Secara ringkas maksudnya adalah kata kerja yang digunakan untuk menunjukkan atau menceritakan masa yang lalu.
3.2.2 Fi’il Ma ḍi ﻙﺍﺪﻬﺟ Jāhadāka
wa wa ṣṣainā l-insāna biwālidaihi husnan, wa in jāhadāka litusyrika bī mā laisa laka
bihī ‘ilmun falā tuṫi’humā, ilayya marji’ukum faunabbiukum bimā kunutm ta’maluna dan kami wajibkan manusia berbuat kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya. dan jika
keduanya
U
memaksamu
U
untuk mempersekutukan aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya. hanya kepada-Ku-
lah kembalimu, lalu aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. QS. al-Ankabut, 29:8
wa in jāhadāka ‘alā tusyrika bī mā laisa laka bihī ‘ilmun falā tuṫi’humā, wa ṣāḥibhuma fi d- dunyā ma’rūfan, wa ittabi’ sabīla man anāba ilayya,
ṡumma ilayya marji’ukum faunabbiukum bimā kunutm ta’malūna.
dan jika keduanya
U
memaksamu
U
untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka
janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu,
Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. QS. Luqman, 31:15
Kata ﻙﺍﺪﻫﺎﺟjāhadākapada kedua-dua ayat ini juga merupakan fi’il
ṡulaṡi mazīd tambahan satu huruf yang diterjemahkan dengan “
U
memaksamu
U
”. Bentuk kata ini sama seperti yang ada pada ayat yang ada pada poin 3.2.1, namun terdapat perbedaan pada dua
huruf terakhir yaitu huruf alif dan kaf, demikian itu terjadi dikarenakan adanya perbedaan konteks kalimat. Alif pada kata ini sebagai tanda ta
ṡniyah untuk orang ketiga ghaib, dan fi’il ma
ḍi ṡulaṡi mazid satu huruf ini dipakai untuk mengikut kata sebelumnya yaitu wālidaihi kedua orang tua, sedangkankaf merupakan
ḍamir untuk anta engkauorang kedua, sehingga kalau diterjemahkan menjadi “mereka berdua memaksamu”. Maka dari itu pada
Universitas Sumatera Utara
ayat ini kita dapat melihat bahwasanya penerjemah telah menerjemahkan kata jihad pada
kedua-dua ayat ini dengan “memaksa” , dan kata inilah yang diberikan penerjemah sebagai
padanan kata jihad dalam bahasa sasaran.
3.2.3 Fi’il Ma ḍi