BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Proses Seleksi BMT Ta’awun
Dalam kegiatan mencari SDM berkualitas sudah tentu BMT Ta’awun sangat
membutuhkan para pegawai yang profesional dan berkompeten. Dengan tujuan agar para pegawai tersebut nantinya akan memberikan hasil dari seleksi yang
sudah dilakukan, benar-benar berkompeten untuk menjalankan kedudukan yang di berikan oleh BMT
Ta’awun sesuai dengan visi dan misi dari BMT. Hal ini juga bertujuan untuk menjaga kepercayaan dan kesetiaan para pihak-pihak BMT yang
menjadi partner atau klien bahwa kinerja BMT Ta’awun menggunakan sumber
daya manusia yang berkualitas. Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam pelaksanaan proses seleksi di BMT
Ta’awun:
29
2. Kegiatan penyeleksian surat-surat lamaran.
Kegiatan ini adalah langkah awal dari keseluruhan proses seleksi di BMT Ta’awun, semua surat lamaran yang masuk diperiksa kelengkapannya.
Apakah sesuai dengan persyaratan yang diminta oleh BMT Ta’awun atau
tidak sebagian besar dari surat-surat lamaran itu langsung diinput ke database yang dimiliki oleh BMT
Ta’awun. Sedangkan sebagian lagi dari para pelamar
29
Hasil wawancara pribadi dengan General Manager BMT Ta’awun Cipulir, Bpk. Subandikot
pada tanggal 7 Maret 2011
yang datang langsung ke BMT Ta’awun untuk menyerahkan surat
lamarannya. Pemeriksaan dan penyeleksian surat-surat lamaran ini dilakukan oleh tim khusus yang dimiliki BMT
Ta’awun yang biasa bertugas untuk menyeleksi dan memeriksa surat-surat lamaran.Hal-hal yang diperiksa dan
diseleksi oleh tim ini meliputi: a.
Fotokopi kartu identitas atau KTP yang dilampirkan oleh pelamar. b.
Daftar riwayat hidup atau curiculum vitae pelamar. Dalam daftar riwayat hidup ini harus memuat :
1 Biodata atau data tentang jati diri si pelamar.
2 Riwayat pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh si pelamar, dan
lain-lain. f.
Pas foto ukuran 3 x 4 sebanyak 3 lembar dan ukuran 4 x 6 sebanyak 3 lembar yang dilampirkan apakah sesuai dengan si pelamar atau tidak.
g. Fotokopi ijazah atau sertifikat pendidikan formal maupun informal yang
telah dilegalisir apakah telah sesuai dengan aslinya. h.
Referensi dan surat-surat keterangan pengalaman bekerja yang dimiliki oleh si pelamar.
f. SKCK 2.
Kegiatan pemeriksaan referensi. Kegiatan ini bertujuan untuk memeriksa kebenaran dari surat-surat referensi
atau surat-surat pengalaman bekerja dari si pelamar. Untuk mengecek
kebenaran dari surat-surat referensi tersebut, BMT Ta’awun menghubungi
yang menerbitkan surat referensi tersebut guna mengkonfirmasi kebenaran dan keabsahan surat referensi tersebut.
4. Interview Pendahuluan.
Kegiatan interview pendahuluan ini dilakukan setelah kegiatan penyeleksian surat-surat lamaran dan pemeriksaan referensi selesai dilakukan. Interview
pendahuluan dilakukan oleh satu tim khusus dari divisi marketing dan rekrutmen BMT
Ta’awun. Interview pendahuluan ini dilakukan dengan tujuan :
a. BMT Ta’awun dalam hal ini diwakili oleh pewawancara interviewer
dapat bertemu dan bertatap muka secara langsung dengan para pelamar atau calon pegawai.
b. BMT Ta’awun diwakili interviewer atau pewawancara dapat
memberikan penilaian atas kesan pertama yang ditunjukkan oleh para pelamar, seperti: penampilan fisik cara berpakaian, sikap dan tingkah
laku yang ditampilkan para pelamar pada saat interview, dll , cara para pelamar dalam berkomunikasi dan bertutur kata atau kemampuan verbal si
pelamar, dll. c.
BMT Ta’awun diwakili interviewer atau pewawancara dapat mendapatkan dan menggali sebanyak mungkin informasi dari si pelamar.
Misalnya : informasi tentang jati diri si pelamar secara langsung, hal apa
yang memotivasi si pelamar sehingga dirinya ingin mengikuti seleksi calon pegawai di BMT
Ta’awun, Apakah si pelamar pernah bekerja sebelumnya, dll.
