udara antara 90 - 95 persen. Tanaman muda sampai dewasa tumbuh dengan baik pada kondisi kelembaban udara antara 70 - 80 persen. Hujan deras atau keadaan
curah hujan tinggi yang langsung menerpa tanaman krisan juga menyebabkan tanaman mudah roboh, rusak, dan kualitas bunganya rendah. Oleh karena itu
pembudidayaan krisan di daerah bercurah hujan tinggi dapat dilakukan di dalam green house atau bangunan rumah plastik dan rumah kaca.
Kebutuhan Air.
Bunga krisan tumbuh dengan baik jika kebutuhan airnya tercukupi. Banyaknya penyiraman dan frekuensi penyiraman bunga krisan
bergantung pada cuaca suhu, angin dan cahaya, jenis, ukuran tanaman, serta keadaan lingkungan. Kelebihan air tidak bagus untuk pertumbuhan tanaman
bunga krisan, sedangkan kekeringan dapat menimbulkan terjadinya dehidrasi yang berakibat pada pertumbuhannya yang tidak baik. Penyiraman dilakukan sebanyak
dua kali sehari sampai dengan tahap pemanenan.
Tanah.
Krisan dapat tumbuh pada setiap jenis tanah tergantung penanganannya. Tanah yang ideal untuk tanaman krisan adalah bertekstur
lempung berpasir, mempunyai drainase dan aerasi yang baik dan mengandung bahan organik yang tinggi dengan pH sedikit asam. Tingkat kemasaman tanah
yang baik untuk pertumbuhan tanaman krisan adalah sekitar 5,5 sampai 6,5.
2.2.2 Bunga Krisan Sebagai Produk
Produk yang memiliki daya saing ditandai dengan meningkatnya nilai tambah, efisiensi atau produktifitas, berorientasi pada permintaan pasar,
mengandalkan kekuatan inovasi tekhnologi dan kemampuan skill sumberdaya manusianya. Rakyat yang banyak dapat dilibatkan sebagai pelaku produksi,
diharapkan manfaat ekonomi yang dihasilkan juga dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. Pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan merupakan bagian dari
pengembangan sistem dan usaha agribisnis bunga potong krisan, sehingga upaya ini tidak hanya berdaya saing tetapi juga akan berkelanjutan.
Usaha untuk mengembangkan bunga potong krisan yang sesuai dengan permintaan, memerlukan kemampuan produsen untuk dapat membaca selera dan
kebutuhan konsumen. Berbagai cara dilakukan dalam rangka mengembangkan dan menemukan inovasi baru, seperti:
1. Menghasilkan varietas-varietas baru melalui persilangan. 2. Kemajuan teknologi, seperti penggunaan internet sebagai media untuk
mempermudah pemasaran produk dengan sifat tidak tahan lama perishable product tetapi harus sampai ke tangan konsumen dalam
keadaan segar dan berkualitas. Penggunaan internet juga dapat digunakan untuk mencari informasi tentang selera konsumen bunga saat ini.
Bunga potong krisan yang banyak diminati adalah bunga yang mekar sempurna, penampilan yang sehat dan segar serta mempunyai tangkai batang yang
tegar dan kekar sehingga bunga menjadi awet dan tahan lama. Bunga krisan dibagi menjadi dua jenis yaitu standar dan spray. Permintaan konsumen paling
banyak adalah untuk bunga krisan jenis standar karena biasanya jenis ini digunakan untuk bahan dasar rangkaian bunga.
Bunga krisan tidak hanya dapat dijadikan sebagai bunga potong rangkaian bunga untuk dekorasi maupun ucapan selamat. Bunga krisan juga dapat dijadikan
tanaman hias dalam pot. Rukmana dan Mulyana 1997 menyatakan bahwa, dari waktu ke waktu permintaan terhadap bunga krisan baik dalam bentuk bunga
potong maupun dalam pot mengalami kenaikan. Selain sebagai hiasan, bunga krisan juga dapat dapat dijadikan sebagai obat, bahan kosmetika dan juga
minuman. Indonesia memiliki potensi yang tersedia untuk usaha agribisnis bunga
potong krisan, terutama dalam segi keadaan geografisnya dan luas lahannya. Namun sistem agribisnis tidak dapat berkembang tanpa dukungan usaha-usaha
agribisnis. Para pelaku usaha, termasuk petani produsen dan perusahaan yang merancang, merekayasa dan melakukan proses agribisnis, mulai dari proses
pemasaran sampai ke proses produksi.
2.3 Sistem Agribisnis Bunga Potong