7. Pendelegasian wewenang adalah suatu bentuk partisipasi aktif dimana anggota
komunitas melakukan
perencanaan, implementasi,
dan monitoring. Anggota komunitas diberikan kekuasaan untuk melaksanakan
sebuah program dengan dengan cara ikut memberikan proposal bagi pelaksanaan program bahkan pengutamaan pembuatan proposal oleh
komunitas yang bersangkutan dengan program itu sendiri. 8. Pengawasan oleh komunitas, dalam tahap ini sudah terbentuk
independensi dari monitoring oleh komunitas lokal terhadap pemerintah dan perusahaaninstansi penyelenggara program. Dalam tangga partisipasi
ini, masyarakat sepenuhnya mengelola berbagai kegiatan untuk kepentingannya sendiri, yang disepakati bersama, dan tanpa campur
tangan pemerintahpihak penyelenggara program, Arstein 1969 dalam Wicaksono 2010.
2.1.4. Penghalang dan Faktor yang Kondusif Bagi Partisipasi
Bekerja dengan masyarakat lokal merupakan hal penting untuk mendorong dan mendukung partisipasi dari sebanyak mungkin orang, ada faktor-faktor yang
lebih luas dalam konteks-konteks pekerja masyarakat beroperasi yang mungkin menjadi penghalang terhadap partisipasi atau sebaliknya, membantu partisipasi.
Ada beberapa permasalahan partisipasi, yaitu bagaimana partisipasi menjadi antitesis dari nilai-nilai individualistis yang dominan, tokenisme, penunjukan
kooptasi, siapa yang berpartisipasi, dan pandangan tidak seimbang dari hak dan tanggung jawab.
Bolman 1974 dalam Ife dan Tesoriero 2006 menyarankan suatu pembedaan yang bermanfaat antara hambatan partisipasi intrinsik dan ekstrinsik.
Hambatan ekstrinsik adalah faktor-faktor yang terdapat diluar batas-batas organisasi dan disitu organisasi mungkin bisa memengaruhi tetapi jelas tidak bisa
mengontrol. Hambatan ekstrinsik terhadap partisipasi adalah konteks-konteks sosial, ekonomi, politik, dan kebudayaan yang disitu organisasi bekerja. Posisi
struktural orang-orang dalam masyarakat dapat mempengaruhi siapa yang berpartisipasi dan siapa yang tidak. Kweit dan Kweit 1981 dalam Ife dan
Tesoriero 2006 mencatat bahwa pada umumnya orang-orang dengan status
sosial ekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih berpartisipasi, orang muda kurang berpartisipasi dibandingkan orang tua. Kekuatan masyarakat dan modal
sosial yang ada dalam masyarakat juga sangat memengaruhi dalam tingkat dan efektivitas partisipasi.
Hambatan intrinsik secara umum berkaitan dengan ciri-ciri birokrasi dan profesionalisme. Organisasi mungkin tidak dapat diakses optimal oleh rakyat.
Bahasa yang digunakan oleh staf mungkin bersifat intimidasi dan mengasingkan rakyat setempat. Rakyat setempat mungkin sangat ragu-ragu untuk terlibat dalam
suatu organisasi. Mereka mungkin melihat suatu perbedaan kekuatan besar antara mereka sendiri dengan anggota suatu organisasi. Partisipasi kadang dapat
mengancam perasaan profesionalisme dari para anggota suatu organisasi, yang mungkin memercayai bahwa secara teknis mereka terlatih dan memiliki
kepakaran untuk menyelesaikan isu-isu kemasyarakatan dan jauh lebih memilih pengetahuan, terampil serta lebih berkualitas daripada orang lokal yang tidak
terlatih. Satu hambatan intrinsik kunci adalah asumsi bahwa pengetahuan profesional pakar lebih hebat dibandingkan dengan yang diketahui masyarakat
lokal. Menghargai pengetahuan lokal merupakan hal yang imperatif dan merupakan bagian dari ide perubahan dari bawah, yang pada akhirnya adalah
jantung dari pengembangan masyarakat. Hal itu memerlukan perubahan- perubahan signifikan diantara para profesional dan seakan-akan pelepasan dari
kontrol dan kekuasaan yang diberikan oleh masyarakat kepada mereka sebagai profesional. Terdapat prinsip yang mendasari yang seharusnya memandu pekerja
masyarakat untuk membangun proses-proses partisipasi yang kuat dan efektif, yang mempertimbangkan faktor-faktor penghambat dan kondusif. Prinsip tersebut
adalah membangun hubungan yang memberdayakan dengan rakyat lokal, yaitu rakyat memiliki kapasitas untuk mempengaruhi struktur dan keputusan-keputusan
yang berdampak pada kehidupan mereka dan membentuk kondisi-kondisi dimana mereka hidup.
2.1.5. Konsep dan Definisi Corporate Social Responsibility CSR