2.1.2. Peranan dan Potensi Biologi Hutan Mangrove
Dilihat dari segi biologis dan potensinya hutan mangrove mempunyai peranan adalah :
• Merupakan sub sistem yang memiliki tingkat produktivitas bahan pelapukan dan
organik yang sangat tinggi dan merupakan sumber makanan penting bagi hewan-hewan seperti udang, kepiting, kerang dan termasuk ikan lainnya.
• Tempat berpijahnya bermacam jenis biota laut.
• Merupakan habitat alami bagi bermacam jenis binatang seperti burung, ular,
kera, tikus, dan sebagainya Tambunan 1994.
2.1.3. Peranan dan Potensi Ekonomi Hutan Mangrove
Secara ekonomis hutan mangrove mempunyai peranan dan potensi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat anatar lain :
• Sebagai sumber kayu sebagai bahan baker, bahan bangunan, alat-alat rumah
tangga dan sebagainya. •
Vegetasi dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi berbagai bahan baku industri penyamak kulit, dan pulp.
• Merupakan lahan bagi yang dapat dikelola dan dimanfaatkan menjadi tempat
pertambakan, perkebunan, pertanian, industri dan rekreasi Tambunan 1994. Hutan mangrove dari segi ekonomis berfungsi sebagai penyediaan bahan
baku industri kayu chip, kayu arang, kayu bangunan dan lain-lain, juga secara tradisional dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk kayu bakar. Pemanfaatan
hutan mangrove untuk skala komersial skala besar adalah untuk menghasilkan kayu, chip dan arang, konversi hutan mangrove untuk kawasan pertanian,
pertambakan, pemukiman, pemukiman ladang garam dan daerah transmigrasi; dan manfaat hutan mangrove untuk beberapa jenis obat-obatan Soemodihardjo
dan Soerianegara 1989.
2.1.4. Kerusakan Hutan mangrove
Menurut Kusmana 1995 yang menyebabkan kerusakan hutan mangrove dapat di kategorikan kedalam 3 jenis gangguan :
1. Gangguan biologi § Penebangan pohon mangrove yang tidak memperhatikan azas kelestarian
hutan.
§ Perubahan kawasan mangrove menjadi pemukiman, pertanian, pertambakan, dan industri.
2. Gangguan kimia § Adanya hujan asam.
§ Adanya pencemaran air, udara dan tanah. 3. Gangguan fisik-mekanis
§ Adanya gempa bumi. § Banjir yang menyebabkan air tawar melimpah.
§ Sedimentasi dengan laju yang tidak terkendali. § Timbulnya abrasi pantaipinggir sungai.
Berbagai fenomena alam seperti amukan badai, angin topan maupun serangan isopoda memang bisa menimbulkan kerusakan yang serius terhadap
hutan mangrove, namun pengaruh dari perilaku manusia cenderung lebih merusak.
Pada dasarnya ekosistem hutan mangrove rawan terhadap tekanan lingkungan yang dapat menimbulkan kerusakan parah akut maupun kerusakan
tahunan kronis. Tekanan tersebut dapat ditimbulkan oleh alam maupun manusia. Menurut Gomez, et al 1984 dalam Winarti 1999 tekanan alami dapat
digolongkan menjadi dua golongan besar yaitu, tekanan fisik-kimiawi yang menyebabkan kerusakan parah, dan tekanan biologis yang menyebabkan
kerusakan menahun. Tekanan fisik-kimiawi tersebut meliputi : •
Siklon tropis dan topan, yang menghasilkan hujan lebat disertai angin dengan kecepatan 65-120 kmjam. Kerusakannya adalah tumbangnya pohon-pohon
besar dan kerusakan geografis. •
Tsunami dan gelombang badai storm surges. Kerusakan yang ditimbulkannya adalah naiknya muka air laut sehingga merendam daerah cukup lama dan
gerakan massa air yang menggerus daerah pantai yang dilandanya. •
Musim kemarau, fenomena ini banyak mempengaruhi daerah yang relatif tertutup. Karena kemarau panjang, salinitas air laut akan meningkat di perairan
tertutup ini, yang akan mempengaruhi transpirasi dari daun mangrove. Akhirnya akan menyebabkan pertumbuhan pohon mangrove terhenti atau
meranggas. •
Suhu lingkungan yang tinggi maupun rendah akan berdampak negative terhadap tanaman mangrove. Pengaruhnya terutama pada laju evaporasi dari
batang tanaman ke lingkungannya. Selain itu akan menyebabkan laju
evaporasi terhadap lingkungan sekitar, sehingga perairan menjadi bersalinitas tinggi. Suhu antara 39°C-40°C menyebabkan kematian mangrove muda yang
belum berzat kayu, sehingga suhu rendah di daerah lintang tinggi akan menyebabkan pembekuan daun frost.
Tekanan biologis perusak hutan mangrove antara lain meliputi : •
Penyakit sejenis jamur yangmerambat dari pucuk daun menuju ke akar dapat menyebabkan kematian pada mangrove.
• Serangga dan invertebrate, ditemukan jenis kumbang yang menyerang hipokotil
dari jenis Rhizophora atau yang hidup di dasar batang pohon dewasa jenis Avicennia yang menyebabkan kematian. Ulat dari jenis kupu tertentu
menyerang daun dan tunas daun, dan juga rayap. Jenis invertebrate yang merusak tanaman mangrove adalah kepiting Sesarma taeniolita yang
memakan kulit kayu bibit mangrove. •
Binatang herbivora atau pemakan tumbuhan yang merusak tanaman mangrove adalah monyet, menjangan, kerbau liar dari Australian dan kambing asia
Gomez, et. al 1984 dalam Winarti 1999.
2.2. Kerusakan Sumberdaya Alam