19 Menurut Kurnia 2007: 21, karakteristik perkembangan siswa SD sebagai
berikut: Karakteristik siswa SD berada pada periode atau masa anak akhir
dengan rentang usia 6-12 tahun. Karakteristik siswa SD senang bermain dalam kelompoknya dengan melakukan permainan yang
konstruktif dan olahraga bergerak. Siswa senang permainan olahraga, menjelajah daerah-daerah baru, mengumpulkan benda-
benda tertentu, menikmati hiburan seperti membaca buku atau komik, menonton film dan televisi, juga melamun pada siswa yang
kesepian dan sedikit mempunyai teman bermain.
Sementara menurut Piaget 1988 dalam Rifa’i 2008: 29 menyatakan bahwa tahap perkembangan kognitif siswa SD terdapat pada tahap operasional
konkrit dengan rentang usia 7-11 tahun. Pada tahap operasional konkrit, siswa SD mampu mengoperasikan berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda
konkrit atau nyata. Dengan demikian karakteristik siswa SD menurut para ahli bahwa siswa SD masih senang bermain, bergerak dan masih berpikir secara
konkrit nyata. Dengan penggunaan media audio visual pada pembelajaran menyimak,
siswa mudah mengerti isi cerita yang disampaikan. Karena media audio visual menggabungkan antara gambar dan suara. Oleh karena itu diharapkan
pembelajaran menyimak menggunakan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2.1.4 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Menurut Douglass 1985 dalam Hamalik 2011: 172, yang mengemukakan tentang The Priciple of Activity, sebagai berikut:
One Learns only by some activities in the neural system: seeings, hearing, smelling, felling, thinking, physical or motor activity. The
20 learner must actively engage in the “learning”, whether it be of
information a skill, an understanding, a habit, an ideal, an attitude, an interest, or the nature of a taks.
Pernyataan di atas mengungkapkan bahwa suatu pembelajaran terdiri dari berbagai aktivitas yang berkaitan dengan sistem penglihatan, pendengaran,
penciuman, perasaan, pemikiran, jasmani atau gerakan aktivitas. Pembelajar harus lebih giat untuk melibatkan diri dalam pembelajaran, baik dalam hal kemampuan,
pemahaman, kebiasaan, cita-cita, sikap, minat, atau pembawaan suatu tugas. Jadi pembelajaran terdiri dari beberapa aktivitas sesuai respon siswa dalam
pembelajaran. Respon siswa tergambar dalam bentuk penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, pemikiran dan gerakan. Siswa aktif karena adanya
keinginan dari dalam diri siswa untuk memahami suatu materi yang diajarkan ketika pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran merupakan proses memberi rangsangan kepada siswa supaya belajar. Pembelajaran bahasa adalah proses memberi rangsangan belajar berbahasa
kepada siswa dalam upaya siswa mencapai kemampuan berbahasa Santosa, 2008: 5.18. Bahasa merupakan salah satu alat pergaulan dan komunikasi terdiri atas
simbol-simbol seperti huruf-huruf yang disusun menjadi kata-kata yang mengandung arti tertentu.
Pembelajaran berbahasa di sekolah dasar dimulai dari kalimat-kalimat minim, kalimat inti, kalimat sederhana, kalimat tunggal di kelas rendah kemudian
meningkat mempelajari kalimat luas, kalimat majemuk, kalimat transformasi sampai anak merangkai kalimat menjadi sebuah wacana sederhana Santosa, 2008:
5.19.
21 Dengan demikian pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil kesastraan manusia seutuhnya. Misalnya saja, dalam kemampuan menulis, siswa mampu menerapkan penggunaan tanda
titik dan koma secara tepat ke dalam tulisannya.
2.1.5 Keterampilan Menyimak