Penyusunan Hirarki. Model AHP Analytic Hierarchy Process

100 pembiayaan sebelumnya maksimal 1 bulan pada BMT Al Munawwarah.  Calon nasabah memiliki sikap yang sopan santun dalam berbicara dan berperilaku.  Calon nasabah memiliki penilaian yang cukup biasa saja dari masyarakat maupun tempat usaha. perhatian khusus berdasarkan SID-BI.  Tidak termasuk black list berdasarkan DHN Daftar Hitam Nasional. Kurang  Memiliki historis keterlambatan pembayaran angsuran pembiayaan sebelumnya lebih dari 1 bulan pada BMT Al Munawwarah.  Calon nasabah kurang memiliki sikap yang sopan santun dalam berbicara dan berperilaku.  Calon nasabah juga memiliki penilaian yang kurang baik dari masyarakat maupun tempat usaha.  Dalam kategori kolektibilitas 3, 4 dan 5 kurang lancar, diragukan dan macet berdasarkan SID-BI.  Termasuk black list berdasarkan DHN Daftar Hitam Nasional. 2. Kapasitaskemampuan calon nasabah dalam membayar angsuran dilihat dari sisa pendapatan akhir calon nasabah setiap bulannya. Calon nasabah harus menyertakan slip gaji terakhir dan mengisi data keuangannya berupa data keuangan usaha seperti: omset, modal, pendapatan kotor usaha, biaya gaji karyawan, transport, kebersihan dan keamanan, listrik dan telepon, sewa tempat, biaya laian-lain, total biaya usaha, laba bersih usaha. Selain data 101 keuangan usaha, terdapat data keuangan non-usaha atau gaji, seperti: gaji suamiistri, biaya konsumsi, SPP anak, listrik-telpon, pembayaran utang dan lain-lain. Semua data tersebut dihitung untuk mendapatkan sisa pendapatan akhir, berikut penilaiannnya: a. Baik: Sisa pendapatan akhir lebih dari Rp. 1.500.000bulan. b. Cukup: Sisa pendapatan akhir antara Rp.1.000.000 - Rp. 1.500.000bulan. c. Kurang: Sisa pendapatan akhir kurang dari Rp. 1.000.000bulan. 3. Jaminan yang diajukan oleh calon nasabah dapat berupa sertifikat rumah atau buku pemilik kendaraan bermotor BPKB, penilaiannya sebagai berikut: a. Sertifikat Tanah, RumahBangunan. Sertifikat tanah, rumah bangunan hanya sebagai pengikat antara calon nasabah dengan pihak BMT Al Munawwarah, karena Plafon yang disediakan jauh lebih kecil maksimal 15 juta rupiah apabila dibandingkan dengan nilai jual sertifikat tanah, rumahbangunan tersebut. Oleh karena itu tidak dibutuhkan penilaian berdasarkan spesifikasi tanah, rumahbangunan yang dijadikan sebagai jaminan. Spesifikasi yang dibutuhkan hanya berupa nomor sertifikat, pemilik jaminan, lokasi, luas dan batasnya saja untuk mengetahui kebenaran data. Jika jaminan sertifikat tanah, rumahbangunan milik orang lain, maka pemohon harus melampirkan surat keterangan persetujuan dengan tanda tangan pemilik jaminan di atas materai 102 Rp.6.000,00 disertai fotocopy sertifikat jaminan. Penilaian dilakukan pada data pemilik jaminan, yaitu sebagai berikut:  Baik: Milik sendiri.  Cukup: Milik orang lainsewa dengan surat keterangan pemilik rumah.  Kurang: Milik orang lainsewa tanpa surat keterangan pemilik rumah. b. BPKB Penilaian pada jaminan BPKB dilakukan dengan mencari tahu nilai jual kembali pada kendaraan yang dijadikan sebagai jaminan. Jaminan kendaraan yang dapat diterima adalah kendaraan dengan harga jual ≥ 20 dari pembiayaan yang diajukan pembiayaan ≤ 80 dari harga kendaraan, misal harga kendaraan Rp.10.000.000, maka pembiayaan yang dapat diajukan maksimal Rp. 8.000.000. Berikut penilaiannya:  Baik: Harga Kendaraan ≥ 50 dari Pembiayaan yang diajukan.  Cukup: Harga Kendaraan lebih besar yakni, 20 ≤ harga kendaraan 50 dari pembiayaan yang diajukan.  Kurang: Harga Kendaraan lebih besar 20 dari Pembiayaan yang diajukan. 4. Pekerjaan Penilaian pekerjaan dapat dilihat dari dari data keuangan calon nasabah, yaitu data keuangan usaha maupun non-usahagaji serta dapat dilihat dari 103 laporan keuangan usahanya maupun slip gaji terakhir pemohon dengan gaji suamiistrinya setiap bulannya. Berikut penilaiannya: a. Baik: Pendapatan ≥ Rp. 3.000.000,- per bulan. b. Cukup: Rp. 2.000.000,- ≤ Pendapatan Rp. 3.000.000,- per bulan. c. Kurang: Pendapatan Rp. 2.000.000,-. 5. Data pendukung tambahan yaitu data yang dijadikan sebagai nilai tambah bagi calon nasabah. Data yang dijadikan penilaian adalah data berupa kepemilikan tabungan pemohon murabahah pada BMT Al Munawwarah dan kepemilikan piutang dengan pihak lain serta jika pemohon telah berkeluarga, pemohon melampirkan fotocopy kartu keluarga, fotocopy KTP suamiistri dan surat persetujuan suamiistri. Penilaiannya sebagai berikut: a. Baik: Calon nasabah memiliki tabungan di BMT Al Munawwarah, memiliki piutang ke pihak lain dan melampirkan fotocopy kartu keluarga, fotocopy KTP suamiistri dan surat persetujuan suamiistri jika telah berkeluarga. b. Cukup: Calon Nasabah tidak memiliki tabungan di BMT Al Munawwarah dan tidak memiliki piutang ke pihak lain, tetapi melampirkan fotocopy kartu keluarga, fotocopy KTP suamiistri dan surat persetujuan suamiistri jika telah berkeluarga. c. Kurang: Calon nasabah tidak memiliki tabungan di BMT Al Munawwarah, tidak memiliki piutang degan pihak lain dan tidak melampirkan fotocopy kartu keluarga, fotocopy KTP suamiistri dan surat persetujuan suamiistri jika telah berkeluarga. 104 Kriteria-kriteria yang telah dinilai, kemudian hasil penilaiannya dihitung dengan model AHP. Terdapat beberapa syarat seorang calon nasabah diterima pembiayaannya, syarat kelayakannya antara lain: a. Seorang calon nasabah tidak memiliki nilai kurang pada setiap kriteria penilaian, kecuali pada kriteria data tambahan untuk pemohon yang belum berkeluarga penilaiannya hanya sampai nilai cukup. b. Sisa pendapatan akhir calon nasabah setiap bulan dapat menutupi jumlah angsuran setiap bulan. c. Calon nasabah bersedia memberikan informasi bersikap cooperative yang dibutuhkan saat wawancara dan survey.

4.3.1.2 Penentuan Prioritas Kriteria

Langkah yang harus dilakukan dalam menentukan prioritas kriteria adalah sebagai berikut: 1. Membuat matriks perbandingan berpasangan. Tabel 4.1 Matriks Perbandingan Berpasangan Karakter Kapasitas Jaminan Pekerjaan Data Pendukung Karakter 1 2 2 3 3 Kapasitas 0,5 1 2 3 3 Jaminan 0,5 0,5 1 2 3 Pekerjaan 0,33 0,33 0,5 1 2 Data Pendukung 0,33 0,33 0,33 0,5 1 Jumlah 2,66 4,16 5,83 9,5 12 105 Angka 1 pada kolom karakter baris karakter menggambarkan tingkat kepentingan yang sama antara karakter dengan karakter. Sedangkan angka 2 pada kolom kapasitas baris karakter menunjukkan karakter sedikit lebih penting dibandingkan dengan kapasitas. Angka 0,5 pada kolom karakter baris kapasitas merupakan hasil perhitungan 1 dibagi nilai pada kolom kapasitas 2. Angka- angka yang lain diperoleh dengan cara yang sama. 2. Membuat matriks nilai kriteria. Tabel 4.2 Matriks Nilai Kriteria Karakter Kapasitas Jaminan Pekerjaan Data Pendukung Jumlah Prioritas Karakter 0,37 0,48 0,34 0,31 0,25 1,75 0,35 Kapasitas 0,19 0,24 0,34 0,31 0,25 1,33 0,26 Jaminan 0,19 0,12 0,17 0,21 0,25 0,94 0,19 Pekerjaan 0,12 0,07 0,08 0,1 0,16 0,53 0,1 Data Pendukung 0,12 0,07 0,005 0,05 0,08 0,32 0,06 Nilai 0,37 pada kolom karakter baris karakter pada tabel di atas diperoleh dari nilai baris dan kolom karakter 1 dibagi nilai jumlah kolom karakter pada tabel matriks perbandingan berpasangan. Nilai 0,48 pada baris karakter kolom kapasitas diperoleh dari nilai baris karakter kolom kapasitas 2 dibagi nilai jumlah kolom kapasitas pada tabel matriks perbandingan berpasangan. Nilai kolom jumlah diperoleh dari penjumlahan setiap barisnya. Nilai pada kolom prioritas diperoleh dari nilai pada kolom jumlah dibagi dengan jumlah kriteria, dalam hal ini 5. 106 3. Membuat matriks penjumlahan setiap baris. Tabel 4.3 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Karakter Kapasitas Jaminan Pekerjaan Data Pendukung Jumlah Karakter 0,35 0,52 0,38 0,3 0,18 1,73 Kapasitas 0,35 0,26 0,38 0,3 0,18 1,29 Jaminan 0,17 0,13 0,19 0,2 0,18 0,87 Pekerjaan 0,11 0,08 0,09 0,1 0,12 0,5 Data Pendukung 0,11 0,08 0,06 0,05 0,06 0,36 Nilai 0,35 didapat dari nilai prioritas baris karakter pada matriks nilai kriteria 0,35 dikali dengan nilai baris karakter kolom karakter 1 pada tabel 4.1. Nilai 0,52 didapat dari nilai prioritas baris kapasitas 0,26 dikali dengan nilai baris karakter kolom kapasitas 2 pada tabel 4.1. Nilai pada kolom jumlah didapat dari penjumlahan nilai pada setiap baris. 4. Perhitungan rasio konsistensi. Tabel 4.4 Perhitungan Rasio Konsistensi Jumlah per Baris Prioritas Hasil Karakter 1,73 0,35 2,08 Kapasitas 1,29 0,26 1,55 Jaminan 0,87 0,19 1,06 Pekerjaan 0,5 0,1 0,6 Data Tambahan 0,36 0,06 0,42 Kolom jumlah per baris diperoleh dari kolom jumlah pada tabel matriks penjumlahan setiap baris, sedangkan kolom prioritas diperoleh dari kolom