5. Interpretasi Intra Responden 3 Tabel 9. Interpretasi Intra Responden 3
Aspek Gambaran Responden
Konfirmasi Teoritis Pernikahan
pariban Pernikahan pariban merupakan
pernikahan yang
dilakukan dengan
anggota kerabat,
pernikahan pariban bertujuan untuk
mempererat tali
silahturahmi antar
keluarga. Pernikahan AS dengan pariban
terjadi karena dijodohkan, AS yakin untuk menjadikan pariban
sebagai istri karena memang sudah mengenal pasangan dan
mengenal keluarga pasangan dengan baik. Menikah dengan
pariban
membuat ikatan
kekeluargaan AS
dengan pasangan menjadi erat selain itu
harta keluarga
tidak jatuh
kepada orang lain. Menurut
Tambunan 1982
Pernikahan pariban merupakan pernikahan
dimana seorang
pemuda di nikahkan dengan pemudi yang tidak lain adalah
anak dari tulang mama‟ pemuda.
Kepuasan pernikahan
:
Personality issue
Penyesuaian dalam pernikahan AS dengan istri seperti sifat,
perilaku dan kebiasaan berjalan dengan mudah. AS merupakan
pribadi yang suka bercanda sedangkan
istri merupakan
pribadi yang
kurang suka
bercanda dan
tersenyum. Perbedaan
tersebut sering
menjadi pemicu permasalahan di dalam rumah tangga namun
AS mencoba untuk memahami istri dan mencoba merubah sifat
yang dimiliki istri secara pelan- pelan. Pada awal pernikahan AS
harus menyesuaikan diri dengan kebiasaan yang ada di rumah
pasangan, karena AS tinggal dengan keluarga istri. Awalnya
AS
merasa susah
untuk mengikuti aturan yang ada di
rumah pasangan
namun akhirnya AS bisa mengikuti
Menurut Olson McCubbin 1983
setelah menikah
perbedaan terkadang
bisa menimbulkan
kekecewaan, sebaliknya jika tingkah laku
pasangan sesuai dengan yang di inginkan
maka akan
menimbulkan rasa senang dan bahagia.
Universitas Sumatera Utara
kebiasaan yang ada di rumah istri. Penyesuaian pernikahan
menjadi lebih mudah dilakukan karena AS menikah dengan
pariban, hal ini karena AS sudah mengenal istri dari kecil
walaupun mengenal istri lebih dekat setelah menikah.
Communication
Hubungan komunikasi Antara AS dengan istri cukup lancar.
AS merupakan orang yang terbuka namun istri merupakan
orang yang kurang terbuka. Jika tidak suka istri akan diam. Jadi
saat pasangan diam, AS akan mencairkan
suasana dengan
bercanda. Namun hal tersebut sering membuat istri salah
tanggap sehingga AS harus meyakinkan istri dengan cara
berkomunikasi yang lebih baik. Walaupun komunikasi dengan
istri kurang lancar, AS selalu mendengarkan,
dan percaya
dengan ucapan istri. Menurut AS,
saat berbicara
nada suaranya tinggi seperti orang
yang sedang marah, tapi hal itu bukanlah menandakan kalau AS
sedang marah. Itu merupakan ciri khas dari Budaya AS, orang
Batak selalu berbicara dengan lantang
tapi bukan
berarti marah. Untuk hal ini istri sudah
mengerti karena
istri juga
berasal dari Budaya yang sama. Di dalam hubungan pernikahan,
komunikasi adalah hal yang sangat penting karena dengan
adanya komunikasi di dalam sebuah keluarga maka rumah
tangga bisa berjalan dengan baik. AS selalu menjaga sikap
dalam berkomunikasi supaya istri tidak salah menanggapi apa
yang disampaikan oleh AS. Menurut Olson McCubbin
1983 kepuasan pernikahan akan tercapai apabila kedua pasangan
merasa
nyaman saat
berkomunikasi, percaya dengan apa
yang dikatakan
oleh pasangan, mendengarkan serta
mendukung pasangan,
menganggap komunikasi
merupakan hal yang penting hubungan pernikahan.
Universitas Sumatera Utara
Karena menurut AS memiliki masalah dengan pariban sama
halnya dengan membuat kedua keluarga bertengkar.
Conflict resolution Resolusi konflik
di dalam
rumah tangga selalu berjalan dengan
baik. Jika
terjadi perbedaan pendapat antara AS
dengan istri, istri akan mengalah dan AS akan mencoba mencari
pemecahan dari masalah yang dihadapi. AS merupakan orang
yang terbuka, saat memiliki masalah. AS berharap istri juga
melakukan hal yang sama, istri lebih terbuka dan komunikatif
dalam bicara. Dengan adanya keterbukaan
dalam rumah
tangga akan membuat hubungan keluarga menjadi lebih baik.
Karena istri bukan orang yang terbuka membuat AS jarang
mengetahui
masalah istri.
