I. Kerangka Berpikir
Seorang guru idealnya mengharapkan setiap siswanya dapat memahami konsep-konsep yang disampaikan guru di dalam kelas serta selalu memiliki
motivasi dalam diri untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada seorang siswa, misalnya tidak berbuat
sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka perlu diselidiki sebab-sebabnya. Sebab-sebab itu biasanya bermacam-macam, mungkin ia tidak senang,
mungkin sakit, lapar, ada problem pribadi, dan lain-lain. Hal ini berarti pada diri anak tidak terjadi perubahan energi karena tidak memiliki tujuan atau
kebutuhan belajar. Keadaan semacam ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan sebab-sebabnya, kemudian mendorong seorang siswa mau
melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan, yakni belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai. Atau dengan kata lain, motivasi belajar adalah daya penggerak
dari dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman.
Motivasi tumbuh karena adanya keinginan untuk bisa mengetahui dan memahami sesuatu dan mendorong serta mengarahkan minat belajar siswa
sehingga sungguh-sungguh untuk belajar dan termotivasi untuk mencapai prestasi. Dengan kata lain, siswa perlu diberikan rangsangan agar tumbuh
motivasi pada dirinya. Jadi, motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang.
J. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian ini adalah “Terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara motivasi belajar matematika dengan hasil belajar matematika
pada siswa SMP Kanisius Kalasan kelas VII dengan pokok bahasan segiempat tahun 2016
”. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI