“peran saya sebagai ibu rumah tangga, ngurus rumah sekalian ngurus kedua anak saya.”
R2, W1, 409-413 “Kerjasama dalam rumah tangga itu ya saling mengerti aja. Kalau suami
ada waktu ya bantuin kakak jaga anak- anak.”
R2, W1, 432-438 Meskipun MN berperan sebagai ibu rumah tangga namun MN memiliki
keinginan untuk bekerja, tapi pasangan belum memberikan izin kepada MN untuk bekerja dengan alasan anak-anak masih kecil.
“Peran sebagai ibu rumah tangga menurut kakak masih kurang sesuai, pengennya sih kerja tapi suami gak ngasih karena anak-anak masih kecil
” R2, W1, 414-421
Selain menjadi ibu rumah tangga MN memiliki berbagai peran dalam rumah tangga. Semua peran tersebut tidak membuat MN merasa berat malah
sebaliknya MN merasa senang dengan banyaknya peran yang ia jalankan. “Peran kakak dek sebagai ibu rumah tangga, sebagai ibu buat anak-anak.
Sebagai pengasuhnya anak-anak hehehe. sebagai seorang istri bagi suami. Banyak peran yang kakak dalam rumah tangga. Tapi tetap peran
pemimpin dan mencari nafkah itu urusan suami.” R2, W2, 815-829
“Iya kakak senang dengan semua peran yang kakak jalankan, kecuali satu kakak juga pengin kerja tapi belum boleh sama ayah anak-anak. Tapi
kakak senang kok dengan semua peran yang sekarang.” R2, W2, 830-840
7. Interpretasi Intra Responden 2 Tabel 5. Interpretasi Intra Responden 2
Aspek Gambaran Responden
Konfirmasi Teoritis Pernikahan
pariban Pernikahan pariban merupakan
pernikahan yang terjadi antara dua anak mamak. Kalau dalam
bahasa
Mandailing „manyunduti‟ yaitu mengambil
anak mama‟ tulangpaman Menurut
Tambunan 1982
Pernikahan pariban merupakan pernikahan
dimana seorang
pemuda dinikahkan
dengan pemudi yang tidak lain adalah
anak dari tulang mama‟
Universitas Sumatera Utara
untuk dijadikan istri. MN juga mengalami
yang namanya
manyunduti yaitu
suami mengambil
responden yang
merupakan anak
mama‟ tulangpaman untuk dijadikan
istri. Pernikahan MN terjadi melalui proses pacaran dan MN
melihat kalau pasangan adalah orang yang baik. Hal ini yang
membuat MN yakin untuk menerima
pasangan untuk
dijadikan suami.
Proses pelamaran juga berjalan dengan
mudah karena orangtua MN sangat setuju apabila anaknya
menikah
dengan pariban.
Karena menikah dengan pariban membuat
tali silahturahmi
keluarga tidak
putus dan
hubungan kekeluargaan
semakin dekat. pemuda.
Kepuasan pernikahan
:
Personality issue
Penyesuaian yang dilakukan MN terhadap pasangan berjalan
dengan baik,
walau ada
beberapa penyesuaian
yang harus dilakukan seperti sifat,
kebiasaan. MN
merupakan pribadi yang periang berbeda
dengan suami yang pendiam. Penyesuaian kepribadian tidak
menjadi masalah bagi MN. Menurut MN perilaku suami
tidak berbeda dari sebelum menikah
dengan sesudah
menikah. Perilaku suami yang suka telat bangun membuat MN
tidak suka. Meskipun beberapa perilaku
dan sifat
suami membuat MN tidak suka namun
MN masih bisa menerima semua
itu. Penyesuaian
pernikahan lebih
mudah dilakukan karena MN menikah
dengan pariban. MN memang sudah mengenal suami dari
Menurut Olson McCubbin 1983
setelah menikah
perbedaan terkadang
bisa menimbulkan
kekecewaan, sebaliknya jika tingkah laku
pasangan sesuai dengan yang di inginkan
maka akan
menimbulkan rasa senang dan bahagia.
Universitas Sumatera Utara
kecil.
