25
2 Perserikatan itu paling sedikit terdiri dari dua orang dewasa yang
berlainan jenis kelamin. 3
Perserikatan itu berdasar atas ikatan darah, perkawinan atau adopsi. 4
Adakalanya keluarga hanya terdiri dari seorang laki-laki saja atau perempuan saja dengan atau tanpa anak-anak.
c. Peranan dan Fungsi Keluarga
Syamsu Yusuf 2007:38 membagi fungsi keluarga dari perspektif psikososiologis dan perspektif
sosiologis. Dari
sudut pandang psikososiologis, keluarga memiliki fungsi sebagai :
1 Pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya
2 Sumber pemenuhan kebutuhan, baik fisik maupun psikis
3 Sumber kasih sayang dan penerimaan
4 Model pola perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar menjadi
anggota masyarakat 5
Pemberi bimbingan bagi pengembangan perilaku secara sosial yang tepat
6 Pembentuk anak dalam memecahkan masalah yang dihadapinya
dalam rangka menyesuaikan dirinya terhadap kehidupan 7
Pemberi bimbingan dalam belajar keterampilan motorik, verbal dan sosial yang dibutuhkan untuk penyeuaian diri
8 Stimulator bagi pengembangan kemampuan anak untuk mencapai
prestasi, baik di sekolah maupun di masyarakat 9
Pembimbing dalam mengembangkan aspirasi
26
10 Sumber persahabatanteman bermain bagi anak sampai cukup usia
untuk mendapatkan teman di luar rumah. Sedangkan dari sudut pandang sosiologis, fungsi keluarga dapat
diklasifikasikan ke dalam fungsi berikut. 1
Fungsi biologis Keluarga dipandang sebagai pranata sosial yang memberikan legalitas,
kesempatan dan kemudahan bagi para anggotanya untuk memenuhi kebutuhan dasar biologisnya. Kebutuhan itu meliputi a pangan,
sandang, dan papan, b hubungan seksual suami-istri, dan c reproduksi atau pengembangan keturunan keluarga yang dibangun melalui
pernikkahan merupakan tempat “penyemaian” bibit-bibit insane yang fitrah.
2 Fungsi ekonomis
Keluarga dalam hal ini ayah mempunyai kewajiban untuk menafkahi anggota keluarganya istri dan anak. Dalam Al-
Qur’an Surat Al- Baqarah: 223 dikemukakan bahwa kewajiban suami member makan dan
pakaian kepada para istri dengan cara yang ma’ruf baik. Seseorang
suami tidak dibebani dalam memberi nafkah, melainkan menurut kadar kesanggupannya.
3 Fungsi pendidikan edukatif
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi anak. Keluarga berfungsi sebagai “transmitter budaya atau mediator”
sosial budaya bagi anak Hurlock, 1956; dan Pervin,1970. Menurut
27
Undang-Undang No.2 Tahun 1989 Bab IV Pasal 10 Ayat 4: “Pendidikan
keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama,
nilai budaya, nilai moral, dan keterampilan”. Syamsu Yusuf merangkum fungsi keluarga dalam pendidikan adalah menyangkut penanaman,
pembimbingan, atau pembiasaan nilai-nilai agama, budaya, dan keterampilan-keterampilan tertentu yang bermanfaat bagi anak.
4 Fungsi sosialisasi
Keluarga merupakan buaian atau penyemaian bagi masyarakat masa depan, dan lingkungan keluarga merupakan faktor penentu determinant
factor yang sangat mempengaruhi kualitas generasi yang akan datang. Keluarga berfungsi sebagai miniature masyarakat yang mensosialisasikan
nilai-nilai atau peran-peran hidup dalam masyarakat yang harus dilaksanakan oleh para anggotanya. Keluarga merupakan lembaga yang
memperngaruhi perkambangan kemampuan anak untuk mentaati peraturan disiplin, mau bekerja sama dengan orang lain, bersikap
toleran, menghargai pendapat gagasan orang lain, mau bertanggung jawab dan bersikap matang dalam kehidupan yang heterogen etnis, ras,
budaya dan agama. 5
Fungsi perlindungan protektif Keluarga berfungsi sebagai pelindung bagi para angora keluarganya dari
gangguan, ancaman atau kondisi yang menimbulkan ketidaknyamanan fisik-psikologis para anggotanya.
28
6 Fungsi rekreatif
Untuk melaksanakan fungsi ini, keluarga harus diciptakan sebagai lingkungan yang memberikan kenyamanan, keceriaan, kehangatan dan
penuh semangat bagi anggotanya. Sehubungan dengan hal itu, maka keluarga harus ditata sedemikian rupa, seperti menyangkut aspek
dekorasi interior rumah, hubungan komunikasi yang tidak kaku kesempatan berdialog bersama sambil santai, makan bersama,
bercengkrama dengan penuh suasana humor dan sebagainya. 7
Fungsi agama religious Keluarga berfungsi sebagai penanaman nilai-niai agama keapda anak
agar mereka memiliki pedoman hidup yang benar. Keluarga berkewajiban mengajar, membimbing atau membiasakan anggotanya
untuk mempelajari dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Para anggota keluarga yang memiliki mental yang sehat, yakni mereka akan
terhindar dari beban-beban psikologis dan mempu menyesuaikan dirinya secara harmonis dengan orang lain, serta berpartisipasi aktif dalam
memberikan kontribusi secara konstruktif terhadap kemajuan atau kesejahteraan masyarakat.
Benokraitis dalam
Fatchiah E.
Kertamuda 2009:53
mengemukakan lima fungsi keluarga yaitu: 1
Mengatur aktivitas seksual, setiap masyarakat mempunyai norma atau aturan dalam hubungan seksual. Terdapat banyak hubungan seksual
29
yang melanggar hukum dan norma yang berlaku di masyarakat tertentu.
2 Sebagai tempat untuk anak bersosialisasi bermasyarakat. Keluarga
merupakan tempat pertama anak belajar bersosialisasi. Anak menyerap banyak hal dari keluarga seperti sikap, keyakinan, serta
nilai-nilai dalam keluarga, dan anak juga belajar kemampuan dalam berinteraksi yang kelak dapat bermanfaat dalam kehidupannya dimasa
mendatang. 3
Sebagai jaminan dan keamanan serta ekonomi. Keluarga sangat berperan dalam pemenuhan kebutuhan baik itu keamanan dan
stabilitas financial seperti makanan, perlindungan, pakaian dan sumber-sumber materi untuk kelangsungan hidup.
4 Sebagai pemberi dukungan emosional. Keluarga merupakan
kelompok utama yang penting karena keluarga memberikan dukungan, cinta dan kebutuhan emosional yang membuat keluarga
terpenuhi kebutuhannya. 5
Sebagai tempat status sosial. Kelas sosial dapat dikategorikan sama dengan tingkat dalam kemasyarakatan yang terkait dengan kekayaan,
pendidikan, kekuatan, prestise, dan sumber-sumber nilai. Munandar Soelaeman 2005 : 115 juga mendefinisikan fungsi
keluarga secara umum yang meliputi : 1
Pengaturan seksual 2
Reproduksi
30
3 Sosialisasi
4 Pemeliharaan
5 Penempatan anak dalam masyarakat
6 Pemuas kebutuhan perseorangan, dan
7 Kontrol sosial
Lutfi Wibawa 2016: 27 mengemukakan bahwa keluarga sering dipandang sebagai sumber kekuatan, memberikan pengasuhan dan
dukungan untuk anggota individu serta menjamin stabilitas dan kontinuitas generasi untuk masyarakat dan budaya. Setidaknya ada 4
empat pandangan konseptual tentang keluarga yang dirangkum dari beberapa ahli yaitu :
1 Keluarga dilihat sebagai tempat yang tepat untuk melindungi dan
mempertahankan seluruh anggota, membantu mereka untuk mengatasi stress dan patologi yang biasa mendera dan dialami oleh
anggota keluarga. 2
Keluarga dapat menjadi sumber penyelesai dan benteng pertahanan dari ketegangan.
3 Keluarga dapat dilihat sebagai mekanisme untuk anggota keluarga
dalam berinteraksi dengan kelompok-kelompok sosial dan
masyarakat yang lebih luas. 4
Keluarga dapat dilihat sebagai titik penting dari intervnsi dari unit organisasi salami untuk mentransfer dan membangun nilai-nilai sosial
dan masyarakat.
31
d. Keluarga yang ideal