Pengaruh Variabel Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Manajerial

2.2.6. Pengaruh Variabel Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Manajerial

Menurut Miner 1992:121 menyatakan bahwa “saticfaction causes good performance and the letter in turn adds to the feeling of satisfaction”. Maksud dari pernyataan tersebut adalah kepuasan kerja dapat meningkatkan kinerja dan kinerja yang baik dapat pula meningkatkan kepuasan kerja. Seorang karyawan mendapatkan kepuasan kerja maka kinerja akan meningkat, begitu pula sebaliknya, jika kinerjanya baik maka dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan, tetapi kepuasan kerja tidak akan mempengaruhi kinerja kecuali kalau bawahan melihat bahwa usahanya akan menghasilkan kinerja yang tinggi dan kinerjanya akan mendapatkan kepuasan kerja. jika seorang bawahan berkinerja buruk mendapatkan kepuasan dengan adanya peningkatan gaji yang sama seperti yang diberikan kepada yang berkinerja tinggi, bawahan mungkin puas dengan imbalan tersebut tetapi terjadi peningkatan yang kecil pada kinerja. Kepuasan kerja memiliki hubungan yang positif dengan kinerja, walaupun tidak selalu cukup kuat dan signifikan, prestasi kerja lebih baik mengakibatkan penghargaan yang tinggi, bila penghargaan tersebut dirasakan adil dan memadai, maka kepuasan karyawan akan meningkat karena mereka menerima penghargaan dalam proporsi yang sesuai dengan prestasi kerja mereka, dilain pihak, bila penghargaan dipandang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber tidak mencukupi untuk suatu tingkat prestasi kerja mereka, ketidakpuasan kerja cenderung terjadi. Kondisi kepuasan atau ketidakpuasan kerja tersebut selanjutnya menjadi umpan balik yang akan mempengaruhi prestasi kerja di waktu yang akan datang, jadi hubungan prestasi dan kepuasan kerja menjadi suatu sistem yang berlanjut. Handoko, 1996 : 195 Menurut Strauss dan Sayles yang dikutip oleh Handoko 1996 : 196, kepuasan kerja juga penting untuk aktualisasi diri. Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan psikologis, dan pada gilirannya akan menjadi frustasi. Karyawan seperti ini akan sering melamun, cepat lelah dan bosan, emosinya tidak stabil, sering absen dan melakukan kesibukan yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang harus dilakukan. Karyawan yang mendapat kepuasan kerja biasanya mempunyai catatan kehadiran dan perputaran yang lebih baik, kurang aktif dalam kegiatan serikat karyawan, dan kadang-kadang berprestasi kerja lebih baik daripada karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja, oleh karena itu kepuasan kerja mempunyai arti penting baik bagi karyawan maupun perusahaan, terutama karena menciptakan keadaan positif di dalam lingkungan kerja perusahaan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber

2.2.7. Pengaruh Variabel Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Manajerial