Tujuan Komponen- Komponen Pembelajaran

Pembelajaran dalam UU No. 202003, Bab 1 pasal ayat 20 dapat diartikan sebagai “proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Pembelajaran didefinisikan sebagai serangkaian peristiwa yang menjadikannya suatu proses aktivitas belajar yang melibatkan perubahan tingkah laku pada aspek kognitif, afektif, psikomotorik sebagai bentuk penyesuaian diri secara individual, ataupun dengan lingkungannya dalam mencapai suatu adanya tujuan tertentu. Pengertian keterampilan menurut Reber dalam Muhibbin, 2007:121 “Kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu”.

2.1.4 Komponen- Komponen Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu sistem, artinya suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang berinteraksi antara satu dengan yang lainnya dan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan Hamalik, 2003:77. Adapun komponen-komponen tersebut meliputi: tujuan pembelajaran, peserta didik siswa, tenaga pendidik guru, kurikulum, perencanaan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.

2.1.4.1 Tujuan

Pembelajaran pada dasarnya mengacu tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran memiliki peran penting dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan tujuan pembelajaran digunakan sebagai konsep dan pola pembelajaran yang akan dilakukan. Menurut Hermawan 2008: 9.4 Tujuan pembelajaran merupakan rumusan perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar tampak pada diri siswa sebagai akibat dari perbuatan belajar yang telah dilakukan. Hermawan 2008: 1.17 Tujuan yang jelas akan memberi petunjuk yang jelas terhadap pemilihan materi bahan ajar, strategi, media, dan evaluasi. Tujuan pembelajaran merupakan komponen utama yang harus dirumuskan guru dalam proses belajar mengajar sebagai sasaran belajar yang hendak dicapai dari proses pembelajaran. Adanya tujuan ini untuk mengetahui kemampuan apa yang akan dimiliki siswa atau perilaku –perilaku yang diharapkan sebagai hasil dari proses belajar yang telah ditempuh. Tujuan pembelajaran ini bersifat operasional yang di rumuskan dalam pembelajaran khusus, dalam perumusan tujuan pembelajaran khusus harus mencakup tiga ranah jenis tujuan pembelajaran yaitu, 1 Ranah kognitif, 2 Ranah Afektif, 3 Ranah Psikomotorik. Oemar Hamalik 2003:78. 2.1.4.1.1 Ranah kognitif meliputi tujuan yang berkesinambungan dengan ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan, dan pengembangan kemampuan intelektual dan keterampilan berfikir. Misalnya yaitu peserta didik MAN 01 Semarang memiliki kemampuan untuk membuat batik lukis secara perlangkahnya, dari mulai mendisain, memilih warna, mencampur warna, dan melukis disain yang telah di buat di atas kain sampai selesai dengan teknik yang telah diajarkan oleh guru. 2.1.4.1.2 Ranah yang kedua adalah ranah afektif berkenaan dengan minat, sikap dan nilai serta pengembangan penghargaan dan penyesuaian diri. Misalnya yaitu peserta didik MAN 01 Semarang dapat bersikap disiplin, percaya diri, dan dapat berkarya dengan kemampuan yang dimiliki. 2.1.4.1.3 Ranah psikomotorik, hal ini berhubungan dengan keterampilan motorik yang memperlihatkan gerakan yang kompleks secara efisien dan sesuai dengan tingkatan gerakan meliputi ketepatan, ketelitian, kecepatan, efesiensi, kehalusan, dan keindahan. Misalnya adalah peserta didik MAN 01 Semarang dapat menguasai keterampilan tata busana dalam membuat sulaman kristik, membatik, membuat batik lukis, membuat macam-macam tusuk hias.

2.1.4.2 Pendidik Guru