72
h. Fasilitas di LK3 Sekarsari
Adapun fasilitas yang dimiliki dan disediakan oleh LK3 Sekarsari antara lain:
1 Mobil keliling untuk menjangkau masyarakat di seluruh daerah di
Yogyakarta. 2
Bebas biaya untu mendapatkan layanan di LK3 Sekarsari. 3
Gedung atau sekretariat yang nyaman dan lingkungan yang asri. 4
Ruang tamu dan ruang tunggu bagi klien. 5
Ruang administrasi. 6
Ruang konsultasi. 7
Data yang berupa papan rekap penyelesaian masalah.
2. Pengelolaan program layanan konsultasi keluarga di LK3 Sekarsari
a. Perencanaan Program Layanan Konsultasi Keluarga pada
keluarga bermasalah di LK3 Sekarsari Yogyakarta
Perencanaan sebagaimana dijelaskan oleh Umberto Sihombing berarti menentukan tujuan yang harus dicapai, menentukan sarana dan
prasarana yang diperlukan untuk mendukung tujuan, menentukan tenaga dan biaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah dibuat oleh
penyelenggara pendidikan tersebut. Perencanaan program layanan konsultasi keluarga di LK3 Sekarsari sebagaimana yang dirangkum
peneliti melalui wawancara dan dokumentasi, pendiriannya bertujuan untuk membantu menyelesaikan permasalahan sosial psikologis yang
dihadapi oleh individu, kelompok atau organisasi khususnya masalah
73
ketidak-harmonisan dalam hubungan keluarga dan membantu mengembalikan keharmonisan keluarga dan mengembalikan peran
masing-masing anggota keluarga. di wilayah khususnya di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Layanan yang diberikan oleh LK3 Sekarsari
kepada klien atau yang dalam hal ini adalah keluarga bermasalah dilaksanakan dengan berdasarkan SOP dari Kementrian Sosial Republik
Indonesia, disamping itu LK3 Sekarsari mengembangkan beberapa program yang disusun khusus untuk memenuhi kebutuhan klien. Adapun
program-program yang dilaksanakan di LK3 Sekarsari dengan disesuaikan oleh SOP yang berlaku antara lain :
1 Konsultasi harian, yaitu memberikan konsultasi kepada masyarakat,
organisasi, kelompok, maupun individu yang mempunyai masalah. 2
Konseling, yaitu menindaklanjuti program konsultasi apabila kasusnya berat, kita layani diluar jam kantor.
3 Informasi, yaitu memberikan informasi berkaitan mengenai jejaring
lembaga pelayanan sosial yang tersedia yang dibutuhkan klien melalui pelayanan ketrampilan yang akan diakses ke panti sosial.
4 Perlindungan, yaitu memberikan perlindungan dan advokasi secara
langsung maupun rujukan, kepada klien dari tekanan, kekerasan dan masalah yang bersumber dari manapun.
5 Pendampingan, yaitu memberikan pelayanan lanjutan secara khusus
dan langsung kepada klien dengan
memberikan motivasi,
menumbuhkan kesadaran dan percaya diri.
74
6 Rujukan, yaitu mengadakan rujukan dan pendekatan dengan lembaga-
lembaga yang mengadakan akses pelayanan sosial yang berkaitan dengan masalah dan kebutuhan klien.
7 Penjaringan klien, yaitu melakukan penjaringan denga cara:
a Jemput bola,
b Klien datang sendiri ke kantor,
c Sistem gethok tular,
d Cara sosialisasi,
e Kerjasama denga media masa.
f Mengadakan layanan konsultasi harian.
8 Jejaring, yaitu membuka jejaring dengan instansi pemerintah terkait
maupun lembaga-lembaga sosial, mitra keluarga tingkat kecamatan maupun kelurahan se-Kota Yogyakarta, PKK Kecamatan hingga PKK
RT, RS, RS Jiwa, Kepolisian, Kantor Pemberdayaan Perempuan Kota Yogyakarta.
9 Penjangkauan, melalui bimbingan sosial kelompok dan penyebaran
leaflet serta formulir pendaftaran. Melalui kegiatan ini diharapkan LK3 tidak hanya menyebar isu-isu kesejahteraan keluarga dan
keberadaan LK3, tapi juga dapat menemukan kasus case finding. Untuk dapat melaksanakan keseluruhan program tersebut
diperlukan persiapan atau perencanaan yang matang baik itu dalam menentukan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mendukung
75
tujuan, menentukan tenaga dan biaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah dibuat oleh LK3 Sekarsari.