Dalam rumah tangga AS selalu berusaha agar tidak terjadi
masalah yang besar. Karena dalam pernikahan pariban, saat
suami istri ada masalah tidak hanya pasangan saja yang akan
bermasalah tapi juga kedua keluarga besar. Makanya AS
selalu berusaha menyelesaikan saat masalah terjadi.
Kurang puas ketika menghadapi konflik karena pasangan lebih
memilih diam
daripada membicarakan masalah. Menurut
Olson McCubbin 1983 di perlukan
adanya keterbukaan antara pasangan untuk mengenal
dan untuk mendapatkan solusi yang
terbaik serta
saling mendukung dan percaya dalam
memecahkan masalah
yang dihadapi.
Financial management
Pengaturan keuangan rumah tangga sepenuhnya diatur oleh
istri. Sifat royal AS membuat AS memutuskan istri yang
memegang keuangan. Cara istri mengatur keuangan membuat
AS senang, karena dalam hal ini istri sangat terbuka dan tidak
pelit. Istri mampu mengelola keuangan dengan baik. AS juga
tidak pernah keberatan dengan cara
istri dalam
mengatur keuangan. Pendapatan di dalam
Menurut Olson McCubbin 1983
kepuasan pernikahan
dipengaruhi bagaimana
cara pasangan mengatur keuangan
dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
rumah tangga AS tidak hanya ditopang oleh AS sendiri, istri
juga memiliki pendapatan. Dan gaji
istri tidak
pernah dipermasalahkan
oleh AS.
Menikah dengan
pariban membuat AS tidak pernah
curiga saat pasangan mengirim uang kepada mertua, karena
menurut AS uang yang dikirim juga buat keluarga.
Leisure activity Di
dalam pernikahan
AS dengan
pasangan jarang
menghabiskan waktu berdua. AS lebih banyak menghabiskan
waktu dengan teman karena dengan
berkumpul bersama
teman, AS bisa mendapat info pekerjaan,
dan istri
juga mengerti
dengan kondisi
tersebut. Kalau ada waktu luang AS hanya mengajak anak dan
istri untuk menonton TV di rumah. Dan dalam pemilihan
aktivitas, AS lebih banyak menentukan
daripada istri.
Karena menikah
dengan pariban,
istri tidak
pernah mempermasalahkan
aktivitas yang jarang dilakukan bersama
AS. Menurut AS pasangan mencoba
untuk memahami
kondisi tersebut. AS merasa puas dengan aktivitas yang
dilakukan karena menurut AS berkumpul dengan keluarga itu
sudah cukup. Kalau untuk berjalan-jalan dan bersenang-
senang belum saatnya untuk itu. Menurut Olson McCubbin
1983 salah
satu yang
mempengaruhi kepuasan
pernikahan adalah kegiatan yang dilakukan bersama pasangan.
Sexual relationship
Penyesuaian hubungan seksual di dalam rumah tangga lancar.
Menurut AS dalam melakukan hubungan seksual harus ada
kesepakatan
dan saling
mengerti. Saat AS melihat bahasa tubuh istri sedang tidak
Menurut Olson McCubbin 1983
kepuasan pernikahan
dapat di capai dengan cara kedua pasangan
bisa mencapai
kesepakatan dalam hal hubungan seksual
Universitas Sumatera Utara
ingin berhubungan
seksual maka
AS tidak
akan memaksakan kehendak walau
merasa kesal. Terkadang AS akan menanyakan kepada istri
kenapa tidak ingin melakukan hubungan seksual. Ada rasa
keberatan pada diri AS disaat ingin
melakukan hubungan
suami istri namun istri menolak karena menurut AS hubungan
seksual di dalam rumah tangga juga
merupakan hal
yang penting
dalam sebuah
pernikahan.
Children and
marriage
Hadirnya anak di dalam rumah tangga membuat AS lebih
termotivasi dalam menjalani hidup. Dalam pernikahan AS
memiliki anak laki-laki dan perempuan. Dengan hadirnya
anak
laki-laki di
dalam pernikahan sudah membuat AS
senang karena memiliki anak laki-laki pada pernikahan Batak
adalah suatu kehormatan karena anak laki-laki sebagai penerus
marga. Dalam mengasuh anak dan mendidik anak lebih banyak
dilakukan oleh istri. AS dan istri mempunyai perbedaan dalam
cara mengasuh anak, namun perbedaan
tersebut tidak
membuat hubungan AS dengan pasangan menjadi memburuk.
AS merasa
puas dengan
kehidupan rumah tangganya karena sudah memiliki anak
laki-laki dan perempuan apalagi dalam budaya Batak memiliki
anak
laki-laki membuat
pernikahan menjadi
lebih sempurna karena anak laki-laki
sebagai penerus
marga keturunan.
