Berdasarkan penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan model Learning Cycle dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil
belajar siswa, begitupula ketika proses pembelajaran dibantu dengan media video yang terbukti dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil
belajar siswa. Dengan demikian penelitian-penelitian tersebut dapat dijadikan dasar dan pendukung untuk melaksanakan penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti yang berj udul “Penerapan Model Learning Cycle dengan Media Video
dalam Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS di SDN Karangayu 02 Kota Semarang”. Penelitian ini tidak sama dengan penelitian terdahulu karena
menggabungkan model Learning Cycle dan media video sekaligus dalam penelitian. Penelitian ini juga dilaksanakan dilokasi berbeda yaitu SDN
Karangayu 02 Kota Semarang pada siswa kelas IVC.
2.3 KERANGKA BERPIKIR
Pembelajaran IPS pada siswa kelas IVC SDN Karangayu 02 Kota Semarang belum mencapai hasil optimal. Hal tersebut disebabkan karena
beberapa faktor diantaranya adalah guru sudah menggunakan model pembelajaran tetapi belum bervariasi dan sudah menggunakan media pembelajaran yang dapat
membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tetapi pemanfaatannya belum optimal, pembelajaran cenderung masih pada kegiatan menghafal dan berpusat
pada guru teacher centered. Oleh karena itu, aktivitas siswa menjadi rendah ditandai dengan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran masih kurang dan
cenderung merasa bosan ketika mengikuti pembelajaran. Pada saat diskusi kelompok, beberapa kelompok dapat bekerja sama dengan baik, namun ada
kelompok yang kurang dapat bekerja sama dengan anggotanya. Hanya beberapa siswa saja dalam kelompok tersebut yang mau mengerjakan lembar kerja
kelompok, anggota yang lain hanya bergurau, cenderung pasif dan masih mengandalkan pada temannya yang pintar. Dampak dari kondisi ini adalah
menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Hasil belajar siswa kelas IVC SDN Karangayu 02 Kota Semarang dalam
pembelajaran IPS belum sepenuhnya mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 64. Ditunjukkan dari data siswa sebanyak
21 dari 30 siswa 70 kelas IVC SDN Karangayu 02 Kota Semarang mengalami ketidaktuntasan belajar dalam pembelajaran IPS dan mendapatkan
nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang telah ditetapkan yaitu 64, hanya 30 9 dari 30 siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM dan dinyatakan
tuntas. Hal tersebut menunjukkan rendahnya ketuntasan belajar dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IVC SDN Karangayu 02 Kota Semarang.
Berdasarkan kondisi tersebut guru melakukan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan tindakan berupa menerapkan model Learning Cycle dengan
media video yang terintegrasi dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IVC SDN Karangayu 02 Kota Semarang. Dengan adanya
perbaikan tersebut dapat membuat keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran IPS meningkat karena model dan media pembelajaran yang
diterapkan guru bervariasi. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS meningkat, siswa berani berpendapat dan bertanya jawab dengan guru serta mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS meningkat
baik kognitif, afektif maupun psikomotoriknya, membuat proses belajar menjadi menyenangkan dan bermakna. Penelitian ini dapat memberikan pemahaman
kepada siswa terhadap materi yang masih abstrak dan mendorong siswa aktif, kreatif, mandiri serta turut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran sehingga
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS. Berdasarkan paparan di atas, penerapan model Learning Cycle dengan
media video dalam peningkatan kualitas pembelajaran IPS di SDN Karangayu 02 Kota Semarang dapat diperoleh kerangka berpikir sebagai berikut :
Bagan 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian
Kondisi Awal
Pelaksanaan Tindakan
Langkah pembelajaran IPS menggunakan model Learning Cycle dengan media video terintergrasi dengan pendekatan saintifik:
1. Guru mempersiapkan video pembelajaran IPS sesuai dengan
tujuan pembelajaran. 2.
Guru menayangkan video pembelajaran IPS sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran pembangkitan minat.
3. Siswa mengamati video pembelajaran IPS yang sudah dipilih
dan dibuat guru berdasarkan tujuan pembelajaran serta mencatat hal-hal penting dalam video pembangkitan minat,
mengumpulkan informasi.
4. Guru melakukan kegiatan tanya-jawab berkaitan dengan video
pembelajaran IPS dan sesuai pengalaman kehidupan sehari- hari pembangkitan minat, menanya.
5. Membentuk kelompok kecil antara 2-4 siswa
6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi
membahas suatu konsepmasalah dalam kelompok kecil secara mandiri sesuai dengan pemahaman awal siswa Eksplorasi,
mengasosiasikan.
7. Siswa menjelaskan konsepnya dengan kalimat sendiri
Penjelasan. 8.
Guru memberikan klarifikasi tentang konsep yang sebenarnya Penjelasan, mengkomunikasikan.
9. Melalui diskusi kelas, siswa membahas konsep tersebut dalam
kondisi dan
situasi berbeda
atau baru.Elaborasi,
mengasosiasikan 10.
Guru bersama siswa melakukan evaluasi dan mencari kesimpulan hasil pembelajaran Evaluasi.
Kondisi Akhir
1. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS meningkat sampai
kriteria baik 30sd40 2.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS meningkat sampai kriteria baik
27sd 36 3.
Hasil belajar siswa dalam pembelaaran IPS meningkat dengan ketuntasan belajar individual sebesar ≥64 dan ketuntasan belajar
klasikalsebesar ≥80 1.
Dalam pembelajaran IPS, guru sudah menggunakan model dan media pembelajaran tetapi belum bervariasi dan pemanfaatannya belum
maksimal. 2.
Pembelajaran IPS cenderung masih pada kegiatan menghafal dan berpusat pada guru teacher centered
3. Guru hanya berorientasi pada buku teks pegangan siswa saja.
4. Siswa kurang dapat bekerja sama dalam diskusi kelompok.
5. Minat siswa dalam pembelajaran IPS kurang dan cenderung merasa
bosan ketika mengikuti pembelajaran dikelas. 6.
Rerata kelas hasil belajar IPS di bawah KKM yaitu 64.
2.4 HIPOTESIS TINDAKAN