Sumber Pengetahuan dari Kerabat

89

4.1.1 Sumber Pengetahuan dari Kerabat

Pengetahuan yang diperoleh dari kekerabatan yang masih sedarah atau geneologis diperoleh dari kakek, nenek, orang tua, saudara kandung, paman, bibi, sepupu. Pengetahuan dari hubungan pernikahan diperoleh dari suami, isteri, mertua, kakak ipar dan abang ipar. Diantara hubungan keluarga tersebut, mereka umumnya saling memberitahu tentang permasalahan pertanian yang dihadapi. Hal tersebut juga didukung karena hampir semua penduduk Kampung Susuk masih terikat dengan tali persaudaraan kerabat. Pengetahuan yang diperoleh dari hubungan kekerabatan tidak hanya sebatas tentang hama dan penyakit. Umumnya, hampir semua permasalahan tentang pertanian padi dibahas di tengah-tengah keluarga. Pengetahuan tersebut diantaranya adalah pengetahuan tentang cara-cara bertani, pemilihan bibit yang baik, tentang iklim, penggunaan pupuk dan pestisida dan tentang tanah yang subur. Hal tersebut tidak hanya dibicarakan dan dibahas ketika petani sedang berada di sawah, tetapi juga ketika petani sedang berada di rumah bahkan adakalanya ketika sedang di tempat pesta kerabat. Sebelum tahun 1990 an, para orang tua keluarga petani Kampung Susuk umumnya mengajak anak-anak mereka turut membantu ke sawah. Anak-anak mereka biasanya diajak turut ke sawah sejak dari pembibitan hingga panen padi. Dengan demikian, maka orang tua turut memberitahukan banyak hal tentang cara- cara bertani baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengetahuan secara langsung terjadi ketika orang tua dan anak sedang berada di sawah dan terjadi komunikasi. Para orang tua memberitahukan cara-cara pengelolaan tanaman padi, 90 bagaimana yang dikatakan padi yang terkena penyakit dan terserang hama dan bagaimana gejala-gejalanya. Jika ada kondisi padi yang agak aneh, maka si anak akan menanyakan hal tersebut kepada orang tua nya. Pembelajaran secara tidak langsung terjadi ketika anak dan orang tua sedang berada di rumah. Pembicaraan tentang kondisi padi di sawah terkadang dibahas ketika orang tua dan anak sedang santai berkumpul atau makan bersama di rumah. Ketika sedang berada di sawah, terkadang komunikasi antara orang tua dan anak terbatas karena mereka harus mengerjakan banyak hal di sawah dan merasa kelelahan jika banyak berbicara. Komunikasi yang terjadi di rumah umumnya mengalir begitu saja. Artinya, terkadang orang tua yang memulai pembicaraan namun tidak jarang juga anak yang memulai bertanya tanpa terencana. Pengetahuan tentang hama dan penyakit tidak terlalu banyak diberikan oleh orang tua. Hal ini disebabkan karena tanaman padi orang tua dahulu tidak terlalu banyak diserang hama dan penyakit. Bahkan, pupuk dan pestisida pun masih jarang digunakan pada masa dahulu. Namun seiring berjalannya waktu, petani mulai menghadapi serangan hama dan penyakit terhadap tanamannya. Seiring dengan bertumbuhnya anak menjadi dewasa, maka mereka sendiri yang akan lebih aktif belajar mencari tahu penyebab dan pengendalian hama dan penyakit tersebut. Setelah tahun 1999, ketika areal persawahan di Kampung Susuk mulai menyempit, anak-anak petani Kampung Susuk tidak lagi turut membantu orang tua mereka ke sawah. Saat ini , rata-rata hanya orang tua yang mengerjakan sawah 91 di Kampung Susuk. Banyak alasan yang meyebabkan orang tua Kampung Susuk tidak terlalu memaksakan anak-anak mereka tidak turut membantu ke sawah. Beberapa alasan tersebut yaitu karena areal peasawahan Kampung Susuk berada di tengah-tengah kota, sehingga para orang tua tidak mau jika anak-anak mereka terkesan tinggal di kampung-kampung. Selain itu, anak-anak Kampung Susuk juga merasa malu jika mereka harus turun ke sawah. Oleh karena itu, jarang sekali terlihat anak-anak petani Kampung Susuk yang turut ke sawah membantu orang tua. Komunikasi antara kerabat keluarga luas mengenai hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi sering juga terjadi di acara pesta keluarga. Ketika kaum ibu maupun bapak sedang berkumpul di pesta tersebut, terkadang mereka menceritakan kondisi padi yang mereka hadapi. Masing-masing petani menceritakan tentang masalah apa saja yang dihadapi oleh tanaman padi mereka. Petani juga tidak jarang menceritakan obat apa saja yang dipakai dalam mengatasi kerusakan padi tersebut dan bagaimana gejala serta pengaruhnya. Dari hasil perbincangan dan bertukar pikiran antara kerabat, setidaknya petani mendapatkan pengetahuan dari pengalaman kerabat yang lain dalam mengatasi gangguan pada tanaman padi. Beberapa kerabat ada yang mencoba pengetahuan yang diperoleh dari kerabat tersebut, namun tidak sedikit petani yang tidak mau mencoba dari apa yang telah diperbincangkan dengan para kerabat. Perbincangan tersebut dianggap hanya sebagai obrolan yang berlalu begitu saja. 92

4.1.2 Sumber Pengetahuan dari Sesama Petani