maupun kesediaannya untuk menjadi terus menjadi anggota suatu organisasi.
2.2.2.3. Mengukur Kepuasan Kerja
Bertolak dari berbagai pendapat bahwa kepuasan kerja secara umum berarti sikap dan perasaan senang atau tidak senang terhadap
pekerjaannya, yang didalamnya terdapat berbagai aspek, dan telah dikembangkan berbagai instrumen untuk mengukur kepuasan kerja.
Pengukuran kepuasan kerja ternyata sangat bervariasi, baik dari segi analisa statistik maupun dari segi pengumpulan datanya. Informasi yang
didapat dari kepuasan kerja ini biasanya melalui tanya jawab secara perorangan, dengan angket maupun dengan pertemuan kelompok kerja
Riggio; 2005, dalam semua permasalahan dan kasus, bahwa kepuasan kerja diukur dengan kuisioner laporan diri yang diisi oleh karyawan.
Stephen Robbins dalam Hadari Nawawi 2006; 298 Bahwa instrumen yang digunakan dalam pengukuran kepuasan kerja dapat
menggunakan 2 dua pendekatan sebagai berikut; 1. Metode Single Global Rating
Yaitu menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab responden secara individual.
2. Metode Summation Score Yaitu mengidentifikasi elemen-elemen kunci didalam suatu pekerjaan,
untuk ditanyakan bagaimana perasaan seorang pekerja, mengenai
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
setiap elemen. Pertanyaan-pertanyaan dibuat mengenai hakikat pekerjaan, supervisi, gajiupah yang diterima sekarang, kesempatan
promosi dan hubungan antara rekan kerja. Beberapa metode lainnya dalam melakukan pengukuran kepuasan
kerja dalam Hadari Nawawi, 2006; p.298-299 antara lain : 1. Jobs Descriptive Index JDI
Adalah skala kepuasan kerja dengan pertanyaan yang terpisah antara upah, promosi, penyelia, pekerjaan dan rekan kerja.
2. Minnesota Satisfaction Questionnairre MSQ Pengukuran yang menggunakan 20 indikator yang masing-masing
terdiri dari lima pertanyaan. Indikator yang digunakan adalah: kemampuan umum, pencapaianprestasi, aktivitas, kemajuan, otoritas,
rekan kerja, kompensasi upah, kondisi kerja, kemandirian, kreativitas, nilai-nilai moral, pengakuan, tanggung jawab, keamanan, layanan
sosial, status sosial, hubungan personal, penyelia teknis, variasi kerja, kebijaksanaan kegiatan lembaga.
3. Porter Need Satisfaction Questionairre NSQ, Pengukuran yang khusus mengukur pekerja tingkat manajemen.
Sebagian besar pertanyaannya mengenai masalah spesifik dan tantangan-tantangan pekerjaan manajerial, dan terkait dengan
kepuasan kerja berbentuk descripancy model of the job satisfaction, yang dipisahkan antara pertanyaan kondisi seharusnya dan kondisi
sekarang. Kedua pertanyaan itu hasilnya diberi skor, sehingga dapat
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
diketahui kesenjangan antara kondisi kepuasan kerja yang dicapai sekarang dengan kondisi seharusnya yang belum terpenuhi. Semakin
kecil kesenjangan berarti semakin tinggi kepuasan kerja, begitu juga sebaliknya semakin besar kesenjangan berarti semakin rendah
kepuasan kerja. 4. Pay Satisfaction Questinairre PSQ
Pengukuran ini difokuskan pada sikap pekerja terhadap berbagai aspek dalam pengupahan, diantaranya mengenai tingkat upah, kenaikan
upah, struktur upah, pengelolaan upah, keuntungan-keuntungan sistem upah.
Jhon R. Schermerhoen, James G. Hunt dan Richard N. Osborn dalam Hadari Nawawi, 2006; 299 yang melakukan survei untuk
pengukuran untuk mengakses kepuasan kerja dapat difokuskan pada antara lain ;
a. Pekerjaan itu sendiri yang mencakup tanggung jawab, minat dan pertumbuhan perkembangaannya.
b. Kualitas supervisi yang mencakup teknik membantu pekerja dan dukungan sosial dalam melaksanakannya.
c. Hubungan dengan rekan kerja yang mencakup hubungan sosial yang harmonis dan penghargaan respect
d. Kesempatan promosi yang mencakup kemungkinan untuk maju dan berkembang.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
2.2.3. Kepemimpinan 2.2.3.1. Arti Kepemimpinan