Communication Hubungan komunikasi Antara
MN dengan suami cukup lancar. MN
yang selalu
bicara membuat
komunikasi tetap
lancar. Saat
suami emosi,
komunikasi tidak
berjalan dengan lancar karena suami bisa
membentak tanpa MN tahu apa penyebabnya. MN dan suami
selalu
mendengarkan dan
mendukung saat
pasangan berbicara. Begitu juga dengan
kepercayaan dan keterbukaan antara MN dan suami. Sehingga
komunikasi di dalam rumah selalu
lancar. MN
juga menganggap komunikasi sangat
penting dalam rumah tangga. MN
merasa puas
dengan komunikasi yang tercipta dalam
rumah tangga. Menikah dengan pariban membuat MN dan
suami harus selalu menjaga komunikasi dengan baik karena
kalau hubungan komunikasi tidak
jaga bisa
terjadi kesalahpahaman antar pasangan
yang bisa memicu timbulnya masalah. Jika sudah terjadi
masalah maka hubungan antar keluarga juga bermasalah.
Menurut Olson McCubbin 1983 kepuasan pernikahan akan
tercapai apabila kedua pasangan merasa
nyaman saat
berkomunikasi, percaya dengan apa
yang dikatakan
oleh pasangan, mendengarkan serta
mendukung pasangan,
menganggap komunikasi
merupakan hal yang penting hubungan pernikahan.
Conflict resolution Dalam rumah tangga MN dan
suami, jika ada masalah harus segera diselesaikan. Pasangan
cukup terbuka
dalam menghadapi
masalah rumah
tangga. MN dan pasangan mencoba untuk saling berbagi
peran, jika terjadi perbedaan pendapat MN biasanya akan
mengalah dan pasangan akan mencari solusi untuk masalah
yang sedang dihadapi. MN dan pasangan
juga saling
mendukung untuk memecahkan Menurut Olson McCubbin
1983 diperlukan
adanya keterbukaan
antara pasangan
untuk mengenal
dan untuk
mendapatkan solusi yang terbaik serta saling mendukung dan
percaya dalam
memecahkan masalah
yang dihadapi.
Kepuasaan pernikahan tercapai karena
adanya keterbukaan
dalam memecahkan masalah.
Universitas Sumatera Utara
masalah agar tidak semakin rumit.
Cara penyelesaian
masalah dalam rumah tangga membuat MN senang karena
selalu ada keterbukaan dan rasa saling
percaya dalam
menghadapinya. Selain
itu menikah
dengan pariban
membuat MN dan suami harus bisa menjaga supaya masalah
tidak membuat
hubungan kekeluargaan menjadi buruk
karena ketika terjadi masalah dalam rumah tangga berpariban
tidak hanya pasangan pariban yang akan berpisah namun
kedua keluarga besar juga akan mengalami masalah.
Financial management
Dalam rumah tangga, MN yang mengatur keuangan. Mengenai
hal tersebut bukan MN yang meminta tapi mertua yang
menyuruh suami memberikan hak
kepada MN
dalam mengatur keuangan dan segala
keperluan rumah tangga. Hal tersebut disambut suami dengan
baik dan suami sangat senang dengan cara MN mengatur
keuangan. Mertua menyuruh suami memberikan wewenang
kepada istri dalam mengatur keuangan rumah tangga karena
MN
merupakan saudara
sehingga tidak mungkin MN menyia-nyiakan
apa yang
diminta oleh mertua. MN juga tidak pernah keberatan dengan
hal tersebut, apalagi mertua yang menyuruh suami sehingga
MN berusaha untuk mengatur keuangan dengan baik agar
tidak mengecewakan mertua dan suami.
Menurut Olson McCubbin 1983
kepuasan pernikahan
dipengaruhi bagaimana
cara pasangan mengatur keuangan
dengan baik.
Leisure activity Aktifitas yang MN lakukan
lebih banyak
dihabiskan Menurut Olson McCubbin
1983 salah
satu yang
Universitas Sumatera Utara
bersama anak-anak daripada bersama
suami. Pekerjaan
suami membuat MN jarang menghabiskan waktu berdua.
Jika ada waktu MN juga sulit mengajak
suami untuk
melakukan aktivitas
berdua karena tidak sesuai dengan
keadaan dan
waktu yang
dimiliki suami. Sehingga suami lebih
sering mengambil
keputusan kapan mau jalan- jalan dan menghabiskan waktu
luang bersama keluarga. Suami yang selalu mendominasi dalam
menentukan pilihan aktivitas sering membuat MN kesal.
mempengaruhi kepuasan
pernikahan adalah kegiatan yang dilakukan
sebagai pilihan
bersama serta
harapan menghabiskan
waktu luang
bersama pasangan.
Sexual relationship
Menurut MN
penyesuaian dalam hubungan seksual dengan
suami lancar. MN dan pasangan memiliki pola komunikasi yang
berbeda dalam membicarakan masalah
seksual. Pasangan
cukup terbuka
dalam membicarakan masalah seksual
sebaliknya MN sangat tertutup karena MN menganggap hal
tersebut tidak pantas untuk dibicarakan.