5. Tes kemampuan verbal dan non verbal.
Setelah tahap interview awal selesai dilaksanakan, proses seleksi selanjutnya yang dilakukan di BMT
Ta’awun adalah pelaksanaan tes kemampuan verbal dan non verbal para pelamar. Untuk proses seleksi kali ini, BMT
Ta’awun menggunakan suatu sistem penyeleksian yang kita kenal dengan sistem
Succesive-Hurdles. Succesive-Hurdles adalah salah satu sistem seleksi yang dilaksanakan berdasarkan urutan testing, yaitu jika si pelamar tidak lulus pada
suatu tahap testing maka ia tidak boleh mengikuti tes pada tahap selanjutnya. Dan secara otomatis dia dinyatakan gugur.
30
BMT Ta’awun memiliki alasan sendiri mengapa mereka menggunakan sistem
seleksi Succesive-Hurdles ini. Alasan itu antara lain : d.
Sistem ini dapat menghemat biaya seleksi karena pada setiap tahap seleksi peserta atau pelamar akan semakin berkurang jumlahnya.
e. Sistem ini dapat mempermudah kerja panitia seleksi karena semakin
tinggi tahap seleksi, peserta seleksi pun akan semakin berkurang atau sedikit.
30
Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Grafindo. 2000, hal. 63.
f. Sistem ini juga membantu para peserta seleksi untuk dapat mengetahui
apakah dirinya lulus atau tidak dalam waktu yang relatif singkat, sehingga mereka dapat lebih mudah untuk memikirkan langkah selanjutnya.
Apabila mereka lulus pada satu tahap seleksi maka dapat mempersiapkan diri untuk tahap selanjutnya, dan apabila mereka tidak lulus maka dengan
cepat dapat mencari pekerjaan yang lain. Tes kemampuan verbal dan non verbal dalam proses seleksi di BMT
Ta’awun terdiri atas serangkaian tes yang akan menguji sejauh mana kemampuan para pelamar dalam dua jenis tes tersebut. Kedua jenis tes itu
dibagi ke dalam beberapa tahapan yang antara lain sebagai berikut : d.
Tes kemampuan dasar tertulis. Tes ini adalah salah satu jenis tes yang dirancang oleh para penyeleksi
untuk melihat sejauh mana kemampuan para pelamar atau peserta seleksi untuk dapat menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh para
penyeleksi dalam bentuk soal tertulis. Materi soal yang terdapat dalam tes ini antara lain : pengetahuan umum, matematika, Manajemen Investasi,
Manajemen Sumber Daya Manusia MSDM, Akuntansi, dan lain-lain. Proses penilaian dari tes ini mengacu pada standar yang telah dibuat
sebelumnya oleh BMT Ta’awun, yaitu pelamar atau peserta yang lulus
adalah peserta yang mempunyai nilai hasil tes dengan skor minimal 65. Lalu panitia seleksi akan menghubungi para pelamar atau peserta seleksi
yang lulus melalui telepon untuk memberitahukan kapan tes berikutnya akan dilaksanakan. Bagi para pelamar atau peserta seleksi yang tidak
dihubungi oleh BMT Ta’awun maka berarti mereka dianggap gagal dalam
tes atau tidak lulus dan tidak dapat mengikuti tes selanjutnya. e.
Tes Intelejensia. Tes ini dilaksanakan dengan maksud untuk menguji kemampuan
intelejensia dan intelektualitas para pelamar atau peserta seleksi. Tes ini diberikan dalam bentuk soal tertulis. Materi tes ini sebagian besar adalah
dalam bentuk studi kasus, dimana setiap pelamar atau peserta seleksi tentunya akan memberikan jawaban dan tanggapan yang berbeda antara
satu dengan yang lainnya atas setiap kasus yang disajikan dalam soal. Dari jawaban berbeda yang diberikan oleh tiap pelamar atau peserta seleksi
maka para penilai yang sebagian besar pendidikannya berlatar belakang di bidang psikologi, dari BMT
Ta’awun tersebut dapat menyimpulkan dan menentukan tingkat intelejensia dan intelektualitas dari setiap pelamar
atau peserta seleksi. Seperti pada tes sebelumnya, BMT Ta’awun akan
menghubungi para pelamar atau peserta seleksi yang lulus dalam tes ini untuk memberi informasi kapan tes berikutnya dilaksanakan. Dan bagi
para pelamar atau peserta seleksi yang tidak dihubungi oleh BMT Ta’awun, maka mereka dianggap gagal dalam tes ini atau tidak lulus.
f. Tes kemampuan komunikasi verbal.
Tes ini dilaksanakan oleh panitia seleksi dari BMT Ta’awun untuk
melihat, mengukur dan menilai sejauh mana kemampuan para pelamar dalam berkomunikasi verbal baik secara lisan maupun tulisan. Untuk
menguji kemampuan para pelamar atau peserta seleksi dalam hal komunikasi verbal secara lisan dilakukan dengan cara membagi para
pelamar atau peserta seleksi ke dalam beberapa kelompok diskusi yang beranggotakan 4-5 orang. Kemudian kepada kelompok-kelompok ini
panitia seleksi memberikan sebuah kasus untuk diperdebatkan dan setiap kelompok harus memberikan pemecahan masalah dalam kasus tersebut.
