2. Bentuk-Bentuk Pernikahan
Adat pernikahan sangat beragam akan tetapi secara umum ada beberapa
bentuk pernikahan menurut Papalia, Olds, Feldman 2008, yaitu :
1 Pernikahan Monogami
Pernikahan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan dimana pada prinsipnya suami hanya mempunyai satu istri begitupun
sebaliknya istri hanya mempunyai satu suami. 2
Pernikahan Poligami Pernikahan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan
dimana seorang laki-laki menikahi banyak perempuan. 3
Pernikahan Poliandrus Pernikahan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan
dimana perempuan menikahi lebih dari satu laki-laki atau memiliki suami lebih dari satu.
Menurut Coleman Watson 2005 dan Prinst 2004 dalam Budaya Batak ada beberapa sistem pernikahan pada masyarakat Indonesia, yaitu :
1 Sistem Endogami
Pada sistem ini seseorang harus menikah dengan sesama anggota kelompok atau komunitas tertentu. Pada sistem ini seseorang hanya
diperbolehkan menikah dalam keluarganya sendiri Prinst, 2004. 2
Sistem Eksogami Pada sistem ini seseorang harus menikah dengan orang dari luar
suku keluarganya atau dari luar marganya.
Universitas Sumatera Utara
3 Sistem Eleutherogami
Pada sistem ini tidak dikenal adanya larangan-larangan atau keharusan menikah dengan kelompok tertentu. Larangan-larangan yang
ada hanyalah yang memiliki ikatan darah atau kekeluargaan dekat Prinst, 2004.
3. Proses Menuju Ikatan Pernikahan
Menurut Papalia, Olds, Feldman 2008 secara sejarah dan lintas kultural cara paling umum dalam memilih pasangan untuk memasuki ikatan
pernikahan bisa dilakukan melalui berbagai cara, yaitu: a
Perjodohan Perjodohan adalah suatu cara untuk mencari pasangan hidup
seseorang dengan landasan keserasian antara kedua belah pihak. Perjodohan bisa dilakukan oleh orangtua maupun mak comblang.
Perjodohan bisa terjadi dari masa-masa kanak-kanak dan individu yang dijodohkan akan bertemu saat pernikahan hendak dilaksanakan.
b Pacaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pacaran didefenisikan sebagai,
“Hubungan dengan teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan bathin, biasanya
menjadi tunangan atau kekasih”. Menurut kamus bahasa Indonesia kontemporer Salim Salim, 1991, pacaran
didefenisikan sebagai: “Hubungan dengan lawan jenis yang tetap dan
mempunyai hubungan cinta kasih”.
Universitas Sumatera Utara
Menurut DeGenova 2008 pacaran adalah menjalankan suatu hubungan dimana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas
untuk mengenal satu sama lain, mempelajari, bersosialisasi, dan memilih pasangan dengan pilihan mutual. Proses pacaran dilakukan sebagai dasar
pernikahan.
4. Definisi Kepuasan Pernikahan