Model Regresi Logistik YaTidak WTP Pantai Indah Kapuk

5.3.3. Model Regresi Logistik YaTidak WTP Pantai Indah Kapuk

Untuk mengetahui kesediaan membayar responden maka dilakukan regresi logistik dengan memasukkan variabel-variabel independent dan variabel dependent. Variabel dependent dikategorikan menjadi 2 yaitu : yaitu bersedia membayar kode 1 dan tidak bersedia membayar kode 0. Interpretasi koefisien untuk model regresi logistik dapat dilakukan dengan melihat odds ratio. Odds ratio menggambarkan ukuran asosiasi yang memperkirakan berapa besar kecenderungan pengaruh variable independent terhadap variable dependent. Jika variable independent mempunyai nilai koefisien â positif, maka odds rationya akan bernilai lebih dari satu. Sebaliknya jika koefisien â negatif, maka odds rationya bernilai kurang dari satu. Tabel 14. Hasil Regresi Logistik Kesediaan Membayar Responden Pantai Indah Kapuk Responden Pantai Indah Kapuk Variabel Independent Koefisien Signifikan Odds Ratio Pekerjaan 3wiraswasta 1.600 0.035 4.95 Usia 1 30 thn 0.109 0.195tn 1.11 230 – 50 thn 0.253 0.288tn 3.50 Pendidikan 3SLTA 0.601 0.017 1.82 4AkademiPT 1.281 0.004 3.60 Pendapatan 2Rp.6.000.000,- sd Rp.10.000.000 1.836 0.072 6.27 3Rp.10.000.000,- 2.170 0.056 8.76 Pengeluaran 3Rp.6.000.000,- sd Rp.10.000.000,- -1.140 0.345tn 0.32 4Rp.10.000.000,- -2.210 0.459tn 0.11 Jumlah tanggungan 23 -4 orang -0.163 0.035 0.85 Persepsi kualitas lingkungan 1Buruk 1.452 0.267tn 4.27 Persepsi perlunya perbaikan lingkungan 2sedang 1.984 0.126tn 7.27 3tinggi 2.507 0.164tn 12.29 Sumber : Diolah data primer penelitian 2005 signifikan á 10 R-Sq = 87,14 signifikan á 5 R-Sqadjust = 86,63 signifikan á 1 Berikut ini akan diuraikan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kesediaan membayar terhadap perbaikan lingkungan. 1 Pekerjaan Pekerjaan responden Pantai Indah Kapuk yang sebagian besar sebagai wiraswasta berpengaruh sangat nyata p 0,01 terhadap WTP responden. Koefisien yang positif pada variabel pekerjaan menunjukkan bahwa pekerjaan responden sebagai wiraswasta berpeluang 4,95 kali dibandingkan pekerjaan yang lain untuk kesediaan membayar dalam perbaikan lingkungan. Keadaan ini diasumsikan karena masyarakat yang berprofesi sebagai wiraswasta cenderung mempunyai tingkat pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pekerjaan yang lain. 2 Usia Pada variabel ini koefisiennya bernilai positif, yang menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat usia semakin tinggi pula kesediaaan membayar terhadap perbaikan lingkungan. Pada tingkat usia dibawah 30 tahun berpeluang 1,11 kali bersedia membayar dibandingkan dengan tingkat usia dibawahnya. Responden dengan tingkat usia 30 – 50 tahun berpeluang 3,5 kali bersedia membayar dibandingkan dengan tingkat usia yang lebih rendah. 3 Pendidikan Pendidikan seseorang sangat mempengaruhi keinginan membayar terhadap upaya perbaikan lingkungan. Koefisien yang positif menunjukkan bahwa, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi pula keinginannya untuk kesediaannya membayar terhadap perbaikan lingkungan. Responden dengan tingkat pendidikan SLTA berpeluang 1,82 kali bersedia membayar dibandingkan dengan responden yang lebih rendah pendidikannya. Sedangkan responden dengan tingkat pendidikan akademiperguruan tinggi, berpeluang 3,60 kali bersedia membayar dibandingkan dengan responden dengan tingakt pendidikan lebih rendah. 4 Pendapatan Variabel pendidikan seseorang berpengaruh dalam keinginan membayar terhadap upaya perbaikan lingkungan. Dengan koefisien yang positif menunjukkan bahwa, semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang, semakin tinggi pula keinginannya untuk kesediaannya membayar terhadap perbaikan lingkungan. Responden Pantai Indah Kapuk adalah tergolong masyarakat dengan pendapatan yang tinggi. Responden dengan tingkat pendapatan Rp. 6.000.000,- sd Rp. 10.000.000,- berpeluang 6,72 kali bersedia membayar dibandingkan dengan responden yang lebih rendah pendapatannya. Sedangkan responden dengan tingkat pendapatan diatas Rp. 10.000.000,- berpeluang 8,76 kali bersedia membayar dibandingkan dengan responden dengan tingkat pendapatan dibawahnya. 5 Tingkat Pengeluaran Hasil regresi logistik, variabel tingkat pengeluaran berkoefisien negatif. Hal ini menunjukkan bahwa, semakin tinggi tingkat pengeluaran semakin kecil kesediaan membayar terhadap upaya perbaikan lingkungan. Responden dengan tingkat pengel uaran diatas Rp 10.000.000,- hanya berpeluang 0,11 kali bersedia membayar dibandingkan dengan responden yang tingkat pengeluarannya lebih sedikit. Responden dengan tingkat pengeluaran Rp. 6.000.000,- sd Rp. 10.000.000,- hanya berpeluang 0,32 kali bersedi a membayar dibandingkan dengan responden yang tingkat pengeluarannya lebih sedikit. 6 Jumlah Tanggungan Sama dengan variabel tingkat pengeluaran, koefisien dari variabel jumlah tanggungan juga bernilai negatif. Hal ini menunjukkan bahwa, semakin tinggi jumlah tanggungan, maka responden cenderung semakin kecil kesediaanya membayar terhadap upaya perbaikan lingkungan. Responden dengan jumlah tanggungan 3 -4 orang berpeluang 0,85 kali bersedia membayar dibandingkan dengan responden yang jumlah tanggungannya lebih kecil. Dengan nilai koefisien yang negatif, mengindikasikan bahwa semakin tinggi jumlah tanggungan, cenderung responden tidak akan bersedia membayar. 7 Persepsi Terhadap Kualitas Lingkungan Responden yang beranggapan bahwa kualitas lingkungan disekitar hutan Angke Kapuk buruk, cenderung akan berpeluang kesediaan membayar yang lebih tinggi. Responden yang menganggap kualitas lingkungan buruk, berpeluang 4,32 kali bersedia membayar. 8 Persepsi Perlunya Perbaikan Lingkungan Persepsi terhadap perlunya perbaikan lingkungan menunjukkan koefisien yang positif. Keadaan ini menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi seseorang, maka peluang kesediaannya membayar semakin tinggi. Responden yang berpersepsi tinggi terhadap perlunya perbaikan lingkungan berpeluang 12,29 kali bersedia membayar. Sedangkan responden yang berpersepsi sedang berpeluang 7,27 kali bersedia membayar terhadap perlunya perbaikan lingkungan. Berdasarkan Tabel.14 diatas, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesediaan membayar responden Pantai Indah Kapuk adalah faktor pekerjaan, pendidikan, pendapatan, dan jumlah tanggungan.

5.3.4. Model Regresi Logistik Nilai WTP Pantai Indah Kapuk