Menurut MN
hubungan seksual lebih baik berjalan seiring waktu tidak
perlu dibicarakan.
Dalam melakukan hubungan seksual,
apabila MN menolak keinginan suami, hal ini akan membuat
suami marah. Sebaliknya MN menganggap hubungan seksual
dalam rumah tangga sudah seperti yang ia harapkan.
Menurut Olson McCubbin 1983
kepuasan pernikahan
dapat dicapai dengan cara kedua pasangan
bisa mencapai
kesepakatan dalam hal hubungan seksual
Children and
marriage
Kehadiran anak dalam rumah tangga
membawa pengaruh
besar dalam diri MN. MN menjadi lebih bahagia dengan
hadirnya anak. Menurut MN jenis
kelamin tidak
mempengaruhi kebahagian
Menurut Olson McCubbin 1983
kesepakatan antara
pasangan dalam hal mengasuh dan
mendidik anak
akan mempengaruhi
kepuasan
pernikahan.
Universitas Sumatera Utara
dalam rumah tangga. MN lebih banyak menghabiskan waktu
dalam mendidik dan mengasuh anak.
Kesibukan suami
membuat MN
harus lebih
memperhatikan anak-anak
karena suami jarang di rumah jadi tidak setiap saat bisa
membantu MN dalam mengurus anak. MN memiliki harapan
yang baik untuk pendidikan anak begitu juga dengan suami.
Berasal dari Budaya Batak membuat MN ingin memiliki
anak
laki-laki karena
pernikahan dalam Budaya Batak belum sempurna kalau belum
memiliki anak laki-laki sebagai penerus keturunan.
Religious orientation
Dalam hubungan pernikahan orientasi agama dalam rumah
tangga MN kurang begitu baik. MN merasa kurang puas dengan
orientasi agama di dalam rumah tangga karena suami jarang
melaksanakan kegiatan agama. MN merupakan pribadi yang
taat pada agama sedangkan suami
jarang melaksanakan
perintah agama.
Perbedaan kebiasaan ini sering memicu
konflik dalam rumah tangga MN. Dalam mendidik anak
mengenai agama juga lebih banyak dilakukan oleh MN
daripada
suami. Terkadang
mertua ikut membantu. MN berharap suami menjadi lebih
taat dalam menjalankan agama karena akan menjadi contoh
bagi
anak-anak. MN
juga menginginkan suami bisa jadi
imam dalam keluarga. Menurut Olson Cubbin 1983
setelah menikah orangtua akan mengajarkan
dasar-dasar dan
nilai-nilai agama yang di anut kepada anaknya.
Family and
friends
MN memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan teman
suami. Sebaliknya intensitas Menurut Olson McCubbin
1983 kepuasan pernikahan akan tercapai
apabila memiliki
Universitas Sumatera Utara
bertemu dengan keluarga besar dan teman jarang terjadi karena
sedikitnya waktu yang dimiliki oleh pasangan. MN yang tinggal
serumah
dengan mertua
membuat MN sering rindu dengan keluarga tapi keadaan
tidak memungkinkan
untuk bertemu. Menurut MN dalam
Budaya Batak nilai kekerabatan harus tetap dijaga. Namun hal
ini sulit MN temukan dalam diri suami, Karena kesibukan suami
membuat MN jarang bertemu dengan keluarga. MN lebih
banyak menghabiskan waktu dengan keluarga suami. MN
tidak memiliki masalah dalam menghabiskan waktu dengan
keluarga, baik itu keluarga suami maupun keluarga besar
MN,
MN merasa
sama menyenangkan karena kedua
keluarga juga keluarga MN. hubungan yang baik dengan
keluarga, teman
dan relasi.
Memiliki hubungan yang baik dengan para keluarga, teman juga
relasi akan mengurangi konflik yang terjadi.
Menurut
Scolnick dalam
Lemme, 1995 Adanya rasa kebersamaan dan bersatu dalam
keluarga merupakan
kriteria kepuasan yang tinggi.
Egalitarian role Peran MN dalam rumah tangga
adalah sebagai
ibu rumah
tangga dan juga mengurus anak- anak. Peran sebagai ibu rumah
tangga menurut MN masih kurang lengkap, karena MN
menginginkan peran lebih dari sekedar ibu rumah tangga biasa,
MN ingin bekerja tapi suami melarang MN untuk bekerja
karena anak-anak masih terlalu kecil untuk di tinggal. Meskipun
MN tidak bisa memenuhi peran sebagai wanita karir namun
beragam peran yang MN jalani dalam rumah tangga tidak
membuat MN keberatan justru MN merasa senang karena bisa
memiliki
hidup yang
menyenangkan. Banyaknya
peran membuat MN merasa hidupnya lebih bermakna.