Dalam perdebatan, setiap kelompok diharuskan menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar juga disarankan untuk menggunakan
bahasa inggris atau asing lainnya dalam kegiatan debat tersebut. Dalam tes kali ini hal yang dinilai adalah kemampuan individu dalam berkomunikasi
verbal, juga kekompakan dalam setiap kelompok dalam memecahkan permasalahan yang diberikan. Dan untuk menilai kemampuan
berkomunikasi verbal secara tulisan, panitia seleksi BMT Ta’awun
melakukan tes dengan cara memberikan tes membuat surat dengan menggunakan komputer. Para peserta diharuskan untuk membuat sebuah
surat yang resmi dengan tema bebas sesuai dengan kreativitas masing –
masing pelamar atau peserta seleksi menggunakan program microsoft word. Panitia akan menilai tes ini dari segi kreativitas, pilihan kata yang
tepat, penempatan huruf dan tanda baca, dan sebagainya. Nilai atau skor yang didapat oleh tiap pelamar atau peserta seleksi dari kedua tes diatas
akan diolah oleh panitia seleksi dan akan diambil rata-rata nilai dari kedua tes diatas. Pelamar atau peserta seleksi yang lulus adalah mereka yang
mendapat nilai rata-rata di atas 60 dari hasil kedua jenis tes di atas. Panitia seleksi kembali akan menghubungi para peserta yang lulus melalui
telepon untuk menginformasikan jadwal seleksi selanjutnya. Dan seperti biasa pula, bagi mereka yang tidak dihubungi oleh BMT
Ta’awun maka mereka dianggap tidak lulus tes ini atau gugur.
6. Tes Psikologi atau Psycho test.
Tes ini dilaksanakan untuk mengukur sejauh mana keadaan para pelamar atau peserta seleksi dilihat dari sisi psikologisnya. Tes kali ini dibawah kendali,
pengawasan dan penilaian langsung dari para psikolog yang berkompeten, baik itu psikolog intern dari BMT
Ta’awun maupun psikolog ahli yang jasanya disewa secara khusus. Tes ini terdiri atas dua tahap, antara lain :
a. Tes tertulis.
Dalam tahap ini para pelamar atau peserta seleksi diberikan soal-soal yang harus dijawab para peserta dalam waktu antara 90-120 menit, tergantung
kepada bentuk dan jumlah soal yang diberikan oleh panitia seleksi. Bentuk soal dalam tes ini terdiri atas soal-soal kasus, dimana para pelamar diminta
untuk menjawab soal-soal tersebut sesuai dengan pendapat pribadi
masing-masing. Bentuk soal lainnya adalah soal yang menguji daya pikir, nalar, imajinasi dan kreativitas para pelamar atau peserta seleksi, dimana
pada soal tersebut tersedia berbagai macam bentuk, mulai dari titik, lingkaran, kotak, garis dan lain sebagainya. Para pelamar atau peserta
seleksi diminta untuk membuat suatu gambar yang memiliki arti dari berbagai bentuk diatas.
c. Interview jati diri dan keadaan psikologis calon pegawai.
Tes ini dimaksudkan agar para psikolog ataupun tim penguji dari BMT Ta’awun dapat berhadapan langsung dengan para pelamar atau peserta
seleksi dan dapat langsung mendiagnosa dan mengambil kesimpulan tentang keadaan, kondisi psikologis atau kejiwaan dari setiap pelamar atau
peserta seleksi. Kegiatan ini juga dilaksanakan sebagai alat penunjang dari tes tertulis yang telah dilakukan sebelumnya.
Setelah kedua tahap tes diatas dilaksanakan maka panitia seleksi yang terdiri dari para psikolog yang berkompeten tadi menghitung nilai yang didapat oleh
tiap-tiap pelamar atau individu dari kedua tes tersebut. Kemudian nilai rata- rata dari kedua tes itulah yang menjadi alat bagi panitia seleksi untuk
menentukan peserta seleksi lulus atau tidak dalam tahap tes ini. Bagi para peserta yang lulus, BMT
Ta’awun akan memberitahukan melalui surat. Dalam surat itu selain menerangkan kelulusan, yang bersangkutan juga akan di
informasikan tentang waktu dan tempat kegiatan seleksi selanjutnya.
