g. Children and marriage
Kehadiran anak membuat rumah tangga DS terasa lebh bahagia. Apapun jenis kelamin tetap anak membuat DS senang.
“Pengaruh anak sangat membuat rumah tangga kakak bahagia. Lebih rame, lebih ribut ya dek… ada yang teriak-teriak saban hari. Anak itu
anugerah ya dalam rumah tangga, jadi harus di rawat betul-betul. Ini aja lihat gak bisa diam. Makanya kakak pun pergi kerja nunggu si adek tidur
dan neneknya datang jadi ada yang nengok-nengokkan selama kakak kerja.
” R4, W1, 588-609
“Pengaruh anak ada, besar malahan dek. Kalau pengaruh jenis kelamin anak juga ada. Kakak kan orang Batak, jadi orang Batak itu
pernikahannya gak lengkap kalau belum memiliki anak laki-laki. Alhamdulillah kakak punya anak sepasang dek, lengkap sudah
kebahagiaan kakak. Punya anak pertama laki-laki terus yang kedua perempuan. Jadi kalau besar si abangnya
ini kan bisa jaga adiknya.” R4, W2, 721-741
Urusan mengasuh dan mendidik anak, DS melakukannya dengan pasangan dengan cara saling membantu dan mengerti.
“Gak ada kesepakatan. Cuma kalau malam kakak lagi capek ya di bangunin ayahnya. Namanya masih kecil-kecil ya, jadi suka lasak, main
kesana, main kemari. Dalam hal pengasuhan anak ayahnya dari sekarang udah menerapkan disiplin sama anak-anak maksudnya biar ke depan
anak-anak lebih bisa menghargai waktu dan sebagainya. Jam mandi nanti jam-jam 5 sore harus mandi
.” R4, W1, 629-651
“Harapan untuk pendidikan anak itu kalau bisa jauh lebih tinggi dari orangtua nya. Apalagi untuk berapa tahun ke depan kan kalau untuk
sarjana aja rasanya udah susah untuk mencari kerja, jangankan nanti sekarang aja udah susah. Jadi harapannya anak-anak ini bisa menempuh
pendidikan setinggi mungkin.
.” R4, W1, 610-628
Pola asuh yang di terapkan DS kepada anak-anak tidak sama dengan pola asuh yang diterapkan oleh pasangan. DS tidak setuju dengan pola asuh yang
diterapkan oleh pasangan karena pasangan terlalu keras dalam mendidik anak.
Universitas Sumatera Utara
Menurut DS saat anak dalam usia bermain anak-anak dibiarkan bermain kalau usia anak sudah besar barulah DS akan menerapkan disiplin terhadap anak.
“Perbedaan dalam pola asuh ada lah sedikit ya. Abang kan agak royal misalnya membelikan jajan pada anak sedangkan kakak orangnya bukan
pelit ya tapi mikir-mikir kalau belikan jajan anak. Apalagi jajanan sekarang kan lebih banyak gak sehatnya daripada yang bagus. Makanya
kakak pilih-pilih. Misal abang gak gitu. Kakak emang berbeda dalam mengasuh anak dengan cara yang abang terapkan. Kalo kakak gak terlalu
suka mengeraskan anak, abang lebih keras dalam mendidik anak walaupun jarang. Kakak karena emang dari kecil dapat didikan keras di
rumah makanya kakak gak mau untuk melakukan hal yang sama untuk anak-
anak.” R4, W2, 653-690
“Kakak gak setuju dengan pola asuh suami, karena terlalu keras sama anak. Rasa kakak saat anak di usia bermain kan gak bagus di kerasin,
biar aja anak bermain. Ada saatnya nanti anak udah mulai di disiplinkan Misal udah usia masuk sekolah. Baru mungkin kakak mulai
mendisiplinkan anak. Untuk sekarang mana yang terbaik untuk anak ajalah dulu. Kalau anak-anak udah dikerasin dari sekarang nanti malah
jadi muak pula setelah masuk sekolah. Jadi sekarang biarlah anak-anak
bermain dulu.” R4, W2, 691-720
Dalam rumah tangga DS dengan pasangan, tidak ada perbedaan dalam jumlah anak yang inginkan. DS dan pasangan menyerahkan semuanya kepada
yang di atas. “Perbedaan jumlah anak. Maksudnya kakak pengin anak berapa terus
suami pengin punya anak berapa gitu ya. Hehehe gak ada ya, berapa dikasih sama yang di atas aja lah. Berapa di kasih sama yang di atas aja.
Yang penting sehat.” R4, W2, 742-754
Berasal dari Budaya Batak membuat DS memiliki pandangan terhadap hadirnya anak laki-laki dalam keluarga. Anak laki-laki dalam Budaya Batak
merupakan penerus silsilah keluarga. Untuk itu pernikahan dalam Budaya Batak belum sempurna jika belum memiliki anak laki-laki.
Universitas Sumatera Utara
“… Kakak kan orang Batak, jadi orang Batak itu pernikahannya gak lengkap kalau belum memiliki anak laki-laki. Alhamdulillah kakak punya
anak sepasang dek, lengkap sudah kebahagiaan kakak. Punya anak pertama laki-laki terus yang kedua perempuan. Jadi kalau besar si
abangnya ini kan bisa jaga adik
nya.” R4, W2, 721-741
h. Religious orientation