Menurut Olson McCubbin 1983 suatu peran dalam rumah
tangga harus
mendatangkan kepuasan pribadi.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. Gambaran kepuasan pernikahan pariban pada responden 2
Kepuasan pernikahan pada responden 2 berdasarkan aspek kepuasan pernikahan
Personality issue: MN mencoba menerima kepribadian suami Communication: Hubungan komunikasi terjalin dengan baik
dalam rumah tangga Conflict resolution: Pemecahan masalah berjalan dengan baik
karena ada keterbukaan dalam rumah tangga Financial management: MN senang dengan hak yang
diberikan oleh suami Leisure activity: MN tidak puas dengan aktivitas yang jarang
dilakukan dengan suami Sexual relationship: MN memiliki hubungan seksual yang
baik dengan suami Children and marriage: Anak sangat berpengaruh dalam
kebahagiaan rumah tangga MN Religious orientation: MN merasa tidak puas dengan orientasi
agama yang dimiliki oleh suami Family and friends: MN memiliki hubungan yang baik
dengan keluarga suami Egalitarian role: MN memiliki peran yang beragam dalam
rumah tangga TL
MN Usia : 26 tahun
Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga
Pendidikan: MAN Usia : 27 tahun
Pekerjaan: supir Pendidikan: SMA
Terjadinya pernikahan pariban
Merasa cocok dengan pasangan
Harapan orangtua Harapan Budaya
Proses Pacaran
Pernikahan ideal dalam Budaya Batak
Pernikahan pariban
Responden 2 MN
Kepuasan pernikahan pada responden 2
MN merasa puas dengan pernikahannya karena MN lebih bersabar dalam menerima kekurangan dan kepribadian suami. Sebagai seorang istri dalam Budaya Batak membuat MN sadar akan peran
yang ia jalankan. MN tidak puas dari 10 aspek kepuasan pernikahan dalam aspek leisure activity dan religious orientation karena suami jarang berada dirumah dan jarang melaksanakan perintah
agama. Dalam Budaya Batak mempertahankan nilai kebersamaan dalam keluarga sangat dijunjung tinggi, keharmonisan dalam rumah tangga bisa tercapai kalau hubungan keluarga berjalan dengan
baik. Begitu juga dengan peran suami dalam agama, MN berharap suami lebih taat dalam menjalankan perintah agama.
Nilai yang diyakini responden dalam pernikahan Budaya Batak
Istri menuruti perkataan suami Istri harus menghormati suami
Meminimalkan masalah yang terjadi dalam rumah tangga
Mengutamakan nilai kebersamaan dalam keluarga
Mempunyai anak laki-laki Suami menjadi imam dalam keluarga
Menjaga hubungan baik dengan keluarga besar
Suami memiliki peran utama dalam rumah tangga
Universitas Sumatera Utara
B. Pasangan 2 Responden 3 4 1. Identitas Diri Responden 3 4
Tabel 6. Identitas Responden 3 4 Keterangan
Suami Istri
Nama Inisial AS
DS Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Usia 32 tahun
33 Tahun Pendidikan
Sarjana Sarjana
Agama Islam
Islam Pekerjaan
Guru Pengawas Apoteker
Umur pada saat menikah 26 tahun
27 tahun Proses menikah
Dijodohkan Jumlah Anak
2 orang Usia pernikahan
6 tahun
2. Jadwal Wawancara Pasangan 2 responden 3 4 Tabel 7. Jadwal Wawancara Responden 3
Responden Hari Tgl
Wawancara Waktu
Wawancara Tempat
Wawancara
AS 24 februari 2013
15.00-17.00 Wib Rumah AS
AS 05 April 2013
17.00-18.10 Wib Rumah AS
Tabel 8. Jadwal Wawancara Responden 4 Responden
Hari Tgl Wawancara
Waktu Wawancara
Tempat Wawancara
DS 27 februari 2013
15.00-17.00 Wib Rumah AS
DS 05 April 2013
14.00-16.00 Wib Rumah AS
3. Gambaran Umum Pasangan 2
Pasangan 2 merupakan pasangan yang menikah melalui proses perjodohan yang dilakukan oleh orangtua. AS merupakan anak kedua dari empat bersaudara
Universitas Sumatera Utara