Masalah Lingkungan dan Kondisi Hutan Angke Kapuk

VI. ORIENTASI PERBAIKAN DAN KONSERVASI DI HUTAN ANGKE KAPUK

6.1. Masalah Lingkungan dan Kondisi Hutan Angke Kapuk

Masalah lingkungan dewasa ini adalah dampak dari intervensi manusia terhadap alam ekologi. Intervensi manusia bertujuan untuk memperoleh hasil dan tenaga yang lebih besar. Semula manusia menggunakan tenaga se derhana untuk memperoleh energi. Tetapi kemudian dalam perkembangan jaman, manusia ingin memperoleh energi yang lebih besar lagi. Demi pemanfaatan energi itulah bumi dan kekayaan sumberdaya alamnya dikuras sebesar-besarnya, hutan ditebangi. Pembangunan Indonesia saat ini memang sangat diperlukan, namun terkadang dilupakan masalah kelestarian lingkungan hidup. Di satu sisi laju pembangunan memang sangat diperlukan, namun di sisi lain dampak yang ditimbulkannya berakibat buruk. Pembangunan sekarang ini lebih mementingkan kepentingan ekonomi dan bisnis semata, adanya perumahan Pantai Indah Kapuk yang tadinya hutan mangrove adalah salah satu contoh. Keberadaan perumahan Pantai Indah Kapuk dengan segenap sarana prasarananya Rumah Sakit, Lapangan Golf, pertokoan, dsb secara tidak langsung telah memberikan dampak terhadap kawasan ekosistem mangrove di Angke-Kapuk, Jakarta Utara. Dewasa ini, karena adanya keterbatasan lahan dan kepentingan ekonomis, hutan mangrove Angke Kapuk yang pada dasarnya harus dilestarikan berubah fungsi untuk areal pemukiman , usaha pertambakan dan lain-lain. Perubahan hutan mangrove menjadi areal pemukiman maupun usaha tambak, dilihat dari sisi pelakunya dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta maupun oleh masyarakat sendiri sesuai dengan kebutuhan hidup, kemampuan mereka dan persepsi mereka terhadap keberadaan kawasan hutan mangrove. Menurut Seragaldin 1996, pembangunan harus mengintegrasikan tiga aspek kehidupan yaitu sosial, ekonomi dan ekologi. Jadi dalam pembangunan perlunya adanya keseimbangan pembangunan sosial budaya dan pembangunan ekonomi. Memang pembangunan akan selalu memberikan dampak, baik positif maupun negatif. Tinggal sekarang bagaimana sinergisitas antara pemerintah sebagai pembuat kebijakan, masyarakat sebag ai obyek dan subyek serta para kalangan bisnis sebagai pelaku sekaligus pemilik modal saling bekerjasama. Pada jaman sekarang, memang ekonomi menjadi faktor utama dalam perguliran kehidupan, sehingga mau tidak mau terabaikanlah keseimbangan ekosistem dan lingkungan hidup. Pesatnya kemajuan teknologi dan industri yang pada akhirnya adalah untuk menunjung kepentingan ekonomi, juga dianggap sebagai salah satu pemicu dari semakin tingginya tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan, baik udara, air dan tanah akibat hasil buangan limbah industri. Berdasarkan penelitian UNAS 1982; Kusmana 1983; Tim Fahutan IPB 1996; dalam LPPM 2003 menunjukkan bahwa kualitas air di hutan Angke Kapuk mengalami pencemaran baik yang disebabkan oleh limbah industri maupun oleh limbah rumah tangga.

6.2. Arahan Upaya Perbaikan Lingkungan dan Pengelolaan Kawasan Hutan Angke Kapuk.