2.1.4.1.2 Ranah yang kedua adalah ranah afektif berkenaan dengan minat, sikap
dan nilai serta pengembangan penghargaan dan penyesuaian diri. Misalnya yaitu peserta didik MAN 01 Semarang dapat bersikap disiplin, percaya diri, dan dapat
berkarya dengan kemampuan yang dimiliki. 2.1.4.1.3
Ranah psikomotorik, hal ini berhubungan dengan keterampilan motorik yang memperlihatkan gerakan yang kompleks secara efisien dan sesuai
dengan tingkatan gerakan meliputi ketepatan, ketelitian, kecepatan, efesiensi, kehalusan, dan keindahan. Misalnya adalah peserta didik MAN 01 Semarang
dapat menguasai keterampilan tata busana dalam membuat sulaman kristik, membatik, membuat batik lukis, membuat macam-macam tusuk hias.
2.1.4.2 Pendidik Guru
Pendidik Guru menjadi komponen pembelajaran berikutnya yang menempati posisi dalam menciptakan kegiatan belajar-mengajar baik di kelas
maupun di luar kelas. Menurut Hermawan, dkk 2008: 9.4 pendidik di dalam perkembangannya bukan lagi berperan sebagai sumber dari segala sumber belajar
namun lebih berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan belajar peserta didik.
Menurut Oemar Hamalik 2003:116 Guru adalah seseorang yang menjadi perantara dalam proses belajar mengajar. Guru memiliki peranan yang sangat
penting dalam dunia pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar. Keadaan guru biasanya dijadikan tolak ukur terhadap keberhasilan belajar
disekolah. Untuk menghasilkan mutu yang lebih baik, guru dituntut untuk membuktikan keprofesionalannya baik dalam mengajar maupun dalam menyusun
atau membuat rencana pembelajaran yang berdasarkan kemampuan dasar sehingga dapat dikembangkan oleh peserta didik. Guru tidak hanya memberikan
materi sesuai dengan rencana pembelajaran tetapi juga berfungsi sebagai fasilitator yang berperan untuk memberikan kemudahan belajar pada semua siswa.
Selain itu seorang guru harus memiliki kemampuan dalam merencanakan pengajaran.
2.1.4.3 Peserta didik siswa
Peserta didik dapat diartikan sebagai orang yang berperan di dalam kegiatan belajar, dengan kata lain peserta didik diposisikan sebagai subyek utama dalam
proses pembelajaran. Menurut Sujarwo 2012: 6 peserta didik sebagai subyek yang mengalami dan merespon informasi dari pendidik dengan sikap dan aktivitas
belajar. Perlu disadari bahwa setiap peserta didik memiliki kemampuan dan potensi yang terbaik bagi dirinya, potensi tersebut akan berkembang secara
optimal bila diberi kesempatan Menurut Oemar Hamalik 2003: 93 Peserta didik pada tingkat SMAMAN
masih tergolong pada kelompok anak-anak menjelang remaja. Pada usia ini peserta didik biasanya memiliki karakteristik yang labil tergantung dari kondisi
jiwanya. Namun pada usia ini mereka berusaha menemukan dan mencari bakat yang mereka miliki. Untuk mendisiplinkan mereka yang pada umumnya berasal
dari berbagai lingkungan masyarakat yang berbeda peserta didik harus mempertimbangkan situasi dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya
sehingga diharapkan akan tercipta kondisi yang kondusif. Salah satunya faktor lingkungan baik lingkungan tempat tinggal maupun sekolah yang sangat
mempengaruhi tingkah laku siswa, sehingga mereka harus dapat memilah informasi yang mereka dapatkan dari lingkungan.
Siswa SMAMAN adalah siswa yang berada dalam perkembangan fisik dan psikologis usia remaja awal atau masa pubertas. Pribadi siswa usia remaja awal
mencakup intelegensi, daya kreatifitas, kemampuan berbahasa, motivasi belajar dan kondisimental serta fisik. Melihat ciri perkembangan anak usia tersebut
memberikan gambaran kepada pendidik pada tiap jenjang atau tingkat pendidikan untuk menentukan arah pembelajaran atau pendidikan, menentukan metode atau
model pembelajaran, menyiapkan materi pembelajaran yang tepat dan menyiapkan pengalaman belajar yang cocok dengan perkembangan usia tersebut.
2.1.4.4 Kurikulum