Hal ini diungkapkan oleh Bapak MI selaku pengurus di LK3 Sekarsari, yakni :
“Kalau lembaga kami semua aturannya berdasarkan SOP dari kemensos, kami menjalankan dan sekaligus mengembangkan.
Untuk merencanakan program lembaga kami biasanya melalui pertemuan rutin atau rapat, ada rapat bulanan sama rapat tahunan.
Kalau rapat bulanan itu untuk merencanakan program selama satu bulan, berupa kegiatan mingguan biasanya. Kalau rapat tahunan
mencakup lingkup yang lebih luas. Dan ini dikhususkan bagi
internal lembaga saja mbak.” Data Wawancara 6 Januari 2017 pukul 09.30 WIB
Sebagaimana dikutip oleh peneliti, terdapat pertemuan antara pengelola dan para tim profesional secara rutin. Tim profesioal adalah tim
yang terdiri dari pakar hukum, ahli psikologis, ahli agama, pekerja sosial dan para relawan. Tim profesional berfungsi sebagai mediator atau orang
ketiga dalam menangani kasus dan permasalahan dari klien. Pertemuan rutin antara pengurus dan para tim profesional dilaksanakan setiap satu
bulan sekali. Pertemuan rutin ini digunakan untuk membahas dan merencanakan
program-program yang
akan dilaksankan
dalam memberikan pelayanan kepada klien. Terdapat beberapa perencanaan yang
dibahas dalam setiap pertemuan, diantaranya adalah membuat jadwal pelayanan konsultasi harian dan mobil keliling, menentukan pembagian
kerja, menentukan sarana dan prasarana yang diperlukan serta menentukan alokasi biaya yang akan digunakan.
76
Pernyataan diatas dikuatkan oleh Sdr. A selaku pengurus di LK3 Sekarsari yang menyatakan :
“kita ada rapat rutin mbak setiap sebulan sekali. Kalau rapat bulanan biasanya yang rutin itu membahas jadwal khususnya buat
yang pelayanan konsultasi dan mobil keliling mba. Jadi nanti kami membuat jadwal ke daerah-
daerah di seluruh Yogyakarta… Sewaktu membuat jadwal kami juga harus memplot-plotkan
pembagian kerjanya, anggaran ya sama semua yang diperlukan mbak
”. Data Wawancara 13 Januari 2017 pukul 10.0 WIB Selain mengadakan pertemuan untuk membahas rencana program
bulanan, LK3 Sekarsari juga memiliki kegiatan rutin untuk membuat perencanaan program tahunan. Jika dalam pertemuan rutin lebih mengarah
ke perencanaan teknis bulanan dan mingguan, dalam pertemuan tahunan lebih mengarah ke hal-hal mendasar yang kompleks. Hal tersebut
disampaikan oleh Bapak MI selaku pengurus LK3 Sekarsari, yakni : “kalau pertemuan atau rapat tahunan kami khususkan untuk
membuat prediksi kegiatan dengan didasari pada peristiwa sebelumnya, misalnya jika pada tahun 2016 kami melayani klien
sekian, maka 2017 kami harus memprediksi jumlah klien ya walaupun harapannya jumlahnya semakin menurun… Di rapat
tahunan kita menyusun rencana kegiatan sekaligus anggaran ADART selama setahun ke depan lalu dituangkan dalam bentuk
proposal dan diajukan ke dinas sosial. Perencanaan program kegiatan juga tetap didasari oleh prediksi tahun lalu, tujuannya
supaya ada patokan yang jelas untuk pelaksanaannya di tahun mendatang. Untuk program kami cenderung merencanakan
pengembangan program untuk menindaklanjuti program yang telah
berjalan, apa kurangnya dan solusi seperti apa yang diperlukan”. Data Wawancara 6 Januari 2017 pukul 09.30 WIB
Di luar pertemuan rutin antara seluruh pengurus dan para tim profesional terdapat pertemuan rutin satu minggu sekali tepatnya setiap
hari jumat yang diadakan oleh tim profesional. Pertemuan diadakan sebagai upaya meningkatkan koordinasi antar anggota tim profesional
77
misalnya dalam pembagian tugas kerja dalam menyelesaikan kasus klien. Pernyataan ini disampaikan oleh Sdr. T selaku salah satu anggota tim
profesional di LK3 Sekarsari, yakni : “kalau berkaitan dengan hukum, pasti tim hukum berdiri paling
depan mbak. Dari situ nanti kita ngerencanain kedepannya bakal kayak gimana gitu mbak, kan kita juga membutuhkan banyak hal.
