Klasifikasi Hama berdasarkan Periode Waktu dalam Tingkat Serangan

61

3.1.4.1 Klasifikasi Hama berdasarkan Periode Waktu dalam Tingkat Serangan

Pengklasifikasian hama berdasarkan periode waktu didasarkan pada masawaktu parahnya penyerangan hama di Kampung Susuk. Berdasarkan hal tersebut, petani Kampung Susuk membedakan adanya hama sindube hama dulu dan hama sigundari hama sekarang. Hama sindube adalah hama yang sangat ganas menyerang tanaman padi milik petani sekitar 20 tahun yang lalu atau kira- kira tahun 1980-an. Hama tersebut adalah wereng. Petani menyebut wereng sebagai hama sindube karena pada waktu tersebut hama wereng merupakan hama yang paling parah menyerang tanaman padi milik petani. Hama wereng juga pernah menyebabkan hampir seluruh tanaman padi milik petani Kampung Susuk hampir mengalami fuso gagal panen dimana hasil panen yang diperoleh di bawah 50 yaitu sekitar tahun 1990 an. Pada saat tersebut serangan hama wereng seperti kerumunan lalat yang menyerang dan menghinggapi tanaman padi. Umumnya hama wereng menyerang tanaman padi ketika masih berusia 1– 2 bulan ketika padi sedang matang susubunting. Hama wereng menyerang dan merusak tanaman padi dengan cara melengketkan diri pada batang padi dan menghisap batang tersebut. Petani mengibaratkan hal tersebut seperti nyamuk yang menghisap darah manusia. Hal tersebut menyebabkan batang padi menjadi busuk dan kering seperti gosong pokok padi berwarna kehitam-hitaman sehingga akhirnya perkembangan padi terhambat dan batang padi menjadi tidak kuat. 62 Hama wereng yang menyerang tanaman padi milik petani di Kampung Susuk terdiri dari 3 tiga jenis. Ketiga jenis hama wereng tersebut diklasifikasikan berdasarkan warna yaitu wereng cokelat Nilaparvata lugens stal, wereng hijau Nephotettix spp dan wereng putih Sogatella furcifera Horvath. Ciri-ciri ketiga macam jenis wereng tersebut hampir sama yaitu berukuran kecil kira-kira 3-5 cm dan berbentuk lonjong dan hampir mirip seperti belalang, yang membedakan hanyalah warna. Wereng cokelat merupakan jenis wereng yang paling ganas menyerang tanaman padi dibandingkan dengan jenis wereng lainnya. Petani Kampung Susuk mengatakan demikian karena menurut mereka penyerangan wereng cokelat bisa menyebabkan fuso jika petani kurang mengontrol kehadiran wereng di sawah mereka. Serangan wereng hijau dan putih tidak terlalu ganas karena penyerangannya tidak terlalu menyebabkan kerusakan yang fatal parah dan belum pernah menyebabkan petani mengalami fuso. Gambar 1.1 :wereng coklat Gambar 1.2 : wereng putih Gambar 1.3 : wereng hijau Sumber gambar : didownload dari internet Hama wereng sampai saat ini masih ada di Kampung Susuk. Akan tetapi, serangan hama wereng kini tidak terlalu menjadi masalah bagi petani karena jumlahnya sudah sangat sedikit dan jikalaupun menyerang hanya menyebabkan 63 kerusakan kecil terhadap padi milik petani. Menurut petani, berkurangnya jumlah hama wereng saat ini disebabkan karena jenis padi yang ditanam petani sekarang adalah jenis padi yang kebal tahan terhadap serangan hama wereng. Jenis padi yang ditanam petani sekitar 20 tahun yang lalu adalah padi IR 46, IR 64 yang sangat rentan terhadap serangan hama wereng. Selain itu, petani Kampung Susuk juga telah mengetahui obat dan cara yang digunakan untuk membasmi hama wereng. Hama sigundari hama sekarang adalah hama yang mulai menyerang tanaman padi milik petani sejak tahun 1995-an hingga sekarang. Jenis hama sigundari adalah keong mas Pomacea canaliculata. Petani mengatakan keong mas sebagai hama sigundari karena semenjak tahun 1995-an hingga saat ini keong mas merupakan jenis hama yang paling mengganggu dan merugikan petani. Sebelum tahun 1995, petani Kampung Susuk belum menyebut keong mas sebagai hama. Hal tersebut disebabkan karena pada saat itu jumlah keong