Kajian Industri Kajian Teori 1. Kajian Geografi
21
merupakan jenis sapu yang memiliki warna kuning kecoklatan dengan pegangan sapu terbuat dari bambu gondani.
b. Proses Pembuatan Kerajinan Sapu Rayung Proses pembuatan kerajinan sapu
rayung memerlukan
keterampilan, keuletan dan kesabaran mulai dari persiapan, pembuatan dan tahap akhir finishing. Pengrajin sapu rayung memperoleh
keterampilan membuat sapu rayung secara turun temurun. Proses pembuatan kerajinan sapu rayung sebagai berikut:
1 Persiapan Proses
pembuatan sapu
rayung dimulai
dari mempersiapkan alat dan bahan baku. Bahan baku yang digunakan
yaitu rayung dan bambu. Rayung pertama kali harus dijemur di bawah terik matahari hingga kering, lalu rayung tersebut dipukul-
pukulkan ke suatu media untuk merontokkan serbuk-serbuk halus seperti proses perontokan gabah saat panen padi. Bambu
digunakan untuk tangkai sapu, oleh warga setempat disebut garan. Bambu tersebut dibakar terlebih dahulu, agar kotoran yang
Gambar 1. Rumput Gelagah
22
menempel mudah untuk dihilangkan dan warna bambu menjadi lebih mengkilap.
2 Pembuatan Rayung yang sudah kering kemudian dibuat ikatan kecil-
kecil menggunakan tali kain atau rafia dengan ukuran yang disesuaikan besar kecilnya sapu yang akan dibuat. Ikatan rayung
kemudian disatukan dengan bambu, tencepan menggunakan paku dan kawat. Tahap selanjutnya yaitu menjahit sapu agar ikatannya
menjadi kuat. 3 Tahap Akhir Finishing
Rayung mempunyai panjang yang tidak beraturan, sehingga perlu dirapikan dengan memotong ujungnya sama panjang. Setelah
rapi kemudian diberi tali untuk menggantungkan sapu dan label dari masing-masing pengrajin.
c. Faktor Produksi Industri Sapu Rayung Faktor produksi menjadi hal yang sangat penting untuk
keberlangsungan suatu industri dan mampu menopang segala kegiatan industri. Faktor produksi industry kerajinan sapu rayung meliputi:
1 Bahan Baku Berdasarkan UU No.5 Tahun 1984 tentang Perindustrian,
bahan baku industri merupakan bahan mentah yang diolah atau tidak diolah yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana produksi
dalam suatu industri. Bahan baku merupakan salah satu faktor yang
23
dapat mempengaruhi kelancaran proses produksi. Tidak ada barang yang dapat dihasilkan jika tidak tersedia bahan baku Daldjoeni,
1991: 59. Bahan baku yang digunakan untuk membuat kerajinan sapu rayung berupa bambu yang didatangkan dari luar Kabupaten
Magelang, yaitu Kabupaten Wonosobo, rayung dari Kabupaten Banjarnegara. Bahan tambahan juga diperlukan dalam pembuatan
sapu rayung yaitu, tali kain, kawat, rafia dan paku yang dapat diperoleh di sekitar tempat tinggal pengrajin.
2 Modal Modal adalah biaya yang dimiliki oleh seorang pengusaha
untuk keperluan proses produksi. Modal dibedakan menjadi dua macam, yaitu modal tetap dan modal tidak tetap. Modal tetap
meliputi tanah atau lahan tempat aktivitas industri, dan peralatan produksi, sedangkan modal tidak tetap meliputi uang yang
dipergunakan untuk pembelian bahan baku, sewa lahan atau pembelian tanah, pembelian peralatan, biaya transportasi dan upah
tenaga kerja. Modal dalam penelitian ini berkaitan dengan modal tetap yang berupa peralatan yang digunakan untuk memproduksi
kerajinan dan modal tidak tetap yang menunjang kegiatan operasional produksi sapu rayung.
3 Tenaga Kerja Tenaga kerja manpower adalah seluruh penduduk dalam
usia kerja berusia 15 tahun atau lebih yang potensial dapat
24
memproduksi barang dan jasa. Menurut UU No. 25 tahun 1997 tentang ketenagakerjaan pasal 1 ayat 2, tenaga kerja adalah setiap
orang laki-laki maupun wanita yang sedang dalam dan atau akan melakukan pekerjaan, baik di luar maupun di dalam hubungan
kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tenaga kerja pada industri rumah tangga
lebih mengutamakan tenaga kerja yang berasal dari anggota keluarga atau dari luar anggota keluarga yang bertempat tinggal di
dekat lokasi industri. Tenaga kerja industri perdesaan tidak perlu memiliki tingkat pendidikan tinggi. Tenaga kerja sangat
dibutuhkan untuk industri kerajinan sapu rayung, karena semakin banyak tenaga kerja, semakin banyak produksi sapu yang
dihasilkan. Proses pembuatan sapu rayung mempunyai ciri khas yang tidak bisa digantikan oleh mesin atau alat teknologi.
4 Pemasaran Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-
kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa
yang merupakan memasarkan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial. Pengrajin sapu rayung
di Desa Bojong perlu memperhitungkan strategi pemasaran produksi mereka karena lewat pemasaran pendapatan akan