membawa bagan kembali meski belum 100. Meningkatnya item 9 dan 10 dipengaruhi oleh tugas untuk membuat media bagan, apabila siswa tidak bertanya
atau mendengarkan penjelasan dari guru maka mereka akan kebingungan saat mengerjakan tugas membuat bagan.
Siklus II lebih meningkat lagi dimungkinkan karena penggunaan media powerpoint dalam penjelasan. Siswa kelas VB jarang menggunakan media
powerpoint dalam pembelajaran sehingga membuat mereka lebih banyak melihat ke arah guru atau sumber belajar Layar saat dilakukan penjelasan.
Selain dari data hasil kuesioner, meningkatnya ketertarikan siswa pada pelajaran IPS juga dapat dilihat dari keseharian saat pembelajaran IPS. Siswa
terlihat antusias setiap akan dilakukan pembelajaran. Mereka menjemput guru dan para observer di ruangan. Siswa juga mengatakan bahwa pembelajaran dengan
mahasiswa lebih menyenangkan bahkan mereka meminta peneliti untuk terus mengajar mereka dengan mendaftar menjadi guru di SD tersebut.
Gambar 6: Grafik Peningkatan Mengarahkan Reseptor Sensori yang Sesuai Ke Arah Objek
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00
Indikator 2
55.56 70
75.30 70.91
Data Awal Target
Siklus I Siklus II
Gambar 6 menunjukkan bahwa indikator kedua perhatian juga mengalami peningkatan namun pada siklus II mengalami penurunan dibandingkan dengan
siklus I. Meskipun mengalami penurunan dibandingkan dengan siklus I tetapi tetap meningkat dibandingkan dengan data awal dan mencapai target yang
ditentukan. Siswa yang mengarahkan reseptor sensori yang sesuai ke arah objek meningkat sebesar 19.74 dari data awal ke siklus I.
Meningkatnya jumlah siswa yang mengarahkan reseptor sensori yang sesuai terhadap suatu objek dipengaruhi oleh media bagan yang digunakan dalam
pembelajaran IPS. Pada proses pembelajaran, media bagan digunakan dengan cara siswa sendiri yang membuat bagan. Memberikan tugas kepada siswa untuk
membuat bagan berarti memberikan tanggung jawab pada siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Apabila siswa sendiri yang membuat bagan
maka secara tidak langsung siswa akan mengarahkan reseptor sensorinya untuk menyelesaikan bagan.
Tabel 56: Daftar Jumlah Nilai Deskriptor Indikator Mengarahkan Reseptor Sensori yang Sesuai Ke Arah Objek
No Pernyataan
Siklus I Siklus II
Data awal
Pert 1
Pert 2
Pert 1
Pert 2
1 Mata melihat ke arah guru atau media belajar
93 86
91 86
104 2
Badan tegap ke arah depan saat guru menjelaskan di depan
70 70
70 81
83 3
Mencatat materi ajar 62
60 82
57 44
4 Tangan memegang benda yang berhubungan
dengan tugas 82
106 122
87 100
5 Bereaksi ketika ada tugas yang diarahkan
kepada siswa 68
97 96
62 108
6 Mengerjakan tugas yang diberikan guru
80 101
109 77
107 Jumlah keseluruhan
455 520
570 450
546
Tabel 56 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mengarahkan matanya ke guru atau media meningkat hingga siklus II pertemuan ke dua. Menurunnya
dari pertemuan kedua siklus I ke pertemuan pertama siklus II karena tempat duduk siswa yang berdekatan sehinga siswa tidak konsentrasi saat pembelajaran.
