Komponen- Komponen DSS. Konsep Sistem Pendukung Keputusan.

25 atau yang membutuhkan keterampilan luar biasa jarang bermanfaat dan diterima dalam praktek. Antarmuka pengguna yang baik untuk DSS harus mendukung konstruksi model dan analisis model, penalaran tentang struktur masalah di samping perhitungan numerik dan optimasi variabel keputusan Druzdzel, 2002. User interface atau antarmuka pengguna merupakan komponen yang paling penting karena merupakan sumber dari berbagai power, fleksibilitas, dan karakteristik easy-to-use dari management support system MSS Sprauge dan Watson dalam Turban et al. 2005. Whitten et al. 2004, menyatakan bahwa antarmuka pengguna merupakan sistem dari sisi pengguna karena antarmuka adalah satu-satunya dalam sistem yang dilihat oleh pengguna. Antarmuka yang sulit merupakan suatu kecemasan bagi pemakai sistem informasi terkomputerisasi. Mereka berjuang untuk mempelajari bahasa perintah atau sistem pemilihan menu yang diusulkan untuk membantu mereka dalam mengerjakan pekerjaan mereka Shneiderman dalam Pressman, 2002. Browser Web dikenal sebagai GUI DSS yang efektif karena browser tersebut fleksibel, user friendly, dan merupakan gateway untuk semua sumber informasi dan data yang diperlukan Meredith dalam Turban et.al 2005.

2.6.3 Manfaat DSS

Beberapa alasan penting dipergunakannya DSS antara lain seperti dibawah ini Sabarguna, 2003: 1. Perusahaan berada pada keadaan yang tidak menentu. 2. Menghargai kompetisi lokal maupun internasional. 26 3. Membantu menyelesaikan masalah yang sulit dalam operasional. 4. Adanya komputer yang membantu dalam peningkatan efisiensi dan kemampuan menuju unggulan pasar. 5. Bagian informasi tak bisa lagi hanya sewaktu-waktu saja, tetapi harus merupakan bagian yang menyatu dari proses bisnis. Secara umum manfaat yang dapat diambil dengan menggunakan DSS adalah seperti berikut ini Sabarguna, 2003. 1. Punya kemampuan mendukung pemecahan masalah yang komplek. 2. Bereaksi cepat terhadap sistuasi yang tak diharapkan pada kondisi yang berubah. DSS melakukan analisis kuantitatif dengan sangat cepat, dan menghemat waktu. 3. Punya kemampuan dengan mencoba berbagai strategi berbeda kondisi dengan tepat dan cepat. 4. Belajar dan mengembangkan program baru, dengan menggunakan pola analisis “what if” apabila, merupakan sarana dalam pelatihan manajer. 5. Membangun jembatan komunikasi, sehingga pengumpulan data dan pemecahan masalah yag merupakan alat untuk meningkatkan kerjasama tim. 6. Meningkatkan pengendalian pengukuran dan meningkatkan kinerja organisasi. 7. Menghemat biaya, pembuatan atau menghemat biaya akibat keputusan yang salah. 8. Keputusan lebih objektif, dan konsisten dibandingkan dengan intuisi saja.