jabatan. Sebaliknya makin negatif pelaksanaan seleksi, maka makin rendah tingkat kesesuaian penempatan jabatan.
Tabel 4.20 diatas dalam model summary menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square adalah 0,322 atau 32,2 . Hal ini berarti bahwa
variabel independen yaitu pelaksanaan seleksi hanya mampu menjelaskan variabel dependen penempatan jabatan sebesar 32,2 dan selebihnya
67,8 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti penawaran gajiimbalan yang tidak sesuai dengan
posisi jabatan, hasil kinerja dan prestasi pegawai, dan lingkungan yang kurang sesuai dengan pegawai.
2. Uji T
Uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Tabel dibawah ini menyajikan
hasil uji T dari penelitian ini.
Tabel 4.21
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
71,099 22,117
3,215 ,004
jabatan 1,565
,464 ,567
3,377 ,002
a. Dependent Variable: total x
Sumber : Data diolah dari angket
Pada table 4.21 diatas dikemukakan nilai koefisien a dan b serta harga t
hitung
dan juga tingkat signifikansi. Dari tabel diatas t persamaan perhitungan sebagai berikut :
Y = 71,099 + 1,565 X dimana:
Y = penempatan jabatan pegawai dan X = pelaksanaan seleksi Nilai 71,099 merupakan nilai konstanta a yang menunjukan bahwa
jika ada kenaikan pelaksanaan seleksi, maka kesesuaian penempatan jabatan pegawai akan mencapai 71,099. Sedangkan 1,565 X merupakan
koefisien regresi yang menunjukan bahwa setiap ada penambahan 1 nilai atau angka untuk pelaksanaan seleksi, maka akan ada kenaikan tingkat
kesesuaian penempatan jabatan pegawai 1,565. Sedangkan nilai skor tiap-tiap indikator pada pelaksanaan seleksi dari
hasil data yang didapat dari responden yang tertera diatas pada tabel penjelasan responden dalam menentukan rank skornya adalah sebagai
berikut: Langkah pertama adalah menghitung total skor dari setiap pernyataan
pelaksanaan seleksi yaitu dengan mengkalikan seluruh frekuensi data dengan nilai bobot. Kemudian total skor dari tiap pernyataan pelaksanaan
seleksi tersebut dikelompokan berdasarkan komponen yang akan diteliti
dan dihitung skor rata-ratanya. Sehingga rentang tiap indikator komponen pelaksanaan seleksi menurut champion adalah
38
:
0 – 25 : Hubungan sangat kurang dan sangat lemah
26 – 50 : Hubungan lemah 51 – 75 : Hubungan cukup tinggi atau kuat
76 – 100 : Hubungan kuat dan tinggi
Maka dari hasil pengelompokan dan perhitungan rata – rata setiap skor
dari komponen pelaksanaan seleksi, maka diperoleh skor rata-rata indikator terhadap komponen pelaksanaan seleksi sebagaimana yang
tertera pada tabel 4.22 dibawah ini.
Tabel 4.22 Skor Rata-rata perindikator Komponen Pelaksanaan Seleksi
Terhadap kesesuaian Penempatan jabatan Pegawai
Komponen yang diteliti Skor rata-rata
kriteria Wawancara kerja
59.8 Hubungan cukup tinggi
atau kuat Tes Tertulis dan Psikotes
56.5 Hubungan cukup tinggi
atau kuat Tes Kesehatan
48.7 Hubungan lemah
Pendidikan 66
Hubungan cukup tinggi atau kuat
Minat, Bakat dan Kemampuan 52
Hubungan cukup tinggi atau kuat
Sumber : data primer yang diolah Tabel 4.22 diatas menunjukkan mayoritas indikator pelaksanaan
seleksi mempunyai kriteria hubungan cukup tinggi atau mempunyai hubungan yang kuat, maka dapat dikatakan bahwa pelaksanaan seleksi
38
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula, cet. Ke-2, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 2004, h. 137
dalam hal wawancara kerja, tes tertulis dan psikotes, tes kesehatan, pendidikan, dan tes minat, bakat, dan kemampuan yang dilakukan BMT
Ta’awun mempunyai hubungan yang cukup tinggi atau kuat tingkat hubungannya dalam pelaksanaan seleksi terhadap penempatan jabatan
pegawai. Sedangkan indikator pendidikan sebesar 66 ini menunjukan bahwa dari beberapa indikator pelaksanaan seleksi pendidikan merupakan
faktor yang diperhitungkan dalam pelaksanaan seleksi dan menunjang dalam penempatan jabatan pegawai.
3. Hasil Hipotesa : Pengaruh Pelaksanaan Seleksi Sumber Daya Manusia