Kajian tentang Pelatihan Peningkatan Kualitas Layanan Jasa Kuliner

30 Tabel 1. Indikator Kualitas Layanan Jasa Kuliner

D. Kajian tentang Pelatihan Peningkatan Kualitas Layanan Jasa Kuliner

Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan di atas, maka penting bagi produsen penyedia layanan kuliner untuk memiliki kelima dimensi kualitas layanan jasa tersebut dalam melayani kepada pelanggan. Jika kualitas layanan jasa kulinernya baik tentu akan memuaskan hati pelanggan, sehingga berdampak pada pendapatan dan citra baik produsen. Di Desa Wisata Bejiharjo sendiri sudah mulai bermunculan No. Dimensi Indikator 1. Dimensi kehandalan 1. Ketepatan pelayanan makanan 2. Kecepatan pelayanan 3. Ekspresi ketika melayani pelanggan 2. Dimensi daya tanggap 1. Kesediaan membantu pelanggan 2. Cepat menangani keluhan pelanggan 3. Cepat dalam menyelesaikan masalah 4. Cepat dalam menyelesaikan pesanan pelanggan 5. Membersihkan tempat setelah pelanggan selesai makan 3. Dimensi kepastian atau jaminan 1. Pengetahuan karyawan 2. Kesopanan karyawan 3. Keterampilan karyawan 4. Jaminan higienitas makanan 4. Dimensi empati 1. Kemudahan komunikasi dengan pelanggan 2. Berusaha mengerti keinginan pelanggan 3. Keramahan karyawan 4. Kesigapan menghampiri pelanggan 5. Kesabaran karyawan 5. Dimensi berwujud atau bukti langsung 1. Kerapian tempat usaha 2. Kebersihan tempat 3. Ketersediaan kotak sampah 4. Ketersediaan tempat cuci tangan 5. Kebersihan peralatan makanan dan peralatan memasak 6. Penampilan karyawan 31 penggiat usaha kuliner di sekitar objek wisata. Namun demikian, masih perlu sekiranya memberikan edukasi kepada mereka untuk meningkatkan kualitas layanan jasa kulinernya. Peningkatan kualitas layanan dapat dimulai dengan dimilikinya keterampilan mengolah beragam masakan, sikap yang baik dalam melayani, dan juga melengkapi sarana fisik di tempat usaha. Penyelenggaraan program pelatihan peningkatan kualitas layanan jasa kuliner bagi kaum perempuan di Desa Wisata Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan program pendidikan nonformal. Program ini merupakan bagian dari pendidikan pemberdayaan perempuan yang diberikan dalam bentuk pelatihan untuk perempuan. Pelatihan ini diprakarsai oleh tim dosen Pendidikan Luar Sekolah dalam rangka Program Pengabdian Masyarakat yang diketuai oleh Dr. Sujarwo, M.Pd. Pelatihan ini ditujukan untuk kaum perempuan Desa Wisata Bejiharjo, Gunungkidul dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran serta memberikan pengetahuan dan ketrampilan dalam penyediaan layanan kuliner yang higienis dan berkualitas yang mendukung pada warga masyarakat Bejiharjo. Sujarwo, dkk 2014: 11 dalam laporan PPM reguler 2014 mengemukakan tujuan kegiatan pelatihan adalah 1 membangun kesadaran mengenai layanan kuliner di obyek wisata yang higienis dan berkualitas; dan 2 memberikan pengetahuan dan ketrampilan dalam penyediaan layanan kuliner yang higienis dan berkualitas yang 32 mendukung pada warga masyarakat di Bejiharjo. Sasaran dari kegiatan ini adalah ibu-ibu pelakupenyedia jasa kuliner di Desa Wisata Bejiharjo, khususnya kaum perempuan yang berada di Dusun Gelaran, Bejiharjo dan terkoordinasi dengan kegiatan pariwisata di Wira Wisata. Kegiatan pelatihan yang dilakukan menggunakan metode pembelajaran berorientasi pengalaman danatau masalah, serta menekankan kepada pembelajaran orang dewasa. Materi yang diberikan dalam pelatihan ini antara lain yakni membangun kesadaran kelompok sasaran akan pentingnya penyediaan layanan jasa kuliner yang higienis dan berkualitas. Kemudian diberikan pula materi tentang fungsi PKK dan kewirausahaan di bidang wisata alam. Selain itu, diberikan juga pengetahuan dan ketrampilan memproduksi, mengemas, dan menyajikan kuliner yang higienis dan berkualitas. Kualitas layanan kuliner juga mengandung unsur bagaimana cara penyedia pelaku usaha kuliner untuk dapat melayani pelanggan dengan baik dan benar. Hasil dari kajian dampak yang dilihat dari lima dimensi kualitas layanan jasa di atas dapat memberikan gambaran mengenai kelayakan program pelatihan peningkatan kualitas jasa layanan kuliner untuk kelompok sasaran kaum perempuan di Desa Wisata Bejiharo. Hasil dari penelitian ini juga dapat digunakan untuk mengambil keputusan, baik keputusan untuk memperbaiki program yang akan dibuat, ataupun menindaklanjuti program. 33

E. Kajian tentang Desa Wisata