Pendekatan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Tahapan
LAMPIRAN MATERI JASA DAN PERAN TOKOH DALAM PERSIAPAN
PROKLAMASI KEMERDEKAAN 1. Perumusan Dasar Negara
Dasar negara adalah bagaikan membangun sebuah rumah atau bangunan diperlukan sebuah pondasi. Sebelum bangunan dibuat lebih dulu agar kokoh
dan tidak terombang ambingkan. Demikian juga bangsa Indonesia, sebelum kemerdekaan telah merumuskan dasar negara, yakni dasar yang akan
digunakan untuk mendirikan bangsa Indonesia, sebelum kemerdekaan telah merumuskan dasar negara, yakni dasar yang akan digunakan untuk mendirikan
Negara Kesatuan republik Indonesia. Setelah BPUPKI dibentuk, BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali.
Sidang pertama tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 untuk merumuskan rancangan dasar negara. Sidang kedua pada tanggal 10-17 Juni 1945 untuk merumuskan
rancangan Undang-undang Dasar. Dalam sidang pertama ada tiga pembicara yakni Muh. Yamin, Mr. Supomo
dan Ir. Soekarno. Pada tanggal 29 Mei 1945, tampil pembicara pertama yakni Muh. Yamin. Beliau mengemukakan lima azaz Dasar Negara kebangsaan
Indonesia sebagai berikut: 1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan 3. Peri Ke-Tuhanan
4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahteraan Rakyat
Pembicara kedua Prof. Dr. Mr. Soepomo tampil pada tanggal 31 Mei 1945. Beliau mengemukakan dasar-dasar
untuk Indonesia Merdeka sebagai beriku: 1. Paham negara kesatuan
2. Perhubungan negara dan agama 3. Sistem badan permusyawaratan
4. Sosialisme Indonesia 5. Hubungan antar bangsa
Sidang terakhir tanggal 1 Juni 1945, sebgai pembicara
Ir. Soekarno.
Beliau juga
mengusulkan lima dasar Negara Indonesia Merdeka, yakni sebagai berikut:
1. Kebangsaan Indonesia 2. Internasionalisme dan Peri kemanusiaan
3. Mufakat dan Demokrasi 4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa Ir. Soekarno mengusulkan nama dasar tersebut adalah pancasila. Kata
panca artinya lima dan sila artinya dasar atau azas. Jadi pancasila artinya lima dasar atau azas. Kelima asas itu atas seorang ahli bahasa oleh
Ir.Soekarno diberi nama pancasila, kemudian diusulkan menjadi dasar negara Indonesia.
Pada tanggal 22 Juni 1945 BPUPKI membentuk panitia kecil yang
beranggotakan sebanyak 9 orang, maka disebut Panitia Sembilan. Anggota
panitia sembilan adalah: 1. Ir. Soekarno
6. K.H. Wahid Hasyim 2. Drs. Moh. Hatta
7. H. Agus Salim 3. Mr. Moh. Yamin
8. Abdul Kahar Muzakir 4. Mr. Ahmad Subarjo
9. Abikusno Cokrosuyoso 5. Mr. A.A. Maramis
Panitia sembilan berhasil menyusun satu rumusan yang menggambarkan maksud dan tujuan pembentukan negara Indonesia Merdeka. Hasil kerja
Panitia Sembilan itu kemudian diberi nama Jakarta Charter atau Piagam Jakarta. Rumusan dasar negara yang terdiri dalam Piagam jakarta berbunyi
sebagai berikut: 1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat-syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya