Fi’il mu ḍāri’ itu adalah kata yang menunjukkan suatu kejadian pada saat percakapan
itu sedang terjadi berlangsung maupun masa yang akan datang. Fi’il mu ḍāri’ adalah
merupakan fi’il yang dibentuk dari fi’il ma ḍi, tetapi pada fi’il muḍāri’ ditambahkan huruf di
awal kata, itulah yang disebut huruf mu ḍāri’, hurufnya ada empat; alif, nun, ya, dan ta ﻱ ﻥ ﺍ
ﺕ. Huruf muḍāri’ ini selalu diletakkan di awal kata, misalnya; ﻱ
ﺪﻫﺎﺟ maka huruf “ya” yang di awal itulah yang disebut huruf mu
ḍāri. Dalam al-Qur’an banyak kita jumpai kata-kata yang berbentuk fi’il mu
ḍāri’, namun peneliti tidak mengungkap semua fi’il mu
ḍārik yang ada dalam al -Qur’an, karena yang menjadi titik fokus peneliti adalah kata jihad dalam bentuk fi’il mu
ḍāri’. Dalam hal ini
peneliti menemukan beberapa kata jihad yang berbentuk mu ḍāri’ dalam al-Qur’an, yaitu;
ﺪﻫﺎﺠﻳ ﻥﻭﺪﻫﺎﺠﻳ
ﺍﻭﺪﻫﺎﺠﻳ ﻥﻭﺪﻫﺎﺠﺗ
.
3.3.1 Fi’il Mu ḍāri’
ﺪﻫﺎﺠﻳ
yujāhidu
Wa man jāhada fainnamā yujāhidu linafsihī, inna l-lāha laganiyyun ‘ani l-‘alamīna. dan
Barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya
U
jihadnya
U
itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu dari semesta alam,
QS. al-Ankabut, 29:6. Kata
ﺪﻫﺎﺠﻳ
yujāhiduadalahsalah satufi’il muḍāri’ untuk orang ketiga tunggal ghaib,
yang dibentuk dari fi’il ma ḍi ṡulaṡi mazid satu huruf yaitu
ﺪﻫﺎﺟ
jāhada, seperti yang kita lihat
bahwa pada kata yujāhidu hanya ada tambahan huruf di awal kata yaitu ya, itulah yang
disebut huruf mu ḍāri’. Kata jihad bentuk ini hanya satu dijumpai dalam al -Qur’an. Kata
diterjemahkan oleh penerjemah dengan
U
jihadnya
U
.
3.3.2 Fi’il Mu ḍāri’
ﻥﻭﺪﻬﺠﻳ
Yujāhidūna
Universitas Sumatera Utara
Yāayyuha l-lażīna āmanū man yartadda minkum ʹan dīnihi fasawfa ya’tī l -lāhu biqawmin yuhibbuhum wa yuhibbūbahū ażillatin ‘ala l-mu’minīna a‘izzatin ‘ala l-kāfirīna yujāhidūna fī
sabīli l-lāhi wa lā yakhāfūna lawmata lāimin, żālikafaḍlu l -lāhi yu’tīhi man yasyā wa l-lāhu wāsi‘un ‘alīm Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari
agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin,
yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang
U
berjihad
U
dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada
siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas pemberian-Nya, lagi Maha mengetahui,QS. al-Maidah, 5:54.
Jika kata jihad yang sebelumnya merupakan fi’il mu ḍāri’ bentuk mufrad, maka kali
ini kata jihadnya berbentuk jamak, hal ini dapat ditandai dengan adanya huruf mu ḍāri’ dan
tanda jamak di akhir kata yaitu ya dan nun. Tanda jamak dalam bahasa Arab ada beberapa tanda: waw dan nun ya dan nun waw dan alifalif dan ta.
3.3.3 Fi’il Mu ḍāri’