Balanced Scorecard Pengukuran Kinerja

Scorecard dari Harvard Business School, Integrated Performance Measurement System IPMS dari Centre for Strategic Manufacturing University of Strathclyde, dan Performance Prism dari kolaborasi antara Accenture dengan Cranfield School of Management Cambridge University.

3.2.1 Balanced Scorecard

Balance scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategi yang menjabarkan visi, misi, dan strategi perusahaan kedalam sasaran-sasaran strategik Mahdi, 2009. Kriteria Balanced Scorecard terdiri dari: 1. Perspektif internal bisnis 2. Perspektif pelanggan 3. Perspektif keuangan 4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Adapun kerangka kerja balance scorecard dapat dilihat pada Gambar 3.1. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.1 Balance Scorecard Memberi Kerangka Kerja Strategi ke dalam Kerangka Operasional Perspektif balance scorecard dapat mengintegrasikan sekumpulan atribut yang memberikan wawasan lebih dalam untuk pengambilan keputusan. Setiap atribut yang dipilih untuk scorecard harus menjadi bagian dari hubungan sebab akibat, berakhir di tujuan yang mewakili tema strategis untuk bisnis. Atribut dirancang untuk menarik organisasi menuju visi keseluruhan. Metodologi ini konsisten dengan pendekatan rantai suplai manajemen, dimana oleh organisasi membantu mengatasi hambatan fungsional tradisional dan pada akhirnya mengakibatkan peningkatkan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Universitas Sumatera Utara Pada Tabel 3.1 diberikan contoh ukuran kinerja dengan konsep Balanced Scorecard. Tabel 3.1 Ukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard Sumber: Mulyadi, 2001 Menurut Mahdi 2009 dalam hal penerapan konsep perspektif balanced scorecard BSC yang berhubungan finansial dan non-finansial, nyata dan tidak berwujud, faktor internal dan eksternal sebagai tujuan pelanggan untuk memprioritaskan atribut yang mempengaruhi pemilihan mitra hulu dalam rantai suplai. Ada tiga jenis hubungan antara faktor: pertama, hubungan langsung termasuk hubungan bawahan, hubungan umpan balik dan hubungan mendominasi; kedua, hubungan tidak langsung, di mana hubungan bawahan adalah ambigu dan saling pengaruh antara dua yang ditransfer oleh indeks lain; terakhir, umpan Universitas Sumatera Utara balik diri atau hubungan self associated. Ketiga hubungan ini merangkul semua cara di mana indeks BSC berinteraksi. Perspektif Keuangan: Pendapatan, laba margin, dan biaya sangat penting bagi organisasi berusaha untuk mencapai tujuannya. Kesalahan umum organisasi adalah bahwa mereka biasanya tidak menghubungkan tujuan keuangan dengan tujuan strategis non-keuangan perusahaan. Perspektif Pelanggan: Perspektif pelanggan dipandang sebagai seperangkat tujuan organisasi untuk mencapai dan mendapatkan akuisisi pelanggan, penerimaan, dan pelestarian. Tujuan adalah hasil dari asumsi yang dibuat tentang pelanggan dan sikap mereka, pasar mereka mewakili, dan nilai yang mereka anggap dalam hubungan dengan organisasi. Perspektif Internal: Perspektif internal mengingatkan kita bahwa latar belakang bekerja, didorong oleh tujuan dan sasaran, harus di tempat untuk memastikan bahwa pelanggan dan tujuan keuangan tercapai. Proses internal, budaya dan prosedur di semua departemen dan bisnis unit pendukung nilai proposisi ke target segmen pasar. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan: Perspektif ini merupakan dasar bagi semua perspektif lain dan berfungsi untuk mengingatkan praktisi bahwa dasar untuk semua lainnya hasil di pelanggan, internal, dan keuangan perspektif yang ditemukan dalam pembelajaran dan pertumbuhan bisnis. Belajar menentukan bagaimana orang menyerap ide-ide baru, meningkatkan keterampilan mereka dan mengubahnya menjadi tindakan. Universitas Sumatera Utara

3.3 Metode Pembobotan Analytical Hierarchy Process AHP