sumbangan relatif dari semua variabel bebas independent
variable adalah 100 atau sama dengan 1, sedangkan sumbangan efektif dari semua variabel jumlahnya sama dengan koefisien
determinasi dari data penelitian. a Sumbangan Relatif SR
Sumbangan relatif menunjukan besarnya sumbangan secara relatif setiap prediktor terhadap kriterium untuk
keperluan prediksi Sutrisno Hadi, 2004: 37. Besar sumbangan relatif dapat dilihat pada tabel 47.
Tabel 47. Sumbangan Relatif
No Variabel Bebas
Dusun Keprekan Dusun Dendengan
1 Industri
62,6 45,6
2 Non_Industri
20,4 33,2
3 ART
16,9 21,1
Total 100,00
100,00
Sumber: Data Primer Tahun 2016 Berdasarkan Tabel 47 diketahui bahwa sumbangan
relatif pengrajin dari industri sapu di Dusun Keprekan sebesar 62,6 sedangkan di Dusun Dendengan sebesar 45,6.
Sumbangan relatif dari industri sapu rayung di Dusun Keprekan lebih tinggi dibandingkan dengan Dusun Dendengan.
Sumbangan relatif industri kerajinan sapu rayung mempunyai persentase tertinggi dibandingkan dengan sumber pendapatan
lain di kedua dusun.
b Sumbangan Efektif SE Sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui
besarnya sumbangan secara efektif setiap prediktor terhadap kriterium dengan tetap mempertimbangkan variabel bebas lain
yang tidak diteliti Sutrisno Hadi, 2004: 39. Besar sumbangan efektif dapat dilihat pada tabel 48.
Tabel 48. Sumbangan Efektif
No Variabel Bebas
Dusun Keprekan Dusun Dendengan
1 Industri
39,2 25,7
2 Non_Industri
12,8 18,7
3 ART
10,6 11,9
Total 62,6
56,3
Sumber Data Primer Tahun 2016 Berdasarkan
Tabel 48
dapat disimpulkan bahwa persentase sumbangan efektif Dusun Keprekan dan Dusun
Dendengan adalah dari pendapatan industri yaitu 39,2 dan 25,7. Sumbangan efektif industri Dusun Keprekan lebih besar
dibandingkan dengan Dusun Dendengan, karena jumlah pemasaran sapu rayung di Dusun Keprekan lebih tinggi
dibandingkan di Dusun Dendengan.
6. Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Pengrajin
Pendataan tingkat kesejahteraan rumah tangga pengrajin sapu rayung, dalam penelitian ini menggunakan acuan dari indikator keluarga
sejahtera, survei indikator keluarga sejahtera adalah survei indikator kinerja RPJMN 2015 oleh BKKBN. Berdasarkan acuan tersebut tahapan
keluarga sejahtera dibagi menjadi tiga yaitu; 1 Tahapan Keluarga Pra Sejahtera; 2 Keluarga Sejahtera 1; 3 Keluarga Sejahtera.
Penentuan tingkat kesejahteraan rumah tangga pengrajin yaitu pada
jawaban “Tidak” pertama oleh responden. Berdasarkan analisis jawaban
responden terhadap pendataan tingkat kesejahteraan yang telah dilakukan oleh peneliti, berikut distribusi tingkat kesejahteraan rumah tangga
pengrajin sapu di kedua dusun dapat dilihat pada Tabel 49.
Tabel 49. Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Pengrajin
No Tingkat Kesejahteraan
Dusun Keprekan Dusun Dendengan
F F
1. Keluarga Sejahtera
14 27,46
5 21,74
2. Keluarga Sejahtera 1
37 72,54
18 78,26
Jumlah 51
100,00 23
100,00 Sumber: Data Primer Tahun 2016
Tabel 49 menunjukkan tahapan kesejahteraan rumah tangga pengrajin di kedua dusun. Persentase terbesar yaitu pada tahap keluarga
sejahtera 1 dengan persentase 72,54 Dusun Keprekan dan 91,3 Dusun Dendengan. Persentase terendah yaitu pada tingkat keluarga sejahtera
sebesar 27,46 Dusun Keprekan dan 21,74 Dusun Dendengan. Secara keseluruhan rumah tangga pengrajin di Dusun Keprekan lebih
sejahtera dibandingkan dengan Dusun Dendengan.
