Fi’il Mu ḍāri’

  Yāayyuha l-lażīna āmanū man yartadda minkum ʹan dīnihi fasawfa ya’tī l -lāhu biqawmin yuhibbuhum wa yuhibbūbahū ażillatin ‘ala l-mu’minīna a‘izzatin ‘ala l-kāfirīna yujāhidūna fī sabīli l-lāhi wa lā yakhāfūna lawmata lāimin, żālikafaḍlu l -lāhi yu’tīhi man yasyā wa l-lāhu wāsi‘un ‘alīm Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang U berjihad U dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas pemberian-Nya, lagi Maha mengetahui,QS. al-Maidah, 5:54. Jika kata jihad yang sebelumnya merupakan fi’il mu ḍāri’ bentuk mufrad, maka kali ini kata jihadnya berbentuk jamak, hal ini dapat ditandai dengan adanya huruf mu ḍāri’ dan tanda jamak di akhir kata yaitu ya dan nun. Tanda jamak dalam bahasa Arab ada beberapa tanda: waw dan nun ya dan nun waw dan alifalif dan ta.

3.3.3 Fi’il Mu ḍāri’

ﺍﻭﺪﻬﺠﻳ Yujāhidū      Lā yastaʹżinuka l-lażīna yuʹminūna billāhi wa l-yaumi l-ākhiri an yujāhidū biamwālihim wa anfusihim, wa l- lāhu ‘alīmun bi l-muttaqīna. Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut U berjihad U dengan harta dan diri mereka, dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa,at-Taubah, 9:41.        Fari ḥa l-mukhallafūna bimaq’idihim khilāfa rasūli l-lāhi wa karihū an yujāhidū biamwalihim wa anfusihim fī sabīli l-lāhi wa qālū lā tanfirū fi l-ḥarri. Qul nāru jahannama asyaddu ḥarran, law kānū yafqahūna. Orang-orang yang ditinggalkan tidak ikut perang itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka Universitas Sumatera Utara berjihad Pada kata yuj āhidu adalah fi’il muḍāri’ berbentuk tunggal, maka pada kata ﺍﻭﺪﻫﺎﺠﻳ yujāhid ūadalah fi’il muḍāri’ yang berbentuk jamak, dikatakan jamak karena adanya tanda jamak melekat pada fi’il tersebut yaitu waw dan alif yang terdapatdiakhir kata. tanda jamak ini digunakan untuk fi’il yang sebelumnya dimasuki huruf yang menasabkan. Maka jika diterjemahkan secara struktur bahasa akan bermakna “ U mereka berjihad U ” tetapi penerjemah menggunakan padanan kata jihad dengan U berjihad U , karena jika diterjemahkan dengan U mereka berjihad U maka ini akan dianggap kurang tepat dan terkesan kaku dalam penerjemahannya. Seperti yang peneliti uraiakan di atas bahwa tanda jamak dalam bahasa Arab ada beberapa macam yaitu ﻥ-ﻭ waw dan nun, ﻥ-ﻱ ya dan nunﺍ-ﻭ,waw dan alif, ﺕ-ﺍ alif dan ta dan itu semua bersambung atau melekat dengan fi’il yang ditumpanginya. Namun dalam hal ini peneliti tidak membahas rinci kenapa bisa demikian, tapi yang pasti jika ada tanda demikian itulah yang menunjukan kata yang berbentuk jamak.

3.3.4 Fi’il Mu ḍāri’