mas yang ada di sekitar sawah milik petani masih sangat sedikit. Namun, semenjak tahun 1995 keong mas mulai mengalami perkembangbiakan yang sangat cepat dan jumlah nya semakin banyak di Kampung Susuk. Jumlah keong mas yang banyak tersebut ternyata merusak tanaman padi milik petani bahkan menyebabkan kerugian bagi petani karena memakan tanaman padi yang masih muda. Hal tersebut merupakan awal dari petani mengatakan keong mas sebagai hama di Kampung Susuk. Keong mas biasanya menyerang bibit padi yang baru ditanam hingga padi berusia 30 hari. Keong mas menyerang dengan cara memakan seluruh bagian 64 tanaman padi hingga habis baik batang maupun daun. Tanaman padi yang dimakan keong mas tersebut tidak akan bisa tumbuh kembali. Oleh karena itu, serangan hama keong mas sangat merugikan petani karena sering sekali padi yang dimakan keong mas tidak dalam jumlah yang tidak sedikit. Tanaman padi yang masih muda sangat membutuhkan air untuk pertumbuhan yang baik. Oleh karena itu, petani sangat berharap agar hujan turun pada saat tanaman padi masih berusia muda. Hal tersebut juga membuat petani menjadi dilema karena hama keong mas juga mengalami perkembangbiakan yang sangat cepat ketika musim hujan. Perkembangan hama keong mas di sekitar sawah ditandai dengan terlihatnya banyak telur keong mas yang menempel pada batang tanaman padi yang baru ditanam. Box 1 : Sejarah Munculnya Keong Mas menjadi Hama di Kampung Susuk Menurut pengakuan petani, keong mas mulai berkembang di sawah petani Kampung Susuk sekitar 15 tahun yang lalu ketika ada pihak yang ingin mengembangbiakkan keong mas untuk dijual dan dikonsumsi di sekitar wilayah Medan. Jumlah keong mas mengalami perkembangbiakan yang sangat cepat karena mengalami jumlah permintaan yang tinggi dari masyarakat. Menurut masyarakat, keong mas merupakan makanan yang sangat lezat untuk dikonsumsi dan mengandung protein yang tinggi. Namun, ternyata keong mas ini mengalami perkembangbiakan yang sangat cepat dan lambat laun masyarakat mulai merasa bosan. Akhirnya, keong mas mulai tidak laku di pasaran sedangkan jumlah keong mas terus bertambah dan berkembang. Karena jumlah keong mas tidak terkontrol lagi, maka para pengembang biak keong mas membuang keong mas ke parit-parit yang ada dan akhirnya menyebar ke areal persawahan Kampung Susuk. Sejak saat itulah keong mas menjadi hama yang sangat merugikan petani Kampung Susuk karena ternyata keong mas tersebut memakan habis tanaman padi yang baru ditanam petani terutama disaat musim hujan. 65 Telur keong mas tersebut umumnya berbentuk bulat-bulat kecil yang menyatu dalam suatu tumpukan dan berwarna merah muda. Satu ekor keong mas bisa menghasilkan satu tumpuk telur dalam jumlah yang banyak yang pada akhirnya akan berkembang menjadi keong mas dalam jumlah yang banyak. Gambar 2.1 : telur keong mas Gambar 2.2 : hama keong mas Sumber gambar : internet dan lapangan penelitian Salah seorang informan Ibu Melda mengatakan : “Dulu sebelum ada keong mas, 1 kaleng 12 kg gabah sudah cukup untuk pembibitan sawah saya seluas 4 rante 1600 meter. Namun saat ini semenjak ada keong mas, 1,5 kaleng gabah pun terkadang kurang untuk pembibitan seluas 4 rante. Hal ini disebabkan karena saya harus menyediakan bibit cadangan untuk menyisip jika ada padi yang baru ditanam dimakan keong mas. Bahkan, kadang saya juga harus mencari bibit petani yang lain karena bibit cadangan saya pun terkadang kurang karena terlalu banyak padi yang dimakan keong mas. Jika saya tidak mendapatkan bibit dari petani lain, maka saya akan mencabut beberapa anakan bibit padi yang tidak dimakan keong mas dan menanamnya ke tempat bibit padi yang telah kosong karena dimakan keong mas. Hal tersebut menyebabkan hasil panen padi nantinya tidak akan banyak.”

3.1.4.2 Klasifikasi Hama berdasarkan Ukuran Tubuh