Siswa cenderung berbicara dengan teman dibandingkan melihat penjelasan guru atau mengerjakan tugas yang diberikan. Jumlah siswa yang badannya tegap ke
arah depan peningkatannya tidak terlalu berarti bahkan pada siklus I tidak mengalami peningkatan. Alasannya adalah penjelasan oleh guru dilakukan sekitar
15-20 menit pembelajaran, yakni pada kegiatan pembukaan, penjelasan, kesimpulan, dan penutupan. Peningkatan pada siklus II dimungkinkan karena
penggunaan media visual seperti LCD dalam penjelasan sehingga lebih banyak siswa yang mengarahkan badan ke dapan saat penjelasan.
Mencatat materi ajar peningkatannya tidak terlalu banyak bahkan beberapa pertemuan mengalami penurunan. Hal tersebut karena siswa sudah dibagikan
materi ajar dan siswa hanya tinggal memberi tanda atau garis bawah dengan warna pada materi yang dianggap penting. Pada pertemuan kedua siklus I banyak
siswa yang tidak membawa materi ajar sehingga lebih banyak siswa mencatat materi dibuku masing-masing. Deskriptor 4 dan 6 mengalami peningkatan
dibanding data awal karena siswa diberi tanggung jawab untuk membuat bagan maka secara tidak langsung mereka harus memegang benda yang berhubungan
dengan materi ajar dan mengerjakan tugas. Meskipun banyak siswa yang selalu memegang benda yang berhubungan dengan materi ajar namun jarang
mengerjakan tugas. Memberikan pertanyaan dan tugas kepada siswa membuat siswa akan beraksi jika ada rangsangan yang diarahkan.
Dapat dilihat bahwa pertemuan pertama siklus II mengalami penurunan 4.39 dibandingkan dengan siklus I. Hal tersebut dikarenakan masalah teknis dari
tempat dan waktu. Ruangan kelas VB tidak ada stop kontak sehingga untuk menggunakan LCD perlu pindah ke kelas perpustakaan.
Gambar 7: Ruang Perpustakaan
Ruang perpustakaan sempit dan kursinya pun tidak cukup untuk 37 siswa sehingga siswa harus berdempet-dempetan saat belajar. Jarak antar siswa yang
berdekatan menjadikan siswa cenderung untuk berbicara dengan teman lain dibanding memperhatikan pelajaran. Selain tempat, pada pelaksaan siklus II ini
juga terjadi kendala yaitu listrik mati kerena pulsa habis. Waktu untuk pembelajaran pun mundur sekitar 1 jam pelajaran kerena peneliti harus mengurus
pembelian pulsa listrik di PLN. Guru memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menambah jam pelajaran.
Diantara proses pembelajaran yang berlangsung ada jam istirahat. Perpustakaan yang dekat dengan kantin membuat siswa terlihat tidak konsentrasi
saat pembelajaran, bahkan saat bel masuk telah berbunyi siswa tetap belum fokus. Hal ini terlihat dari banyak siswa yang menengok ke luar jendela, berjalan keluar
masuk perpustakaan, bahkan ada yang sambil makan. Peneliti sangat kerepotan untuk mengatur siswa. Para observer juga mengeluh bingung dengan siswa karena
siswa terus berpindah tempat. Belajar dari pertemuan I siklus II, pada pertemuan kedua setelah siswa
mempelajari materi menggunakan powerpoint kemudian pembelajaran dilanjutkan kembali ke kelas VB. Akibat dari turunnya jumlah siswa yang mengarahkan
reseptor sensori ke arah objek di pertemuan pertama membuat rata-rata indikator ke 2 perhatian pada siklus II menurun.
Gambar 8: Grafik Peningkatan Memusatkan Pikiran Terhadap Objek
Gambar 8 menunjukkan bahwa indikator memusatkan pikiran pada suatu objek meningkat sebesar 18.92 dari data awal ke siklus I dan meningkat di siklus
II sebanyak 8.10 dari siklus I. Penggunaan media bagan membuat perhatian siswa yang dilihat dari indikator memusatkan pikiran terhadap suatu objek meningkat.
Peningkatan data awal ke siklus I meningkat tajam yakni meningkat sebanyak
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00