BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Pendirian Bmt Ta’awun
Pada saat kondisi ekonomi yang tidak menentu paska krisis moneter, mulai muncullah beberapa gagasanpemikiran untuk mereformasi dunia usaha dengan
pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang berbasi usaha mikro. Langkah untuk memberdayakan ekonomi kerakyatan sangat penting, terbukti
dengann penyerapan tenaga kerja dalam menggerakkan aktivitas ekonomi nasional, serta banyak berdiri dan berkembangnya lembaga keuangan yang
mengembangkan usaha kecil dan menengah salah satunya adalah baitul maal wat tamwil BMT yang perannya mulai dirasakan oleh masyarakat.
Kehadiran BMT Ta’awun sebagai lembaga keuangan mikro syari’ah yang berlokasi di Jl. Amsar No. 4 Cipulir Kebayoran Lama Jakarta Selatan dengan
legalitas SK Menkop dan UKM No. : 0254BH-1.82VII2005 dan akta notaris : Arnasya Pattinama, sh No 6 tanggal 18 juli 2005 dan telah mengalami akta
perubahan No. 117BHPADXII.4-1.829.41.2009 tanggal 09 september 2009 notaris Titiek Irawati no.24 tanggal 05 agustus 2009 yang telah beroperasi
selama 3 tahun ini telah memberikan harapan bagi rakyat kecil untuk mengembangkan dan meningkatkan usaha kearah yang lebih baik. Namun tidak
dapat dipungkiri bahwa masih banyak masyarkat yang belum mengetahui BMT
ini, begitu pula kehadiran lembaga ini tidak akan berfungsi secara optimal bila tidak didukung oleh semua pihak.
22
Sementara pada prakteknya, kegiatan BMT Ta’awun menyerupai koperasi berdasarkan misi dan tujuan BMT itu sendiri secara umum merupakan badan
ekonomi yang menaungi aspek legal dari BMT saat ini yang sesuai adalah “Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah. Pilihan pendirian BMT Ta’awun sebagai
lembaga keuangan mikro syari’ah adalah karena pada umumnya pengusaha mikro muslim seringkali mengalami kesulitan modal untuk mengembangkan
usahanya disebabkan ketidakmampuan lembaga perbankan yang ada untuk menjangkau para pengusaha kecil tersebut.
Selain itu pihak BMT Ta’awun sendiri melihat kondisi riil masyarakat yang dari sisi ekonomi belum dapat hidup secara layak dan mapan, masih rentenir,
tidak adanya lembaga yang dapat membantu meningkatkan pendapatan mereka, tidak punya posisi tawar-menawar dengan pihak lainnya dan kondisi-kondisi
lainnya yang serba tidak menguntungkan bagi masyarakat kecil, padahal dari potensi yang dimiliki apabila dikelola dengan sistem kebersamaan akan dapat
meningkatkan ekonomi mereka. Atas dasar keprihatinan itu maka terdorong kuat untuk segera merealisasikan
lembaga alternatif yang dapat memberdayakan ummat dari keterpurukan terhadap umat yang selama ini selalu hidup dalam serba kesulitan akibat mereka
tidak bisa mengembangkan potensi usahanya.
22
Company Profile BMT Ta’awun Cipulir 2010
Sebagai lembaga yang mengemban misi sosial, maka dibentuklah divisi baitul maal yang dikelola secara terpisah agar dapat berjalan secara optimal melayani
umat, dan sebagai lembaga bisnis maka dibentuklan baitul tamwil dengan dikelola oleh tenaga muslim yang profesional dibidang keuangan, insya allah
akan menampilkan lembaga keuangan syariah yang sehat, berkualitas dan memenuhi harapan umat.
Secara konseptual, BMT memiliki ruang lingkup yaitu: a.
Baitul Maal bait: rumah, maal: Harta Baitul maal yang usaha pokoknya adalah menerima dan menyalurkan
dana non komersial. Sumber dana berasal dari zakat, infaq, dan shadaqah sedangkan penyalurannya dialokasikan kepada yang berhak menerimanya
Mustahik b.
Baitul Tamwil bait: rumah, Tamwil: pengembangan harta Baitul tamwil yang usaha pokoknya bergerak dalam bidang simpan
pinjam usaha komersial dengan memberikan pembiayaan kepada usaha- usaha yang produktif dan menguntungkan melalui sistem kemitraan serta
pembinaan.
B. Visi, Misi dan Tujuan BMT Ta’awun