6. Tes Kesehatan. Tes ini dilakukan oleh BMT
Ta’awun untuk mengetahui kondisi fisik para pelamar atau peserta seleksi. Hal ini dilakukan karena BMT
Ta’awun hanya menerima individu-individu yang tidak hanya memiliki kondisi mental yang
baik, tetapi juga memiliki kondisi fisik yang prima sebagai pegawai. Dalam proses seleksi kali ini BMT
Ta’awun menggunakan jasa rumah sakit untuk melakukan tes kesehatan bagi peserta seleksi. Sesuai dengan
pemberitahuan lewat surat sebelumnya, para peserta seleksi diminta untuk datang ke rumah sakit tersebut untuk melakukan tes kesehatan sesuai jadwal.
Hal-hal yang diperiksa dalam tes kali ini antara lain : d.
Tes pengambilan sampel darah para pelamar atau peserta seleksi untuk melihat apakah sampel darah para pelamar atau peserta seleksi tersebut
bebas dari penyakit seperti : Hepatitis, HIV atau AIDS, Herpes, dan penyakit lainnya yang berhubungan darah manusia.
e. Kegiatan pengambilan air seni dari para pelamar atau peserta seleksi untuk
mendukung pemeriksaan gula darah dari para pelamar atau peserta seleksi. Kegiatan ini juga berguna untuk tes obat-obatan terlarang atau
penyalahgunaan narkoba. Dan serangkaian tes kesehatan lainnya. Setelah seluruh proses tes kesehatan selesai dilaksanakan, maka semua hasil
pemeriksaan para pelamar atau peserta seleksi didiagnosa dan diteliti oleh para dokter dan tim medis di rumah sakit tempat mereka melakukan tes
kesehatan. Lalu para dokter atau tim medis dari rumah sakit mengirimkan hasil dari tes kesehatan disertai dengan resume diagnosa dan kesimpulan
tentang kondisi kesehatan tiap individu yang telah mengikuti tes kesehatan kepada BMT
Ta’awun. Berdasarkan resume yang dikirimkan oleh pihak rumah sakit itulah BMT
dapat mengambil kesimpulan dan keputusan siapa saja pelamar atau peserta seleksi yang lulus dan berhak mengikuti tahap seleksi selanjutnya. Bagi
mereka yang lulus, BMT Ta’awun akan mengirimkan surat pemberitahuan
lulus dan menginformasikan jadwal dari tahap seleksi selanjutnya. Sedangkan bagi mereka yang tidak mendapatkan surat pemberitahuan maka dianggap
gagal dalam tes atau kondisi kesehatannya tidak memenuhi persyaratan. Terkadang juga seluruh pelamar yang mengikuti tes kesehatan ini lulus atau
tidak ada yang gagal. 7. Kegiatan wawancara akhir.
Kegiatan ini merupakan tahap akhir dari seluruh proses pelaksanaan seleksi di BMT
Ta’awun. Wawancara akhir ini dilakukan langsung oleh kepala divisi Marketing dan Rekrutmen BMT
Ta’awun terhadap setiap pelamar atau peserta seleksi secara langsung. Tujuan dari dilakukannya wawancara akhir
ini adalah untuk meyakinkan BMT untuk memutuskan menerima atau tidak para pelamar atau peserta seleksi yang telah lulus seleksi tersebut.
Setelah melakukan kegiatan wawancara akhir tersebut, melaporkan hasil dari wawancara dengan para pelamar atau peserta seleksi kepada Direksi untuk
meminta saran, pendapat dan masukan guna menentukan siapa-siapa saja yang akan diterima menjadi pegawai BMT
Ta’awun. Setelah menerima laporan resume hasil seleksi secara keseluruhan yang
dilakukan oleh panitia, direksi lalu melihat, membaca dan mempelajari resume tersebut. Setelah mempelajari resume tersebut, direksi lalu
memberikan saran, pendapat dan penilaiannya terhadap proses kegiatan seleksi yang telah dilakukan. Di samping juga memberikan saran dan arahan
terhadap siapa saja pelamar atau peserta seleksi yang dapat diterima menjadi pegawai BMT
Ta’awun. Hasil resume proses pelaksanaan kegiatan seleksi di BMT
Ta’awun yang telah dilihat,
dibaca, dipelajari
dan disetujui
oleh direksi
selanjutnya memerintahkan para stafnya untuk membuat surat panggilan kepada para
pelamar atau peserta seleksi yang lulus agar datang ke kantor BMT Ta’awun
untuk mengurus segala sesuatunya, mulai dari masalah gaji, tunjangan, dll. Dan bagi para pelamar atau peserta seleksi yang tidak menerima surat
panggilan selambat-lambatnya 14 hari sejak tahap seleksi yang terakhir wawancara akhir dilaksanakan maka secara otomatis mereka dinyatakan
tidak lulus seleksi akhir atau gugur.
B. Sumber Daya Manusia Berkualitas Menurut BMT Ta’awun