D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Seberapa Besar
Pengaruh Penggunaan Media Wayang Kartun Terhadap Keterampilan Menyimak Cerita Anak Pada Siswa Kelas III MI Jamiyyatul Khair?
E. TujuanPenelitian
Berdasarkan perumusan masalah dapat diketahui tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan Media Wayang Kartun
Terhadap Keterampilan Menyimak Cerita Anak Pada Siswa Kelas III MI Jam’iyyatul Khair.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Setelah penelitian ini dilakukan diharapkan hasilnya dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis diantaranya sebagai berikut :
1. Manfaat Teoretis
a. Sebagai sumbangan karya ilmiah bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca yang lebih luas dalam penggunaan media konkrit.
c. Sebagai acuan bagi peneliti lain yang mau menindak lanjuti kembali penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti, penelitian ini memberikan pengalaman sekaligus pengetahuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media wayang
kartun terhadap keterampilan menyimak pada siswa kelas III. b. Bagi Guru, dapat memberikan informasi tentang media pembelajaran
yang sesuai dengan materi menyimak cerita anak serta bisa meningkatkan profesionalitas guru, agar bisa memberikan pelayanan
terbaiknya pada siswa dengan memperbaiki media pembelajaran yang digunakan.
c. Bagi Siswa, Siswa merasa tertarik terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia dan termotivasi untuk mencapai pembelajaran lainnya,
menjadikan siswa mampu untuk berpikir kritis dan kreatif serta dalam mencapai hasil belajar yang tinggi.
d. Bagi Sekolah, Menciptakan dan meningkatkan kualitas pembelajaran menyimak di sekolah, digunakan sebagai arsip bagi sekolah,
digunakan untuk memotivasi guru lain dalam hal perbaikan pembelajaran dan Menumbuhkan kerjasama antar guru untuk
memperbaiki mutu pendidikan secara berkelanjutan.
7
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoretis 1. Keterampilan Menyimak Cerita Anak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
2008:1505 kata “keterampilan” berasal dari kata dasar “terampil” yang berarti cakap dalam
menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Kata keterampilan sama artinya dengan kata cekatan dan kata terampil
berarti kepandaian melakukan sesuatu pekerjaan dengan cepat dan benar.
1
Pada pembelajaran Bahasan Indonesia kita sering menyebut kata keterampilan untuk menentukan tujuan dan hasil belajar yang ingin
dicapai. Keterampilan berbahasa Indonesia mencakup keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara,
meterampilan menulis,
dan keterampilan membaca.
2
Setiap keterampilan itu erat hubungannya dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa, bahasa sesorang mencerminkan
pemikirannya semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya.
3
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbahasa merupakan kecakapan dalam berbahasa, yang terdiri dari empat
aspek yaitu menyimak, berbicara, menulis dan membaca. Keterampilan berbahasa merupakan hal penting dalam diri seseorang karena semakin
baik berbahasa maka akan terlihat baik pula cara berpikirnya. Semua keterampilan berbahasa merupakan keterampilan yang memiliki peran
tersendiri dan merupakan keterampilan berbahasa yang penting untuk
1
Soemarjadi, dkk.Pendidikan Keterampilan, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992, h.53
2
Kundaru, Saddhono dan St Y, Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia,
Bandung : Karya Putra Darwati, 2012, h. 3
3
Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 2008, h. 2
dimiliki. Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan penelitian pada keterampilan menyimak.
a. Pengertian Menyimak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002: 1066, kata menyimak berasal dari kata dasar simak yang berarti mendengarkan benar-benar apa
yang diucapkan atau yang dibaca oleh orang lain secara seksama, atau mempelajari, memeriksa dengan teliti.
Menurut Akhadiah kata menyimak dalam bahasa Indonesia memiliki kemiripan makna dengan, ‘mendengar’ dan ‘mendengarkan’. Oleh karena
itu, ketiga istilah itu sering menimbulkan kekacauan pemahaman, bahkan sering dianggap sama sehingga dipergunakan secara bergantian.
4
Moeliono menjelasakan mendengar diartikan sebagai menagkap bunyi dengan telinga. Mendengarkan berarti menagkap sesuatu dengan sungguh-
sungguh. Berbada halnya dengan menyimak berarti memperhatikan baik- baik apa yang di sampaikan atau di ucapakn dan di baca orang.
5
Menurut Djago Tarigan menyatakan bahwa: Mendengarkan adalah mendengarkan sesuatu dengan sungguh-
sungguh. Sedangkan
menyimak berarti
mendengarkan memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang.
Sehingga menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengar, mengidentifikasi, menginterpretasi bunyi bahasa kemudian
menilai hasil interprestasi makna dan menanggapi pesan yang tersirat di dalam wahana bahasa tersebut.
6
Henry Guntur Tarigan juga Menyatakan bahwa : Menyimak dapat diartikan sebagai suatu proses
kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang
disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
7
4
Kundaru dan Slamet., Op.Cit, h.8
5
Ibid
6
Djago Tarigan, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, Jakarta: Universitas Terbuka, 2005 h.2.5-2.7
7
Tarigan, Op.Cit., h.31