3.4. Batasan Penelitian
Batasan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Wilayah penelitian meliputi :
• hutan lindung, Suaka Margasatwa Muara Angke, Hutan Wisata Alam Angke
Kapuk dan kebun pembibitan. •
Komunitas masyarakat Pantai Indah Kapuk •
Komunitas petambak didalam hutan mangrove Hutan Wisata Alam Angke Kapuk
b. Dalam penelitian ini, ada tiga jenis responden, yaitu : •
Responden berada dekat dan memanfaatkan hutan mangrove Angke Kapuk •
Responden masyarakat Pantai Indah Kapuk •
Responden petambak c. Responden adalah individu-individu rumah tangga yang berada di dekat hutan
mangrove Angke-Kapuk yang telah dewasa. d. Responden telah memiliki pengetahuan dan preferensi yang cukup mengenai
kawasan hutan mangrove Angke-Kapuk.
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4.1. Keadaan Umum Kawasan Hutan Angke Kapuk 4.1.1. Sejarah, Status, luas dan Letak Kawasan
Hutan mangrove Angke Kapuk adalah bagian dari kawasan hutan mangrove Tegal Alur - Angke Kapuk di Pantai Utara Jakarta. Kawasan ini
pertaman kali ditetapkan sebagai Cagar Alam dengan keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda GB Nomor 24 tanggal 18 Juni 1939 dengan luas 15,40
ha. Pada tahun 1977, Menteri Pertanian dengan Keputusan Nomor 16Um61977 tanggal 10 Juni 1977 menetapkan kembali peruntukan kawasan Angke Kapuk
sebagai : •
Hutan Lindung, 5 km sepanjang pantai dengan lebar 100 m •
Cagar Alam Muara Angke •
Hutan Wisata •
Kebun Pembibitan Kehutanan •
Lapangan Dengan Tujuan Istimewa LDTI Berdasarkan Surat Keputusan Menteri kehutanan tanggal 25 Pebruari 1984
No. 143VII-41984 dan Keputusan Kepala Badan Inventarisasi dan Tata Guna Hutan tanggal 10 Maret 1984 No. 143VII-41984 telah dilakukan pengukuran dan
pemancangan batas ulang kawasan Hutan Angke Kapuk 17 Maret sampai April 1984 dimana hasil rekonstruksi ini luas kawasan hutan adalah 1.154,49 ha.
Selanjutnya dalam rangka pengelolaan Kawasan Hutan Angke Kapuk telah dibentuk Tim Pengembangan dan Pembangunan Kawasan Hutan Angke Kapuk
dengan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI No. 40Kpts-II1983 yang anggota-anggotanya terdiri dari unsur-unsur Departemen Kehutanan, Pemda
DKI Jakarta dan PT. Mandara Permai developer yang mengelola Kawasan Hutan Angke-Kapuk.
Hasil-hasil yang telah dicapai tim tersebut tertuang dalam Rencana Induk Pengembangan Kawasan Hutan Angke Kapuk, dengan alokasi peruntukan
pengembangan kawasan sebagai berikut : a Kawasan hutan Angke Kapuk yang tetap dikuasai oleh pemerintah seluas 322,6
ha, terdiri atas : •
Hutan Lindung 49,25 ha
• Cagar Alam Muara Angke
21,45 ha •
Hutan Wisata 120,16 ha