72 sebelum pelaksanaan tindakan belum mencapai tuntas belajar klasikal. Nilai rata-
rata kelas dan ketuntasan belajar pada hasil pretest yang belum memuaskan dapat ditingkatkan melalui pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menggunakan
media audio visual pada materi menyimak cerita rakyat..
4.1.2 Deskripsi Data Siklus I
Tindakan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan melalui dua pertemuan, yakni pertemuan 1 pada tanggal 09 April 2013, pertemuan 2 pada tanggal 10 April
2013.Data hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I diperoleh melalui tes formatif, observasi selama proses pembelajaran. Tes formatif dilaksanakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa, sedangkan observasi dilakukan untuk mengetahui performansi guru.
4.1.2.1 Hasil Tes
Hasil belajar siswa dari pelaksanaan tindakan siklus I diperoleh melalui tes formatif I. Sedangkan tes formatif dilaksanakan pada akhir siklus, yakni pada
tanggal 10 April 2013. Berikut ini merupakan tabel nilai hasil tes formatif I. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22.
Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Tes Formatif I
Rentang Nilai Frekuensi
Siswa Nilai
Rata-rata Kelas
≤ 73 10
30,31 73,63
73 23 69,69
Jumlah 33 100
73 Rangkuman hasil tes formatif pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai
rata-rata kelas telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 73,63. Dengan jumlah siswa yang mencapai nilai lebih dari 73 sebanyak
23 siswa, maka persentase tuntas belajar klasikal belum mencapai indikator keberhasilan, yaitu sebesar 69,69. Sedangkan jumlah siswa yang belum
mencapai nilai lebih dari dari 73 sebanyak 10. Hal ini belum mencapai indikator keberhasilan sebesar 75. Besarnya persentase tuntas belajar klasikal selama
siklus I dapat dilihat pada gambar 4.1:
Gambar 4.1 Presentase Tuntas Belajar Klasikal Siklus 1
4.1.2.2 Performansi Guru
Observasi terhadap performansi guru dilakukan melalui lembar observasi berupa Alat Penilaian Kemampuan Guru APKG. Ada dua jenis APKG, yakni
74 APKG 1, dan APKG 2.APKG 1 untuk menilai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP, APKG 2 untuk menilai pelaksanaan pembelajaran. Skor perolehan pada tiap aspek yang diamati pada masing-masing lembar APKG 1, dan 2 tergantung
pada jumlah deskriptor yang tampak. Selanjutnya, jumlah skor perolehan pada masing-masing APKG 1, dan 2 dihitung menggunakan rumus APKG yaitu satu
kali perencanaan pembelajaran ditambah dua kali pelaksanaan pembelajaran kemudian dibagi tiga. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 24. Hasil
data observasi performansi guru pada siklus I dapat dilihat pada tabel: Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Observasi Performansi Guru pada Siklus I
Pertemuan ke-
Performansi Guru
Rata-rata Skor
Nilai Rata-rata Rata-rata
siklus I
1 Perencanaan 3,28 82
84,83 82,21
Pelaksanaan 3,45 86,25 2
Perencanaan 3,06 76,5 79,6
Pelaksanaan 3,25 81,25
Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa dari dua pertemuan pada siklus I, hasil terendah diperoleh pada APKG 1, yakni penilaian terhadap Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dengan nilai 82 pada pertemuan 1 dan 86,25 pada pertemuan 2. Sementara hasil tertinggi diperoleh pada APKG 2, yakni penilaian
terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan nilai 76,5 pada pertemuan 1 dan 81,25 pada pertemuan 2. Dari dua pertemuan tersebut, maka diperoleh nilai akhir
performansi guru selama siklus I sebesar 82,21. Nilai tersebut telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, yakninilai akhir minimal 71.
75 Meskipun secara keseluruhan sudah mencapai indikator pencapaian, namun ada
beberapa aspek yang harus ditingkatkan.
4.1.2.3 Refleksi