33
C. KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS 1. Kerangka Pikir
Penduduk Indonesia sebagian besar tinggal di daerah perdesaan dengan mata pencaharian bertumpu pada sektor pertanian, tetapi seiring
berjalannya waktu, luas lahan pertanian semakin sempit karena banyak kegiatan alih fungsi lahan. Hal tersebut akan mengakibatkan produksi
pertanian menurun dan pendapatan masyarakat akan berkurang, sedangkan kebutuhan hidup sehari-hari semakin meningkat, sehingga sektor pertanian
tidak dapat diandalkan menjadi sumber pendapatan tunggal. Masyarakat perdesaan mulai berupaya menambah pendapatan dari
sektor non pertanian untuk dapat memenuhi kebutuhan. Masyarakat di Dusun Keprekan dan Dusun Dendengan Desa Bojong menambah
pendapatan melalui sektor non pertanian yaitu industri kerajinan sapu rayung. Kedua dusun ini merupakan dusun yang memiliki penduduk
bermata pencaharian pokok atau sampingan sebagai pengrajin sapu rayung. Terdapat perbedaan dan persamaan dari kedua dusun terkait faktor
geografis maupun non geografis yang nantinya akan mempengaruhi keberlangsungan industri kerajinan sapu rayung di kedua dusun.
Industri kerajinan sapu rayung ini mempunyai karakteristik dalam faktor produksi yang menopang keberlangsungan industri ini. Faktor-
faktor produksi kerajinan sapu meliputi modal, bahan baku, tenaga kerja, transportasi, pemasaran dan sumber energi. Industri kerajinan sapu tidak
selalu berjalan lancar, karena para pengrajin mengalami kendala terkait
34
dengan faktor produksi yang keadaannya tidak menentu. Para pengrajin juga berupaya untuk mengatasi hambatan tersebut. Hal tersebut tentunya
akan mempengaruhi pendapatan yang diterima dari industri kerajinan sapu rayung.
Pendapatan sektor industri nantinya akan dijumlah dengan pendapatan sektor non industri untuk mengetahui total pendapatan rumah
tangga pengrajin. Pendapatan rumah tangga yang berasal dari sektor industri kerajinan sapu rayung dan non industri kerajinan sapu rayung
akan memberikan kontribusi terhadap total pendapatan rumah tangga pengrajin. Kontribusi pendapatan industri kerajinan sapu rayung dihitung
menggunakan analisis statistic regresi berganda. Besarnya total pendapatan rumah tangga pengrajin sapu rayung secara tidak langsung
akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan rumah tangga. Perbedaan total pendapatan yang diperoleh masing-masing rumah tangga dari Dusun
Keprekan dan Dusun Dendengan akan menyebabkan perbedaan tingkat kesejahteraan pada masing-masing rumah tangga pengrajin.
Terdapat sembilan indikator yang digunakan oleh BKKBN tahun 2015 untuk menentukan tingkat kesejahteraan rumah tangga. Dari
sembilan indikator tersebut akan dapat ditentukan masing-masing rumah tangga pengrajin termasuk ke dalam kategori keluarga disebutkan oleh
BKKBN ada tiga yaitu: 1. Keluarga Pra Sejahtera, 2. Keluarga Sejahtera 1, 3. Keluarga Sejahtera. Kerangka pikir secara keseluruhan dapat dilihat
pada gambar 1.
35
Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir
Desa Bojong Aktivitas Manusia
Industri Kerajinan Sapu Rayung
Dusun Keprekan
Hambatan Industri Kerajinan Sapu Rayung
Upaya Mengatasi Hambatan
Pendapatan Industri Sapu
Rayung Dusun Dendengan
Hambatan Industri Kerajinan Sapu Rayung
Upaya Mengatasi Hambatan
Pendapatan Industri Sapu
Rayung Kondisi
Geografis Faktor Produksi Industri
Kerjinan Sapu Rayung Faktor Produksi Industri
Kerajinan Sapu Rayung Kondisi
Geografis
Pendapatan Anggota Rumah
Tangga Pendapatan
Non Industri Pendapatan
Anggota Rumah Tangga
Pendapatan Non Industri
Total Pendapatan Rumah Tangga
Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga
Total Pendapatan Rumah Tangga
Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga
Kondisi Non
Geografis Kondisi
Non Geografis