Menurut Olson McCubbin 1983
kesepakatan antara
pasangan dalam hal mengasuh dan
mendidik anak
akan mempengaruhi
kepuasan
pernikahan.
Religious Dalam rumah tangga AS dan Menurut Olson McCubbin
Universitas Sumatera Utara
orientation
istri selalu menjalankan dan mengutamakan
pelaksanaan perintah agama. Selain taat
menjalankan perintah agama AS mulai memberikan pengetahuan
dan menerapkan agama kepada anak dengan cara mengajak ke
Masjid. AS merasa sangat senang
menjalankan ibadah
bersama dengan istri. AS juga senang karena memiliki istri
yang taat menjalankan ibadah agama. Sebagai seorang suami,
AS selalu mengusahakan untuk menjadi imam bagi keluarga.
1983 setelah menikah orangtua akan mengajarkan dasar-dasar
dan nilai-nilai agama yang di anut kepada anaknya.
Family and
Friends
Hubungan AS dengan keluarga besar istri sangat baik. Bahkan
AS merupakan
menantu kesayangan karena AS adalah
saudara dari mertua. Hubungan dengan
saudara istri
juga semakin baik setelah menikah.
AS mengaku kurang begitu mengenal
teman-teman istri
Menurut AS ketika berada di antara keluarga sendiri dengan
berada didalam keluarga istri sama-sama
nyaman dan
menyenangkan. AS memang selalu menjaga agar hubungan
keluarga selalu baik. Menurut Olson McCubbin
1983 kepuasan pernikahan akan tercapai
apabila memiliki
hubungan yang baik dengan keluarga,
teman dan
relasi. Memiliki hubungan yang baik
dengan para keluarga, teman juga relasi akan mengurangi konflik
yang terjadi. Menurut
Scolnick dalam
Lemme, 1995 Adanya rasa kebersamaan dan bersatu dalam
keluarga merupakan
criteria kepuasan yang tinggi.
Egalitarian Role AS
memiliki peran
yang beragam
di dalam
rumah tangga. AS tidak hanya sebagai
kepala keluarga namun juga sebagai panutan bagi anak-anak
dan membantu istri dalam mengurus
rumah tangga.
Banyaknya peran yang AS jalankan tidak membuat AS
keberatan malah AS merasa senang
dengan peran-peran
tersebut. AS juga mendukung istri untuk bekerja agar istri bisa
mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya.
Menurut Olson McCubbin 1983 suatu peran dalam rumah
tangga harus
mendatangkan kepuasan pribadi.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Gambaran kepuasan pernikahan pariban pada responden 3 Responden 3 AS
Kepuasan pernikahan pada responden 3
Kepuasan pernikahan yang dirasakan AS dalam rumah tangga ada pada aspek personality issue, financial management, leisure activity, sexual relationship,
children and marriage, religious orientation, family and friends, egalitarian role. AS tidak puas dalam aspek communication dan conflict resolution karena istri sangat
tertutup dalam berkomunikasi begitu juga dalam pemecahan masalah, istri susah untuk memberitahukan masalah yang sedang ia hadapi dan jarang memberikan
masukan saat diajak mendiskusikan masalah rumah tangga.
Kepuasan pernikahan pada responden 3 berdasarkan aspek
Personality issue: AS mencoba mmenerima kepribadian istri Communication: AS kurang suka dengan ketertutupan istri
dalam berkomunikasi Conflict resolution: AS kurang puas dengan pemecahan
masalah dalam rumah tangga Financial management: AS puas dengan cara istri mengatur
keuangan Leisure activity: AS lebih senang menghabiskan waktu bersama
teman daripada istri Sexual relationship: seiring berjalan waktu hubungan seksual
dalam rumah tangga AS semakin membaik Children and marriage: kehadiran anak sangat membuat AS
bahagia Religious orientation: orientasi agama dalam rumah tangga
sangat baik Family and friends: AS memiliki hubungan yang baik dengan
keluarga istri Egalitarian role: Peran dalam rumah tangga membuat AS
senang AS
DS Usia : 33 tahun
Pekerjaan: Apoteker Pendidikan: Sarjana
Usia : 32 tahun Pekerjaan: Guru
Pendidikan: Sarjana
Perjodohan
Pernikahan ideal dalam Budaya Batak
Pernikahan pariban
Terjadinya pernikahan pariban
Keinginan yg kuat utk segera menikah
Harapan orangtua Harapan Budaya
Nilai yang diyakini responden dalam pernikahan Budaya Batak
Istri menuruti perkataan suami Istri harus menghormati suami
Meminimalkan masalah yang terjadi dalam rumah tangga
Mengutamakan nilai kebersamaan dalam keluarga
Mempunyaianak laki-laki Menjadi imam dalam keluarga
Menjaga hubungan baik dengan keluarga besar
Suami memiliki peran utama dalam rumah tangga
Universitas Sumatera Utara
6. Analisa Data Wawancara Responden 4 I. Pernikahan Pariban