Buat ngelaksanain kita juga ada surat kuasanya, ada pembagian kerja internal antar anggota juga mbak.” Data Wawancara 4
Februari 2017 pukul 09.30 WIB
Pernyataan diatas diperkuat oleh pendapat Sdr. P yang juga merupakan salah satu anggota tim profesional, yakni :
“ada pembagian kerjanya, bagi tugas istilahnya mbak. Misalnya nanti satu kasus bisa di-handle ada dua orang advokat atau lebih.
Jadi bagi- bagi tugas gitu … yang punya kewenangan Bapak MI,
beliau juga kan salah satu tim hukum.” Data Wawancara 4 Februari 2017 pukul 09.30 WIB
Perencanaan yang dilakukan dalam setiap rapat rutin hanya diperuntukkan bagi pengurus dan tim profesional saja. Dalam kegiatan ini
tidak melibatkan klien secara langsung, hanya menggunakan data yang sifatnya administratif berupa kasus dan hasil dari rekap kasus sebelumnya
sebagai bahan pertimbangan. Perencanaan yang melibatkan klien hanya sebatas pada penyelesaian kasus antara tim profesional dan klien itu
sendiri. Perencanan itu berupa perumusan solusi pemecahan masalah atau kasus dari pihak klien dengan menganalisis permasalahan sebelumnya.
Hal tersebut diungkapkan ibu SP sebagai salah satu pengurus yayasan yang mengatakan bahwa:
“Ada kegiatan rapat yang sifatnya intern mbak, khusus bagi pengelola dan tim profesional saja. Kami berunding untuk
membuat rencana kegiatan bagi klien, siapa yang bertugas, bagaimana solusi penyelesaiannya. Ini sifatnya musyawarah mbak
78
sama pelaporan juga dari tim, tapi tidak melibatkan klien secara langsung.” Data Wawancara 6 Januari 2017 pukul 09.30 WIB
Dalam perencanaan dalam proses pelaksanaan konsultasi klien diberikan kesempatan untuk mengungkapkan permasalahan yang dihadapi.
Klien juga diberikan hak untuk berpendapat solusi apa yang menurut klien adalah hal yang terbaik. Terlepas dari itu semua, tim profesional tetap
memberikan opsi ataupun pilihan terbaik mengenai solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh klien yang berupa perumusan
perencanaan upaya-upaya yang akan diberikan untuk mengatasi dan atau menyelesaikan permasalahan.
Hal ini dibenarkan oleh Ibu R selaku klien di LK3 Sekarsari yang mengatakan bahwa:
“Tidak mba. Saya tidak dilibatkan secara langsung dalam pertemuan rutin, jadi sistemnya saya hanya mendaftar lalu
diarahkan langsung sama pengurus penyelesaian lebih baik seperti apa. Hanya berunding seperti itu saja mbak, istilahnya face to face.
Nggak ada pertemuan-pertemuan yang melibatkan pengurus seperti itu. Ada bentuk perencanaan tapi sebatas sama kasus saya aja
mbak
, bukan buat kepentingan rutin.” Wawancara 27 Januari 2017 pukul 08.30 WIB
Pendapat tersebut juga diperkuat oleh pendapat dari salah satu klien, yaitu Ibu An yang mengatakan bahwa :
“… oh yang pertemuan-pertemuan rutin gitu nggak ada mbak. Selama ini saya cuma datang untuk berkonsultasi aja sama Bapak
MI membahas permasalahan saya. Nggak ada yang rapat-rapat gitu mbak. Kalo konsultasi ya awalnya pasti ada perencanaan mbak, ada
prosesnya merencanakan solusi terbaik dari permasalahan saya. Baik itu secara psikologis atau hukum, ya sebatas itu mbak
.” Wawancara 27 Januari 2017 pukul 08.30 WIB
Dari beberapa pernyataan diatas dapat disampaikan bahwa perencanaan yang dilakukan di Lembaga Konsultasi Kesejahteraan
79
Keluarga LK3 Sekarsari dalam merencanakan program terbagi atas 2 bagian, yaitu untuk program yang sifatnya untuk internal lembaga dan
program yang sifatnya eksternal atau dikhususkan dalam pelaksanaan konsultasi. Untuk internal lembaga, LK3 Sekarsari melibatkan seluruh
pengurus dan tim profesional yaitu untuk membahas rencana kegiatan, pembagian tugas kerja, perencanaan anggaran dan pengembangan program
dengan melakukan rapat secara rutin secara berkala. Untuk perencanaan program yang dikhususkan bagi klien dilaksanakan secara langsung oleh
yang bersangkutan dengan melibatkan tim profesional sebagai mediator yang akan membuat perencanaan dalam hal perumusan solusi yang tepat
bagi kasus yang dialami oleh klien.
b. Pengorganisasian Program Layanan Konsultasi Keluarga pada