Religious orientation Kepuasan pernikahan

abang itu jadi masalah, selagi ada orangtua si anak ya dialah yang harus menjaga anak. Suami yang cari uang istri yang ngurus rumah tangga. Istri gak perlu kerja lah, ngurus anak aja di rumah. Kalau abang ikut ngurus anak, siapa yang cari makan? Istri? Gak mungkin kan dek. Perempuan itu tugasnya di rumah aja” R1, W4, 831-856 Dalam budaya batak anak laki-laki merupakan penerus garis keturunan marga yang menjadi suatu kebanggan dalam suku batak. Sebagai orang batak, TL berharap memiliki anak laki-laki sedangkan kedua anak TL berjenis kelamin perempuan, hal ini membuat TL menginginkan hadirnya anak laki-laki sehingga rumah tangga terasa lengkap dan garis keturunan tetap terjaga. ”Kayaknya ada dek. Di dalam rumah tangga pernikahan Budaya Batak, dapat anak laki-laki itu sudah sebagai suatu kebanggaan. Nah anak abang dua-duanya perempuan. Kadang ada rasa yang kurang gitu, sebenarnya dibilang senang abang senang lah punya anak tapi karena dua-duanya perempuan agak gimana gitu. “ R1, W4, 723-746 “… orang Batak gak punya anak laki-laki itu rasanya hambar gitu, gak ada yang bisa dibanggakan. Bisa lah dibilang abang kecewa karena belum dapat anak laki-laki. Tapi mudah-mudahan abang dapat lah anak laki-laki. Supaya rumah ni lebih seru gak suara anak perempuan semua. Biar ada dulu yang berani di sini.” R1, W4, 766-783

h. Religious orientation

Dalam melaksanakan perintah agama, keluarga TL bukan termasuk keluarga yang sering menjalankan kegiatan shalat berjama‟ah sedangkan dalam kehidupan keluarga pasangan selalu melakukan shalat berjama‟ah di rumahnya sehingga pasangan selalu menuntut TL untuk melakukan shalat berjama‟ah. “Keyakinan agama biasanya cuma shalat aja, namanya saya juga jarang di rumah. Tapi kalau ada waktu biasanya saya akan mengajak istri dan anak paling besar untuk shalat berjama‟ah.” R1, W2, 192-201 Universitas Sumatera Utara “….Shalat berjama‟ah, kalau di tempat istri kan selalu melakukan shalat berjama‟ah, sedangkan abang di sini jarang melakukan shalat berjama‟ah, jadi kadang istri tu suka nuntut untuk Shalat berjama‟ah. Jangankan Shalat berjama‟ah Shalat sendiri aja kalau abang bisa hitung pake jari. “ R1, W4, 79-112 Tuntutan pasangan untuk melakukan Shalat berjama‟ah sering diabaikan oleh TL. Kadang untuk menyenangkan hati pasangan, TL akan menjanjikan untuk melakukan Shalat berjama‟ah. Hal itu dilakukan untuk menyenangkan pasangan supaya tidak marah. “Cara mengatasi, biasanya abang bilang, iya ntar lagi Shalat. Sampe istri bosan menunggu terus akhirnya shalat duluan. Ada perasaan belum siap bagi abang untuk melakukan shalat apalagi berjama‟ah sebenarnya, karena shalat abang aja masih tinggal-tinggal. Gimana itu imam nya aja jarang shalat ya kan. Kadang abang ajak jugak lah shalat berjama ‟ah. Daripada istri abang ni merepet terus menita shalat berjama ‟ah, shalat lah. Bukannya gak mau shalat abang bilang, Cuma ada waktunya bagi abang nanti.” R1, W4, 113-140 Mendidik anak dalam hal agama diakui TL jarang ia lakukan, hal ini lebih sering dilakukan oleh pasangan ataupun orangtua TL. Pasangan TL merupakan orang yang taat beragama, sehingga TL menyerahkan semuanya kepada pasangan dan TL merasa puas karena memiliki pasangan yang taat menjalankan agama. “Gimana ya … abang jarang di rumah. Mendidik anak pernah tapi jarang sekali. Mendidik anak dalam hal agama biasanya Cuma ngajak anak shalat. Tu pun kadang-kadang kalau lagi pulang. Selebihnya istri yang lebih sering mendidik anak ataupun neneknya sering ngajak ngaji baren g.” R1, W2, 202-217 “Kalau harapan, seperti udah tercapai karena istri emang udah rajin dalam hal agama berbeda dengan abang .” R1, W2, 224-229 Menurut TL agama sangat penting dalam sebuah pernikahan, namun TL belum merasa siap untuk melaksanakan kegiatan agama. Universitas Sumatera Utara “Kalau menurut abang agama itu penting di dalam rumah tangga. Tapi abang masih belum bagus dalam soal agama, gak lancar Shalatnya dek, macam mobil kena macet. Syukurlah istri abang rajin Shalat jadi anak- anak abang bisa melihat umaknya, itulah panutan mereka dalam hal agama.” R1, W4, 877-892

i. Family and friends