kurang dari atau sama dengan 10 persen, meskipun dalam kasus tertentu rasio konsistensi yang lebih besar dari 10 persen dapat dianggap acceptable.
3.3.7 AHP dalam Kelompok
Analitytical Hierarchy Process AHP merupakan metode untuk memecahkan suatu situasi yang kompleks atau tidak terstruktur ke dalam
beberapa komponen dalam susunan yang hirarki, dengan memberi nilai subjektif tentang pentingnya setiap variabel secara relatif, dan menetapkan variabel mana
yang memiliki prioritas paling tinggi guna mempengaruhi hasil pada situasi tersebut Erbasi dan Parlakkaya, 2012. Bila metode AHP digunakan untuk
sekelompok orang yang sedang berdiskusi, maka selain dapat memberikan penilaian yang lebih baik juga diskusi dalam sebuah kelompok ini dapat
menimbulkan masalah yaitu diperlukan waktu untuk mencapai suatu konsensus tertentu.
Dalam AHP analytical hierarchy process, salah satu perbedaan dari pendekatan deterministik dan pendekatan statistik adalah terletak pada adanya
suatu pertimbangan-pertimbangan, pengelompokan atau penyatuan dari beberapa prioritas secara keseluruhan. Bila dalam suatu kelompok, masing-masing
mempunyai pertimbangan yang berbeda maka perlu adanya suatu derajat atau pangkat yang dapat dipergunakan untuk menyatukan dari beberapa alternatif
tersebut, karena pada dasarnya sebuah kelompok pasti mempunyai perbedaan pertimbangan dalam memilih alternatif. Bila tidak tercapai suatu konsensus maka
Universitas Sumatera Utara
perlu dicari rata-rata geometrik dari penilaian yang diberikan oleh seluruh anggota kelompok.
Secara ringkas, langkah-langkah dalam metode AHP meliputi hal-hal berikut:
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. 2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan
dengan subtujuan-subtujuan, kriteria dan kemungkinan alternatifalternatif pada tingkatan kriteria yang paling bawah.
3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan atau
criteria yang setingkat di atasnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan “judgment” dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan
suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. 4. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh judgment
seluruhnya sebanyak n x [n – 13] buah, dengan n adalah banyaknya elemen
yang dibandingkan. 5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka
pengambilan data diulangi. 6. Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.
7. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai vektor eigen merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis
judgment dalam penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan.
Universitas Sumatera Utara
8. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilainya lebih dari 10 persen maka penilaian data judgment harus diperbaiki.
3.4 Pengiriman Melalui Pusat Distribusi