68
uji beda wilcoxon untuk dimensi kehandalan lihat lampiran hasil olah data penelitian halaman 112, dapat diketahui bahwa:
Sig dimensi kehandalan 0.00  0.05, sehingga H0 ditolak
H1 diterima Jadi  dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan kualitas layanan
kuliner  pada  dimensi  kehandalan  sebelum  dan  sesudah  mengikuti pelatihan.  Pelatihan  memberikan  dampak  positif  terhadap  kualitas
pelayanan  kuliner  khususnya  pada  dimensi  kehandalan.  Besarnya dampak  dilihat  dari  peningkatan  rata-rata  mean
�̅  dari  sebelum pelatihan dengan sesudah pelatihan.
Mean �̅  sebelum  pelatihan  sebesar  6.04,  dan  mean  �̅  sesudah
pelatihan sebesar 10.52. Besarnya dampak pelatihan diperoleh melalui pengurangan mean
�̅ sesudah tes dengan mean �̅ sebelum tes. Jadi, 10.52
– 6.04 = 4.48, sehingga dapat diketahui besarnya dampak pada dimensi  kehandalan  berdasarkan  tersebut  adalah  4.48.  Hal  ini
menunjukkan  bahwa  pelatihan  memberikan  dampak  positif  terhadap kualitas layanan jasa kuliner pada dimensi kehandalan.
b. Dimensi Daya Tanggap
Data  mengenai  dampak  program  pelatihan  pada  dimensi  daya tanggap dalam layanan jasa kuliner diperoleh melalui angket yang diisi
oleh peserta pelatihan. Data tentang pengukuran dimensi daya tanggap pada soal  pretest dan  posttest sebanyak 5  soal  yang terletak pada soal
69
nomor 4 sampai nomor 8. Dari kelima jawaban soal pretest dan posttest tersebut,  kemudian  pilihan  jawaban  diubah  menjadi  angka  untuk
digunakan sebagai pengolahan data. Salah satu olah data yang dilakukan yakni dengan menggunakan deskriptif statistik.
Berdasarkan analisis deskriptif yang oleh SPSS lihat lampiran hasil olah  data  penelitian  halaman  113,  menunjukkan  perbedaan  mean
dimensi daya tanggap antara jawaban soal angket pretest  dan posttest. Mean jawaban soal pretest 10.20 lebih kecil dari  mean posttest 17.20.
Untuk  lebih  jelasnya  perbedaan  mean  tersebut  dapat  dilihat  dalam gambar di bawah ini:
Gambar 3. Kualitas Layanan Kuliner Dimensi Daya Tanggap Setelah  dilakukan  analisis  deskriptif,  kemudian  data  diolah  dan
dilakukan  uji  beda    wilcoxon  untuk  mengetahui  apakah  pelatihan tersebut  berdampak  pada  kualitas  layanan  kuliner  peserta  khususnya
pada dimensi daya tanggap. Dari tabel uji beda wilcoxon untuk dimensi
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
Pre Test Post Test
Mean Daya Tanggap
70
daya tanggap  lihat lampiran hasil olah data penelitian halaman 113, dapat diketahui bahwa:
Sig dimensi daya tanggap 0.00  0.05, sehingga H0 ditolak
H1 diterima Jadi dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan kualitas layanan
kuliner  pada  dimensi  daya  tanggap  sebelum  dan  sesudah  mengikuti pelatihan.  Pelatihan  memberikan  dampak  positif  terhadap  kualitas
pelayanan kuliner pada dimensi daya tanggap. Besarnya dampak pada dimensi daya  tanggap dilihat dari peningkatan rata-rata mean
�̅ dari sebelum pelatihan dengan sesudah pelatihan.
Mean �̅ sebelum pelatihan sebesar 10.20, dan mean �̅ sesudah
pelatihan sebesar 17.20. Besarnya dampak pelatihan diperoleh melalui pengurangan mean
�̅ sesudah tes dengan mean �̅ sebelum tes. Jadi, 17.20
– 10.20 = 7.00, sehingga dapat diketahui besarnya dampak pada dimensi  daya  tanggap  berdasarkan  tersebut  adalah  7.00.  Hal  ini
menunjukkan  bahwa  pelatihan  memberikan  dampak  positif  terhadap kualitas layanan jasa kuliner pada dimensi daya tanggap.
c. Dimensi Kepastian atau Jaminan