73
4.2 Analisis Sistem
4.2.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.2.1.1 Latar Belakang
Sebagaimana dimaklumi 97 usaha kecil di di indonesia memiliki omset dibawah Rp 50 juta tahun meskipun batas atas omset usaha kecil adalah sampai
Rp. 1 miliar pada dasarnya jika indonesia ingin menjangkau usaha usaha mikro tersebut semestinya secara khusus mengarahkan perhatiannya pada kelompok ini
karena mereka mewakili lebih dari 33 juta pelaku usaha. Pada lapisan inilah penyedia lapangan kerja terbesar di indonesia. Dalam setiap usaha pemberdayaan
usaha kecil ada tiga aspek penting yang perlu dikembangkan yaitu pertama, lingkungan kondusif dan sistem administrasi pemerintahan yang mendukung;
kedua, dukungan non finansial berupa jasa perkreditan; ketiga dan dukungan finansial yang khusus bagi usaha kecil.
Indonesia mulai awal tahun 1990 telah merealisasikan ide tentang adanya bank islam, merupakan bentuk penolakan terhadap sistem riba yang bertentangan
dengan hukum islam riba merupakan tambahan nilai yang diperoleh dengan tanpa resiko dan bukan merupakan hadiah atau kompensasi kerja. Hal inilah yang
mendorong berdirinya lebih dari 300 baitul maal wa tamwil pada akhir oktober 1995 dengan masing-masing BMT melayani 100-150 pengusaha kecil bawah.
Ide dan inisiatif pendirian BMT Al Munawwarah bermula dari keprihatinan bersama beberapa jama’ah dan pengurus Yayasan Al Munawwarah-
BPI, ICMI Orsat Pamulang dan beberapa tokoh lingkungan sekitar Pamulang terhadap kondisi pengusaha mikro-kecil yang seringkali kesulitan mengakses
74 permodalan guna mengembangkan usahanya sehingga mereka mencari alternatif
‘termudah’ dalam mengakses permodalan yaitu rentenir, walaupun pada kenyataan sebenarnya ketika mereka meminta bantuan terhadap ‘Dewa Penolong’
tersebut justru itulah awal dari keterpurukan usaha mereka. Beberapa pertemuan tokoh digagas guna menindaklanjuti keinginan mulia
tersebut. Tidak lama berselang sejumlah calon pendiri bersedia menyertakan dana penggerak dalam bentuk SPK Simpanan Pokok khusus sebagai modal awal
operasional BMT. Setelah semua sepakat, maka didirikanlah BMT Al Munawwarah dengan mengambil bentuk KSM Kelompok Swadaya Masyarakat
sebagai legalitas dan status hukum awal operasionalnya. Tepat pada tanggal 26 Mei 1996, BMT Al Munawwarah bersama 16 BMT
baru lainnya diwilayah Jakarta Selatan diresmikan operasionalnya oleh ketua PINBUK Jakarta-Selatan H. Ali Moeis dan Direktur Bank Muamalat H. Zainul
Bahar Noor. Sejak itu BMT Al Munawwarah yang didukung oleh para pendiri dari 2 lembaga yaitu Yayasan Al Munawwarah dan ICMI ORSAT Pamulang serta
39 perorangan lainnya mulai berkiprah dalam komunitas usaha lapisan ‘grass root’ yakni usaha kecil-mikro.
4.2.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi
Terwujudnya BMT yang terdepan, tangguh dan profesional dalam membangun ekonomi umat.