seluruh kegiatannya dengan tetap terfokus pada pengembangan organisasi kedepan. Gaya kepemimpinan bebas Laizess Faire atau Free Rein pada dasarnya berpandangan bahwa anggota organisasi mampu mandiri dalam membuat keputusan atau mampu mengurus dirinya masing-masing dengan sedikit mungkin pengarahan atau pemberian petunjuk dalam merealisasikan tugas pokok masing-masing sebagai bagian tugas pokok organisasi, dengan demikian pemimpin membiarkan kelompoknya memantapkan tujuan dan keputusannya Jenning dan Golembiiewski, 1992, p-103. Sebagian beberapa ahli lainnya ada yang mengemukakan gaya kepemimpinan lainnya selain gaya kepemimpinan yang telah diuraikan diatas, dalam Hadari Nawawi 2006, h-158 disadur dari beberapa ahli bahwa ada 4 empat gaya perilaku kepemimpinan yaitu: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber a. Gaya kepemimpinan ahli Expert Seorang pemimpin harus profesional dibidangnya, yang dapat diperoleh dari pendidikan formal atau non formal dan atau pengalaman kerja yang cukup lama dibidang garapan organisasinya b. Gaya kepemimpinan kharismatik Seorang pemimpin mempunyai karakteristik kualitas kepribadian yang istimewa sehingga mampu menciptakan kepengikutan pada pemimpin sebagai panutan, yang memiliki daya tarik yang sangat memukau, dengan memperoleh pengikut yang banyak sangat besar jumlahnya. c. Gaya kepemimpinan paternalistik Pemimpin yang perannya diwarnai oleh sikap kebapak-bapakan dalam arti bersifat; melindungi, mengayomi dan menolong anggotanya yang dipimpinnya. d. Gaya kepemimpinan Tranformasional. Pemimpin harus mampu memotivasi para bawahannya untuk melakukan tanggung jawab mereka lebih dari yang diharapkan. Kepemimpinan transformasional harus mampu mengkomunikasikan, mendifinisikan dan mengartikulasikan visi organisasi dan bawahan harus menerima dan mengakui kredibilitas atasannya. Burns, 1978. Sehubungan hal tersebut Hadari Nawawi 2006, h-165 menyatakan bahwa gaya transformasional lebih menekankan pada kegiatan pemberdayaan empowerment melalui peningkatan konsep diri bawahan anggota organisasi yang positif. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Berikut ini akan diketengahkan beberapa pengertian Gaya Kepemimpinan Kharismatik lainnya yang dikutip dari beberpa ahli sebagai berikut; a. Kepemimpinan kharismatik adalah kepemimpinan yang mempunyai kekuasaan yang kuat dan tetap serta dipercayai oleh pengikutnya. Hadari Nawawi; 2006, h- 160 b. Kepemimpinan kharismatik adalah kemampuan kepemimpinan yang luar biasa atau heroik dalam mengamati perilaku-perilaku tertentu.Robbins, 1996, p-352 c. “Charismatic leadership is throwback to the old conception of leader as being those who by the force of their personal abilities are capable of having profound and extraordinary effects on followers”. Fred Luthans, 1995; p-355 d. Kepemimpinan kharismatik adalah kemampuan kepemimpinan dalam menghasilkan suatu persepsi para pengikutnya dan atribut yang dipengaruhi oleh kemampuan-kemampuan aktual dan perilaku dari para pemimpinnya dalam konteks situasi kepemimpinan dan dalam kebutuhan individual maupun kolektif para pengikutnya. Yulk, 1994,p- 269 Kepemimpinan kharismatik dalam menjalankan melakukan pengendilan dan pengawasan suatu oganisasi diidentifikasi mempunyai 2 dua indikator yaitu indikator kepercayaan diri self confident dan memilki keteguhan dalam kepercayaan dalam keyakinan have strong conviction Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber yang sangat luar biasa tinggi House dalam Robbins, 1996, p-352. Dimana dalam kondisi seperti itu pengikutnya sering berbagi perasaan dengan pemimpinnya, meyakini dan mengasihi pemimpinnya, serta pengikutnya memiliki kesiapan secara langsung untuk menerima perintah dan mematuhinya, bahkan rela berkorban untuk memimpinnya. Yulk 1989, p-205 mengemukakan bahwa indikator kepemimpinan kharismatik yaitu ; a. Pengikutnya meyakini kebenarannya dalam cara memimpin b. Pengikutnya menerima gaya kepemimpinannya tanpa bertanya c. Pengikutnya memilki kasih sayang kepada pemimpinnya d. Kesadaran untuk mematuhi perintah pemimpinnya e. Dalam mewujudkan misi organisasi melibatkan pengikutnya secara emosional f. Mempertinggi pencapaian kinerja performance pengikutnya g. Dipercayai pengikutnya bahwa dengan kepemimpinannya akan mewujudkan misi organisasi. Suatu kepemimpinan transformasional menunjuk pada proses membangun komitmen terhadap sasaran organisasi dan memberi kepercayaan kepada para pengikutnya untuk mencapai sasaran organisasi. Secara konseptual kepemimpinan transformasional didefinisikan Bass,1985 sebagai kemampuan pemimpin mengubah lingkungan kerja, motivasi kerja, pola kerja dan nilai-nilai kerja yang dipersepsikan bawahan sehingga mereka lebih mampu mengoptimalkan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber kinerja untuk mencapai tujuan organisasi. Berarti, sebuah proses transformasional terjadi dalam hubungan kepemimpinan manakala pemimpin membangun kesadaran bawahan akan pentingnya nilai kerja, memperluas dan meningkatkan kebutuhan melampaui minat pribadi serta mendorong perubahan tersebut ke arah kepentingan bersama termasuk kepentingan organisasi.

2.2.4. Kinerja