Aktivitas Siswa Kualitas Pembelajaran

pembelajaran perseorangan adalah sebagai berikut: 1 keterampilan mengadakan pendekatan pribadi; 2 keterampilan mengorganisasi; 3 keterampilan membimbing dan memudahkan belajar; 4 keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan mengajar guru adalah keterampilan yang mutlak harus dimiliki oleh guru dalam kegiatan belajar-mengajar dikelas untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Indikator keterampilan guru dalam pembelajaran model Learning Cycle dengan media video antara lain 1 mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran, 2 memutarkan video yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran, 3 melakukan kegiatan tanya jawab untuk menarik minat dan keingintahuan siswa, 4 membentuk kelompok, 5 membimbing siswa dalam diskusi kelompok, 6 membantu dan mendorong siswa untuk menjelaskan konsep yang dibahas dengan kalimatnya sendiri, 7 memberikan klarifikasi tentang konsep yang sebenarnya, 8 memberikan penguatan dan motivasi kepada siswa untuk mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari dalam situasi berbeda atau baru, 9 menyimpulkan hasil belajar, 10 melakukan evaluasi dan tindak lanjut.

2.1.3.2 Aktivitas Siswa

Menurut Sardiman 2012:96-97, aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar.Sebagai rasionalitasnya hal ini juga mendapatkan pengakuan dari berbagai ahli pendidikan.Dalam kegiatan belajar, subjek didik atau siswa harus aktif berbuat. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa adanya, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Dalam suatu pembelajaran yang berpusat pada siswa student centered, dibutuhkan aktivitas yang lebih banyak dari siswa.Aktivitas setiap siswa memiliki kekhasan dan sesuai dengan karakteristik masing-masing siswa.Oleh karena itu, dalam pembelajaran terdapat aktivitas siswa yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan belajar masing-masing siswa untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Menurut Montessori dalam Sardiman, 2012:96 menegaskan bahwa anak- anak memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri. Pendidik akan berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan anak-anak didiknya. Jadi yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedangkan pendidik bertugas memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak didik. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dalam pengajaran tradisional asas aktivitas yang dilaksanakan bersifat semu aktivitas semu, sedangkan dalam pengajaran modern asas aktivitas yang dilaksanakan lebih menitikberatkan pada asas aktivitas sejati. Asas aktivitas sejati mengartikan siswa belajar sambil bekerja.Dengan bekerja siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek- aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat Hamalik, 2014:171. Sekolah merupakan pusat kegiatan belajar-mengajar, di sekolah inilah siswa dapat mengembangkan aktivitasnya. Dalam pembelajaran dikelas, dapat diamati berbagai aktivitas siswa yang muncul selama proses belajar mengajar. Menurut Paul D. Dierich dalam Hamalik, 2014:172-173 membagi aktivitas siswa dalam delapan kelompok 1 kegiatan-kegiatan visual, 2 kegiatan-kegiatan lisan atau oral, 3 kegiatan-kegiatan mendengarkan, 4 kegiatan-kegiatan menulis, 5 kegiatan-kegiatan menggambar, 6 kegiatan-kegiatan metrik, 7 kegiatan-kegiatan mental, 8 kegiatan-kegiatan emosional. Hal serupa juga dikemukakan oleh Paul B. Diedrich dalam Sardiman, 2012:101 yang membagi kegiatan belajar atau aktivitas belajar menjadi 8 kelompok: a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. b. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. c. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. d. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. e. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. f. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak. g. Mental activities, misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. h. Emosional activites, seperti misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa adalah segala aktivitas siswa yang dilakukan dalam kegiatan belajar dikelas sebagai upaya untuk mengembangkan kemampuan pengetahuan, keterampilan dan sikap guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Indikator aktivitas siswa dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPS melalui model Learning Cycle dengan media video adalah 1 mempersiapkan diri dalam mengikutiproses pembelajaran, 2 memperhatikan video yang ditampilkan guru, 3 menjawab pertanyaan yang diberikan guru, 4 berdiskusi membahas suatu masalah dalam kelompok kecil secara mandiri, 5 menjelaskan konsep dengan kalimat sendiri, 6 mendengarkan dan memperhatikan klarifikasi guru tentang konsep yang sebenarnya, 7 menerapkan konsep dalam kondisi dan situasi berbeda atau baru, 8 menyimpulkan materi pembelajaran, 9 melakukan evaluasi bersama.

2.1.3.3 Hasil Belajar