124
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh suatu kesimpulan sebagai berikut:
1. Perbandingan faktor-faktor produksi industri kerajinan sapu rayung
di Dusun Keprekan dan Dusun Dendengan: a. Modal
Responden menggunakan modal awal berasal dari modal sendiri di Dusun Keprekan sebesar 96,07 sedangkan Dusun
Dendengan yaitu 86,96. Rata-rata modal awal responden di Dusun Keprekan yaitu sebesar Rp 429.039 lebih tinggi dibandingkan Dusun
Dendengan yaitu Rp 299.000. Modal operasional dikeluarkan
responden adalah untuk membeli bahan baku, bahan tambahan, transportasi, bahan bakar dan membayar tenaga kerja.
b. Bahan Baku
Bahan baku diperoleh dengan dua cara yaitu membeli dari pengepul dan diantar penyuplai. Responden membeli bahan baku
dengan periode mingguan di Dusun Keprekan 86,27 lebih banyak dibandingkan dengan responden di Dusun Dendengan 73,91. Rata-
rata biaya bahan baku yang harus dikeluarkan responden yaitu Rp 4.576.735 lebih tinggi dibandingkan di Dusun Dendengan Rp
2.615.174.
c. Tenaga Kerja
Responden di Dusun Keprekan dan Dusun Dendengan sebagian besar menggunakan tenaga kerja keluarga dengan persentase 76,48
di Dusun Keprekan dan 95,66 di Dusun Dendengan, responden di Dusun Keprekan menggunakan tenaga kerja keluarga lebih rendah
dibandingkan dengan responden di Dusun Dendengan. Tenaga kerja industri kerajinan sapu di Dusun Keprekan sebagian besar berjumlah
3-4 orang dengan persentase 62,74, sedangkan Dusun Dendengan 1-2 orang dengan persentase 65,21. Rata-rata upah yang diterima
tenaga di Dusun Keprekan yaitu Rp 627.700, lebih tinggi dibandingkan Dusun Dendengan sebesar Rp 100.000.
d. Pemasaran
Responden di Dusun Keprekan memasarkan kerajinan sapu rayung mencakup Pulau Jawa dan Bali, sedangkan responden di Dusun
Dendengan hanya wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Jangkauan pemasaran kerajinan sapu rayung di Dusun Keprekan lebih luas
dibandingkan dengan di Dusun Dendengan.
e. Transportasi
Alat transportasi yang digunakan mayoritas adalah sepeda motor sebesar 68,62 di Dusun Keprekan lebih rendah dibandingkan
dengan responden di Dusun Dendengan 95,66. Rata-rata biaya yang dikeluarkan responden di Dusun Keprekan Rp 62.294 lebih tinggi
dibandingkan dengan responden di Dusun Dendengan Rp 36.478.
f. Sumber Energi
Sumber energi yang digunakan yaitu sinar matahari dan bahan bakar. Sinar matahari digunakan untuk menjemur rayung, sedangkan
kayu bakar digunakan untuk membakar bambu. Jumlah responden Dusun Keprekan lebih banyak 94,11 yang memanfaatkan sinar
matahari untuk menjemur rayung dibandingkan dengan responden Dusun Dendengan 30,43. Rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk
membeli bahan bakar di Dusun Keprekan yaitu Rp 71.282 lebih tinggi dibandingkan dengan di Dusun Dendengan yaitu Rp 28.356.
2. Hambatan Industri Kerajinan Sapu Rayung beserta Upaya
a. Modal: responden Dusun Keprekan 13,73 mengalami hambatan modal lebih rendah dibandingkan dengan responden di Dusun
Dendengan sebesar 26,09. b. Upaya mengatasi hambatan modal yaitu meminjam modal pada
keluarga, menyimpan uang hasil penjualan periode sebelumnya. c. Bahan baku: responden Dusun Keprekan 35,29 mengalami
hambatan bahan baku lebih tinggi dibandingkan dengan responden di Dusun Dendengan 21,74.
d. Upaya mengatasi hambatan bahan baku membeli dengan jumlah banyak ketika harga bahan baku murah pada awal musim Agustus-
september.