Teori Belajar Kontruktivisme Teori Belajar yang Mendasari Model Learning Cycle dengan Media

media internet maupun literatur lain mengenai pendekatan saintifik, guru harus melakukan persiapan matang dalam pembelajaran dan melakukan pengelolaan kelas dengan baik agar hasil belajar siswa dapat meningkat. Hasil belajar menggunakan pendekatan saintifik ini dapat mengembangkan peserta didik yang kreatif, produktif, afektif dan inovatif melalui penguatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

2.1.6 Teori Belajar yang Mendasari Model Learning Cycle dengan Media

Video Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses di dalam pikiran siswa itu. Berdasarkan teori belajar, diharapkan suatu pembelajaran dapat lebih meningkatkan hasil belajar siswa Trianto, 2009:27. Teori belajar yang mendasari model Learning Cycle dengan media video adalah teori belajar kontruktivisme dan teori belajar kognitif. Adapun penjelasan dari masing-masing teori tersebut adalah sebagai berikut:

2.1.6.1 Teori Belajar Kontruktivisme

Salah satu prinsip psikologi pendidikan adalah guru tidak begitu saja memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswalah yang harus aktif membangun pengetahuan dalam berpiki mereka sendiri. Pendekatan kontruktivis dalam belajar dan pembelajaran didasarkan pada perpaduan antara beberapa penelitian dalam psikologi kognitif dan psikologi sosial Baharudin dan Wahyuni. 2012:115. Kontruktivisme merupakan teori psikologi tentang pengetahuan yang menyatakan bahwa manusia membangun dan menemai pengetahuan dari p engalamannya sendiri. Teori ini dikembangkan oleh Seymour Paper Rifa’I dan Anni, 2012:189. Adapun perkembangan kontruktivisme dalam belajar tidak terlepas dari usaha keras Jean Piaget dan Vygot Sky yang menekankan bahwa perubahan kognitif ke arah perkembangan terjadi ketika konsep-konsep yang sebelumnya sudah ada dan mulai bergeser karena ada sebuah informasi baru yang diterima melalui proses ketidakseimbangan. pentingnya lingkungan sosial dan belajar dengan menyatakan bahwa integrasi kemampuan dalam belajar kelompok akan dapat meningkatkan pengubahan secara konseptual Baharudin dan Wahyuni, 2012:117. Dalam pandangan kontruktivisme, pengetahuan tumbuh dan berkembang melalui pengalaman.Pemahaman berkembang semakin dalam dan kuat apabila selalu diuji oleh berbagai macam pengalaman baru. Menurut Piaget dalam Baharudin dan Wahyuni, 2012:117, manusia memiliki struktur pengetahuan dalam otaknya, seperti sebuah kotak-kotak yang masing-masing mempunyai makna yang berbeda-beda.pengalaman yang sama bagi seseorang akan dimaknai berbeda oleh masing-masing individu dan disimpan dalam kotak yang berbeda. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Menurut Anni 2012:106 teori belajar kontruktivistik adalah teori yang menyatakan bahwa pendidik tidak dapat memberikan pengetahuan langsung kepada peserta didik melainkan peserta didik harus mengkontruksikan pengetahuannya sendiri. Intisari dari teori belajar kontruktivisme adalah bahwa belajar merupakan proses penemuan discovery dan transformasi informasi kompleks berlangsung pada diri seseorang. Individu yang sedang belajar akan secara konstan memeriksa informasi baru untuk dikonfirmasikan dengan prinsip rules yang telah dimiliki dan merevisi prinsip yang sudah tidak sesuai dengan informasi baru. Adapun prinsip dasar pandangan kontruktivis menurut Suparno dalam Trianto, 2009:18 diantaranya adalah: 1 pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa, baik secara personal maupun secara sosial, 2 penetahuan tidak dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali hanya dengan keaktifan siswa menalar, 3 siswa aktif mengkontruksi terus-menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah, 4 guru berperan sebagai fasilitator menyediakan sarana dan situasi agar proses kontruksi pengetahuan siswa berjalan mulus. Trianto 2007:13 menyebutkan prinsip yang paling penting menurut teori kontruktivis adalah guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada siswa tapi siswalah yang harus membangun sendiri pengetahuan dalam benaknya dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar serta secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Hudojo dalam Trianto,2009:19 menambahkan cici-ciri sistem pembelajaran dalam pendangan kontruktivis adalah siswa terlibat aktif dalam belajarnya yaitu belajar materi secara bermakna dengan bekerja dan berpikir, informasi baru harus dikaitkan dengan informasi sebelumnya sehingga menyatu dengan schemata yang dimliki siswa. Selain prinsip dasar dan ciri sistem pembelajaran kontruktivis, guru harus pula mengetahui macam-macam kontruktivisme.Von Glasersfeld dalam Suparno, 1997:25 membedakan adanya tiga taraf kontruktivisme yaitu: a. Kontruktivisme radikal, mengesampingkan hubungan antara pengetahuan dan kenyataan sebagai suatu kriteria kebenaran. Bagi kontruktivis radikal, pengetahuan tidak merefleksikan suatu kenyataan ontologism objektif, tetapi merupakan suatu pengaturan dan organisasi dari suatu dunia yang dibentuk oleh pengalaman seseorang. Piaget termasuk kontruktivis radikal Glaserfeld, 1989 dalam Suparno, 1997:26 ; b. Realisme hipotesis, pengetahuan dipandang sebagai suatu hipotesis dari suatu struktur kenyataan dan berkembang menuju suatu pengetahuan sejati, yang dekat dengan realitas Munevar, 1981 dalam Bettencourt, 1989. c. Kontruktivisme yang biasa, pengetahuan kita merupakan gambaran dari realitas itu, pengetahuan kita dipandang sebagai suatu gambaran yang dibentuk dari kenyataan suatu objek dalam dirinya sendiri. Implementasi Learning Cycle menurut Shoimin 2014:61 dalam pembelajaran sesuai dengan pandangan kontruktivis, yaitu: 1 siswa belajar secara aktif, mempelajari materi secara bermakna dengan bekerja dan berpikir; 2 informasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki siswa; 3 orientasi pembelajaran adalah investasi dan penemuan yang merupakan pemecahan masalah. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa teori belajar kontruktivisme adalah teori yang menekankan pembelajaran mandiri untuk anak didik dengan membangun dan memaknai sendiri pengetahuan dari pengalamannya sendiri. Pembelajaran ini menekankan kepada siswa untuk terus memeriksa informasi baru yang berlawanan dan merevisinya lagi.Agar dapat memahami dan menerapkan pengetahuan dengan baik, mereka harus memecahkan masalah dan menemukan solusinya dengan usaha keras.

2.1.6.2 Teori Belajar Kognitif