46
pencaharian pokok. Oleh karena itu, para petani di Kampung Susuk telah memiliki kesiapan apabila suatu saat lahan yang dikelola diambil alih oleh pemilik
tanah dengan beberapa tujuan diantaranya pembangunan perumahan, jalan dan fasilitas lainnya.
Adapun bentuk mata pencaharian lainnya adalah wirausaha yaitu warung dan toko. Pemilik warung-warung tersebut adalah penduduk setempat yang
bersuku Karo dan biasanya menjual kebutuhan sehari-hari. Oleh karena keberadaan mahasiswa di daerah ini, maka bentuk usaha yang mendominasi
diantaranya terdiri dari toko alat-alat tulis, warung internet, fotokopi, warung nasi dan warung yang menyediakan bahan mentah kebutuhan sehari-hari.
2.6.3 Agama
Agama yang menjadi mayoritas di Kampung Susuk adalah agama Kristen Protestan dengan persentase sekitar ± 80. Selain itu, terdapat pula agama
Katholik dan agama Islam ± 20. Agama Kristen Protestan beribadah di gereja yakni Gereja Batak Karo Protestan GBKP yang terletak di Susuk 3 dan adapula
yang beragama kharismatik. Umat Katholik beribadah di Gereja St. Yoseph di Jalan Dr. Mansyur. Sedangkan umat Islam beribadah di mesjid terdekat yakni di
Susuk 6. Adapun mahasiswa dan masyarakat pendatang beribadah bersama
penduduk setempat di gereja sesuai keyakinan masing-masing. Kerukunan dan hubungan sosial antar umat beragama terjalin dengan baik dan tidak pernah terjadi
konflik.
47
2.6.4 Fasilitas Umum
Kampung Susuk belum memiliki fasilitas umum yang memadai. Hal ini disebabkan karena Kampung Susuk hanya merupakan sebuah lingkungan yang
tidak terlalu luas hanya 80 Ha. Adapun sarana yang telah ada diantaranya yaitu satu gereja tempat ibadah masyarakat Karo yang beragama Kristen yaitu gereja
GBKP Gereja Batak Karo Protestan yang terletak di Susuk 3 tiga, satu unit mesjid yang terletak di Susuk 6 enam, satu unit klinik bidan yang terletak di
Susuk 4 empat dan lapangan futsal yang terletak di Susuk 7 tujuh. Fasilitas- fasilitas lainnya yang dibutuhkan masyarakat dapat diperoleh di luar Kampung
Susuk yang letaknya masih mudah dijangkau dan tidak terlalu jauh, misalnya sarana sekolah, puskemas, rumah sakit dan lain-lain.
Lapangan futsal Kampung Susuk berdiri pada tahun 2009. Lapangan ini didirikan oleh orang Cina namun menggunakan lahan Kampung Susuk. Lapangan
futsal ini terdiri dari 4 lapangan dan selalu dikunjungi oleh banyak orang. Orang yang hendak memakai lapangan tersebut harus membayar sewa. Sewa lapangan
pada pagi, siang dan malam hari berbeda-beda. Pada pagi hari pukul 08.00 WIB- 12.00 WIB biaya sewanya adalah Rp 75.000 per jam. Pada siang hari pukul
13.00 WIB-18.00 WIB biaya sewanya adalah Rp 120.000 per jam. Pada malam hari pukul 18.00 WIB-22.00 WIB biaya sewanya adalah Rp 150.000 per jam.
2.6.5 Akses Informasi