32
4 Ada “sharing” masalah aatau pendapat di antara anggota keluarga
5 Mampu berjuang mengatasi masalah hidupnya
6 Saling menyesuaikan diri dan mengakomodasi
7 Orangtua melindungi mengayomi anak
8 Komunikasi antar anggota keluarga berlangsung dengan baik
9 Keluarga memenuhi kebutuhan psikososial anak dan wariskan nilai-
nilai budaya 10
Mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
3. Permasalahan Dalam Keluarga
Syamsu Yusuf 2007:43, keluarga dikatakan dalam kondisi tidak normal atau bermasalah disfungsi apabila tidak mampu menerapkan atau
melaksanakan fungsi-fungsi utama keluarga yang pada gilirannya akan merusak kekohohan konstelasi keluarga khususnya terhadap perkembangan
kepribadian anak. Menurut Dadang Hawari dalam Syamsu Yusuf 2007:43 ciri-ciri keluarga yang mengalami disfungsi itu adalah :
“ a Kematian salah satu atau kedua orangtua; b kedua orangtua berpisah atau bercerai divorce; c hubungan kedua orangtua tidak
baik poor marriage; d hubungan orangtua dengan anak tidak baik poor parent-child relationship; e suasana rumah tangga yang tegang
dan tanpa kehangatan high tension and low warmth; f orangtua sibuk dan jarang berada di rumah
parent’s absence; dan g salah satu atau kedua orangtua mempunyai kelianan kepribadian atau gangguan
kejiwaan personality or psychological disorder .”
Fatchiah E.
Kartamuda 2009:61
menjelaskan beberapa
permasalahan yang sering timbul dalam keluara, antara lain:
33
a Orangtua kehilangan pekerjaan yang diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dasar di keluarga terutama yang terkait dengan kebutuhan sandang, pangan dan rumah.
b Anak terkena narkoba yang dikarenakan hubungan yang tidak harmonis
dan kualitas yang tidak baik dalam keluarga. c
Anak hamil diluar nikah sebagai akibat dari pergaulan bebas. d
Kematian anggota keluarga yang menyebabkan guncangan sangat berat bagi individu. Terlebih bagi keluarga yang kehilangan salah satu
pasangannya yang dapat menimbulkan perasaan kesepian dan ketidakseimbangan emosi.
e Permasalahan harta warisan yang menimbulkan banyak persoalan mulai
dari pecahnya keluarga dan kekerabatan, perselisihan, hingga tindakan kriminalitas seperti pembunuhan.
f Hubungan dengan tetangga dan masyarakat yang mengalami
permasalahan baik itu melalui sosialisasi ataupun interaksi. Sofyan S. Willis 2011 : 148 menjelaskan tentang gejala perpecahan
dan gejolak keluarga yang disebabkan oleh faktor-faktor berikut. a
Ketidakberfungsian Sistem Keluarga Dikutip dari sumber yang sama, Aponte dan Ban Deusen
mengungkapan bentuk ketidakberfungisan keluarga sebagai berikut. 1
Tembusnya batas-batas dan aturan dalam keluarga Adanya campur aduk perilaku yang menyebabkan rendahnya
toleransi untuk
menjunjung kreativitas,
kemandirian dan
34
terhambatnya perkembangan-perkembangan
anggota keluarga
adalah bentuk dari tembusnya batas-batas aturan keluarga. Contohnya adalah masing-masing anggota keluarga bertindak
sendiri-sendiri, tidak ada kebersamaan, artinya aturan keluarga sudah hilang sama sekali.
2 Terjadi blok-blok dalam keluarga
Dalam keluarga yang tak fungsional sering terjadi blok-blok. Misalnya istri membentuk blok dengan ibunya untuk melawan
suaminya. 3
Menurunnya kewibawaan Jika kewibawaan orangtuasuami isteri hilang, atau orangtuasuami
isteri yang terlalu otoriter, maka keluarga itu tak akan berfungsi lagi. Contohnya, isteri menjadi penguasa di rumah tangga dimana suami
patuh saja dengan segala kehendaknya. b
Keluarga Materialistik Keluarga materialistik dipandang sebagai keluarga yang memiliki
tujuan dan ambisi untuk mengumpulkan harta benda dengan asumsi bahwa hal itu akan membahagiakan keluarganya. Suami-isteri terjun ke
luar rumah untuk mencari nafkah, akibatnya anak diasuh oleh orang lain dan cenderung kurang kasih sayang.
c Isteri berkuasa
Ketika isteri memiliki kualitas yang tinggi, maka merasa berkuasa atas suami dan rumah tangga. Terkadang suami yang rendah pendidikan,
35
derajat dan penghasilan menjadi bulan-bulan isteri. Rumah tangga yang demikian sering menjadi ajang pertentangan dan pertengkaran.
d Keharmonisan hubungan seksual
Rata-rata keluarga setress menyebabkan hubungan seksual tidak harmonis dan tidak memuaskan. Mereka jarang membicarakannya
karena malu, atau menganggap tidak perlu. Suami isteri sering mendiamkan saja persoalan yang penting itu, akibatnya jarak antara
mereka makin membesar. Sofyan S. Willis 2011:13 mendefinisikan keluarga bermasalah
sebagai keluarga yang mengalami krisis. Krisis keluarga artinya kehidupan keluarga dalam keadaan kacau, tak teratur dan terarah, orangtua kehilangan
kewibawaan untuk mengendalikan kehidupan anak-anaknya dan terjadi pertengkaran terus menerus antara ibu dengan bapak. Faktor-faktor
penyebab terjadinya krisis keluarga menurut Sofyan S. Willis yaitu : 1
Kurang atau putus komunikasi diantara anggota keluarga 2
Sikap egosentrisme 3
Masalah ekonomi 4
Masalah kesibukan 5
Masalah pendidikan 6
Masalah perselingkuhan 7
Jauh dari agama
36
4. Tinjauan Tentang Pelayanan Sosial